08. I Actually Feel (ft. Miya, Osamu)

426 47 3
                                    

Sesungguhnya, aku tak berani mengatakan apa yang kurasakan❞―by; Miya Osamu


.

.

.

"OSAMU," ucap (Name). "Apakah makananmu tak kebanyakan?"

"Biarkan." Lelaki bersurai hitam itu membalas. Dia menyumpitkan nasi di mangkuknya yang tampak menggunung.

"Heh, tapi nanti kamu jadi gemuk," lelaki bersurai coklat yang sangat mirip si surai hitam itu menimpali. "Nanti kamu gak bisa lompat setinggi sekarang―walau lompatanmu memang tak begitu tinggi."

"Atsumu benar!" (Name) menyumpit sebuah teriyaki dari piring si surai hitam, Osamu. "Nah, karena itu aku akan mengambil bagianmu. Itadakimasu!"

Mata Osamu melebar. "(Name)!"

"Wah, kalau begitu aku juga ambil." Kembaran Osamu, Atsumu, ikut menyumpit sebuah teriyaki dari piring Osamu.

"Kalian jangan ambil jatah makananku! Aku juga lapar, tahu!" keluh Osamu.

(Name) dan Atsumu lalu saling memberi tos. "Berhasil!"

"Kh." Osamu mengunyah nasi di dalam mulutnya, mengumpat kesal atas kelakuan (Name) dan Atsumu.

(Name) dan Atsumu kerap sekali melakukan itu, membuat Osamu marah supaya mereka dapat tertawa. Mengusili Osamu seolah telah menjadi sebuah kewajiban bagi mereka.

Hari itu, (Name) sedang bermain ke rumah si kembar. Tak terasa, makan malam pun datang. Itu alasan mengapa mereka kini berada di meja makan bertiga. Orangtua si kembar sedang tak dirumah, meninggalkan mereka bertiga.

Setelah selesai makan, mereka bertiga memutuskan untuk bermain video game.

"Tembak yang di kanan, Samu!" seru Atsumu.

"Aku ngerti!" balas Osamu, menggerak-gerakkan jempolnya di console game. "Yah, aku mati."

"Giliranku!" seru (Name), merebut console game dari Osamu dan melompat turun dari sofa. 

(Name) mulai memainkan game itu. Dan dalam dua menit, diaberhasil menembak mati dua musuh. "Ini sangat gampang, Samu. Kenapa kamu tak bisa?"

"Biasanya juga kayak gitu." Atsumu menambahkan. "Padahal ini sangat mudah. (Name) yang baru saja main sudah bisa membunuh dua musuh."

"Kalian menyebalkan!" cibir Osamu, menghempaskan tubuhnya di sofa.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka selesai bermain game. (Name) melihat ke arah jam di dinding.

"Astaga! Sudah pukul delapan!" seru (Name). Dia lalu bangkit dari tempatnya. "Atsumu, apakah kau bisa meng-"

Sebelum (Name) melanjutkan ucapannya, Atsumu menyambar handuk yang di sampirkan oleh Osamu dibahunya. Lantas, Atsumu berlari ke kamar mandi, membanting pintu dan menguncinya.

"Aku sedang mandi!! Osamu!! Tolong antarkan (Name)!!" teriak Atsumu.

***

(NAME) dan Osamu berjalan di bawah langitnya malam di bulan Desember. Udara pada bulan itu sangat dingin. Bahkan, mantel (Name) tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya.

"Dingin sekali ya," ucap (Name). 

"Hm," balas Osamu.

"Osamu?"

Haikyuu!! Character × ReaderWhere stories live. Discover now