KITA INI APA?

1.3K 89 1
                                    

18. KITA INI APA?

"Seorang gadis, adalah anak dari seorang ayah yang dibesarkan dan dijaga dengan baik. Lalu, tiba-tiba datang seonggok pria mengatakan, 'Bolehkah kupatahkan hatimu?'  kau pikir, si ayah akan diam saja?"

Dia sedang berdiri di lapangan. Di tengah-tengah kerumunan siswa laki-laki dengan jaket hitam bertulisankan GARUDA di punggung. Dia mengikat sebuah kain berwarna army di kepalanya. Lalu dari gesturnya terlihat jika dia sedang memberi arahan.

Dia... keren sekali.

Arkano Aldebaran, aku yang selalu jatuh cinta dengan segala engkaumu.

Tapi sikapnya yang menebar saham alias harapan pada cewek lain membuatku loyo, takut meruntuhkan kepercayaan seseorang dan juga, takut membuat hatiku sakit ketika sadar bahwa ia hanya berjuang sendiri.

Saat mata tegas itu menangkap sosokku, ia mengibaskan tangannya tak lupa berterima kasih pada kumpulan cowok-cowok tadi. Ia membubarkan kerumunan itu setelahnya dan menghampiriku.

"Ra, ngapain di sini?"

Aku memasang wajah seolah aku yang akan ikut berdemo. Dia menatapku lekat, menyelidik lebih tepatnya.

"Kamu lari ke sini? Keringetan, Ra. Ini jadwal bulanan kamu loh."

Ah, Papaaaa Kara ambyar. Kara gak kuat!

Ada sebuah sapu tangan ia keluarkan dari sakunya. Aku curiga, jika selama ini ia memasukkan tangannya ke saku itu untuk melap keringat tangannya.

Berarti sapu tangan itu...

"Gak bau, harum ini mah," celetukku spontan ketika sapu tangan itu melap keringat di dahiku.

Ketika sadar, aku menjauh. Tidak seharusnya kami dalam posisi tokoh utama cowok dan tokoh utama cewek di drama korea begini.

"Emangnya kamu mikir ini bau?" dia terkekeh, lalu memasukkan sapu tangan itu lagi ke sakunya. Tidak ada adegan menyerahkan sapu tangan itu sekalian padaku, gitu?

Menghela napas lebih dulu. Aku kembali ke mode awal. Tujuan awal dimana aku diutus dengan tugas lebih berat daripada mencari kitab suci.

"Lo gak boleh ikut demo."

Karna Iris yang minta.

"Kenapa tiba-tiba bilang gitu?"

Gue juga gak mau bilang gini. Malah gue pengen lo nangkep koruptornya trus gebukin rame-rame.

"Ya terserah gue. Ini demi kebaikan lo juga," jawabku.

Dia diam. Menghela napasnya berat lalu menggeleng, "gak bisa, Ra," katanya lembut.

Asal lo baik-baik aja sih, gue gak masalah. Yang masalah itu si cewek tongkat smapor itu. Lama-lama gue tabrak pake mobil legeng tuh orang.

Aku mengangkat kedua bahu acuh. Lalu hendak berbalik, "yaudah. Good luck ya," kataku.

Tiba-tiba dia memegang kedua bahuku, sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Tenang, jaraknya masih jauh. Ini bukan serial india.

ARKANO [COMPLETE]Where stories live. Discover now