01. Just A Friend [ft. Hinata, Shouyou]

621 61 0
                                    

Aku hanya takut apa tanggapan yang kamu berikan kalau aku mengatakan yang sesungguhnya❞—Hinata Shouyou


.

.

.


SETELAH mengetuk-ngetukkan ujung kakinya ke lantai, akhirnya (Name) berlari keluar dari rumah sambil berseru. "Aku berangkat ya!"

"Iterashai!" balas ibumu dari dalam rumah.

(Name) berlari dengan cepat, sebab dia akan terlambat masuk sekolah. Tepat di tengah jalan, seseorang menarik tangannya dan membuatnya berhenti berlari.

"Ohayou, (Name)," ucap lelaki dengan surai jingga tersebut dengan senyuman lima sentinya.

(Name) menarik napas dalam-dalam, memenuhi paru-parumu dengan oksigen, dan akhirnya membalas ucapannya. "Ohayou, Hinata-kun."

(Name) dan Hinata adalah sahabat dekat dikarenakan jarak antara rumah mereka sangat dekat, sehingga mereka saling mengenal sejak kecil. Bahkan Hinata sendiri sudah tak sungkan memanggilnya dengan nama dean. Tetapi (Name) tetap memanggilnya dengan sebutan 'Hinata'.

"Kenapa kamu berlari?" tanya Hinata.

"Sebentar lagi kita akan terlambat, tahu. Bel sebentar lagi akan berdering!" ucapmu.

Kening Hinata berkerut, dia meraih pergelangan tangan (Name) dan melihat jam tangan yang mengikat di pergelangan tangannya. Hal tersebut membuat (Name) kaget.

Hinata mengeluarkan ponselnya, dan melihat jam dari layar ponselnya. "Aku gak yakin apakah jam-mu yang salah, atau jam ponselku yang salah. Tetapi sebaiknya kita buru-buru. Ayo."

Hinata menarik tangan (Name) untuk berlari, (Name) pun ikut berlari. Walau tubuh Hinata mungil, tetapi dia dapat berlari dengan kencang. Yah, namanya juga atlit voli.

(Name) mendengus kecil kala mengingat hal itu. Dia ingat bahwa dia begitu kaget saat mendengar bahwa tim voli sekolahnya kini sedang terbang begitu tinggi―apalagi saat mengetahui bahwa Hinata merupakan pemain inti yang membuat tim mereka menjadi lebih sukses.

"Ternyata belum," ucap Hinata yang entah bagaimana napasnya masih teratur. "Ayo kita ke―" ucapan Hinata terpotong kala melihat diri (Name)

Wajahnya sudah tampak pucat karena berlari terlalu kencang. Apalagi, anemia-nya kambuh.

"(Name)? Aduh, aku lupa kamu anemia. Apa sebaiknya kita ke UKS?" Hinata memegang tangan (Name).

(Name) berpegangan pada lengannya, kakinya melemas. "I-iya. Sebaiknya kita ke UK-"

Pandangannya mengabur, dan semuanya menjadi hitam. (Name) hanya ingat seruan kaget dari Hinata. Lalu, seseorang membopongnya dengan susah payah, dan (Name) tepar di atas kasur UKS.

***

KALA (Name) membuka matamu, dia melihat wajah Hinata yang dihiasi dengan raut cemas.

"Kamu sudah bangun, (Name)?" ucap Hinata.

"Iya," balas (Name) sambil mengambil posisi duduk. Dia memegang kepalanya yang terasa pusing. "Sudah berapa lama aku pingsan?"

"Baru lima menit-an, kelas bentar lagi mau mulai. Apakah kamu mau ke kelas?" tanya Hinata. "Kamu boleh saja tiduran disini, aku bisa meminta izin."

Haikyuu!! Character × ReaderWhere stories live. Discover now