LUKA DAN LUPA

1.5K 93 3
                                    

11. LUKA DAN LUPA

"Katanya, cinta itu membuat lupa. Cinta itu membuat luka. Intinya, cinta itu membuat luka yang susah buat dilupain!"




Aku menyedot tetesan terakhir dari Nutrisari rasa Mangga milikku. Berjalan di Koridor bersama Naura minus Uchy yang sedang melakukan tugas mulia di kelas : menyontek.

"Ra, dese tau nggak sih? Eike diajakin nongki bareng makan sate padang kemarin sama Raka!"

Aku menyembur. Kok sama persis?!

"Dese kok ieuw sih, Ra! Jadi ciwi itu anggun dikit dwong, Ra! Jangan kayak banci kaleng yang doyan semburrrr!"

Beliin dia kaca!

"Ngaca dong lo, Nau!"

Aku melemparkan bekas minuman itu ke tong sampah. Sambil menyimak apa yang ingin dikatakan Naura.

"Kemarin sih, eike liat Arkano cem-ceman yei beli sate padang gitchuuu cyiiin! Belinya dua porsi, ulalala amsyong Bikini Bottom! Beliin buat siapw tuh?" dia menaik turunkan alisnya menggoda.

Dia tersenyum hina, "eike liat dese kemarin di dalam mobil Arkano kok cyiiiin! Make hoodie si babang kan yah?! Ududududuh kayak lagu Blackpink yang bombayah, cinta yei dan cing dese itu udah bombayah banget!"

Apa nih kondek Nyi Blorong ngomongnya kayak gini juga ya, di depan si Raka?

"Trus, nape lo gak samperin gue?"

Dia menggeleng. "No, ya cyiiiin! Eike syudah tidak mau menanggung resiko babang Raka lari dari radar eike kalau dia liat temen sekampretannya."

"Maksud lo, Arkano gue kampret. Gitu?"

"Ups ups upsiiii! Arkano gue? Duh, dese ngomong kayak gitu tepat banget ya cyiiin! Noh, orangnya lagi jalan ke sini. Bye-bye! Eike mau balik aja, touch-touch manjah sama Uchy!"

Naura berlalu, Arkano datang.

Dia mengiringi langkahku berjalan menuju Lab Bahasa. Diminta Pak Riswan untuk mengambil beberapa alat belajar mengajar nanti.

"Mau ke mana?"

"Lab Bahasa. Lo?" tanyaku.

"Sama," jawabnya singkat.

"Kok sama?"

"Soalnya, kita satu tujuan. Jangan ke mana-mana tanpa aku."

Oke! Tahan, Ra! Tahan!  Lo gak boleh kesemsem sama rayuan gombal cowok kece. Lo yang harus buat dia jatuh cintong. Bukan dese sendiri! Alamak, bahasa Naura nyangkut di otak.

Aku membuka pintu Lab dengan kunci yang diberikan Pak Riswan. Masuk ke dalam dan mengambil empat buah headphone untuk proses belajar nanti. Arkano mengikutiku, ia mengambil tiga headphone dari tanganku dan menyisakannya satu untukku.

"Aku yang bawa," katanya.

Aku mengangguk. Di depan Lab sepi, hanya ada kami berdua.

ARKANO [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang