03. Hai'i Megane-Sensei! (ft. Tsukishima, Kei)

500 54 5
                                    


Melihatnya yang sedang berjuang, tampak lucu❞―Tsukishima Kei


.

.

.

(NAME) menghelakan napasnya kala melihat kertas ujian dengan sebuah bulatan besar di dalam kotak nilai. Nilainya begitu buruk, dan dia begitu malas melihatnya.

(Name) mengacak rambut berwarna coklat terangnya. Ukh, jangan-jangan aku dipanggil sensei lagi ke kantor? benaknya.

"(Surname)-san! Kamu dipanggil sensei!" seru seseorang sembari menjengukkan kepalanya ke dalam kelas.

"Hai'i!" balas (Name).

Sudah kuduga, benak (Name).

(Name) melangkah menuju kantor guru dengan malas. Dia tahu hal seperti ini akan terjadi. Pada ujian terakhir, dari total sebelas pelajaran, (Name) sudah mendapatkan tiga pelajaran dengan angka nol, lima dengan angka dua puluh, dua dengan nilai pas-pasan, dan satu dengan nilai sembilan puluh.

Memang, dia membenci pelajaran. Dia menganggapnya tidak berguna. Itu alasan mengapa dia tak pernah serius pada apa yang diajarkan oleh para guru.

"Permisi," ucap (Name) pelan sembari berjalan masuk ke dalam kantor guru. Di dalam, wali kelas (Name) sedang berbicara kepada salah seorang teman sekelas (Name) yakni Tsukishima Kei, dia merupakan pemegang peringkat satu seangkatan.

"(Surname)-san," ucap sensei kala melihatnya.

(Name) berjalan mendekati sensei

"Begini, sensei tahu kalau nilai kamu itu sangat tidak bagus. Maka dengan itu, sensei meminta tolong Tsukishima-kun yang dapat membantumu dalam pelajaran," ucap sensei.

"Singkatnya, Tsukishima-kun menjadi tutor saya?" tanya (Name).

"Cih, aku juga gak mau tahu," gumam Tsukishima.

(Name) menoleh ke arahnya dan memberi tatapan tajam.

"Kalau begitu, kalian silahkan keluar ya. Dan Tsukishima-kun, tolong ajari (Surname)-san, ya," ucap sensei.

Mereka lalu berjalan keluar dari kantor guru, menggumamkan sebuah permisi.

"Cih, kalau begini aku gak mau tutor yang gak niat untuk mengajariku," ucap (Name), hendak berlalu. Namun, Tsukishima menahan tangannya.

"Aku harus ikut klub voli, jadi kamu harus menungguiku supaya kita belajar," tegas Tsukishima.

"Kalau aku gak mau?" (Name) membalas.

Tsukishima menyodorkan jari telunjuknya ke arah (Name), lalu dia menggesekkan jarinya di leher seolah-olah sedang memotong lehernya sendiri.

(Name) mendecak kesal. "Ya sudah, tapi aku tunggu di kelas."

"Kamu harus ikut samaku ke lapangan voli!" ucap Tsukishima lagi.

"Ha~h?" keluh (Name), melemaskan bahunya. Dia mengacak rambut coklat terangnya untuk kesekian kalinya. "Tch, ya udah."

Mereka berjalan menuju lapangan voli indoor. (Name) mendengar suara decitan yang tercipta akibat pergesekan antara sepatu dan lantai, serta suara bola yang dipukul dan memantul. Saat dia baru saja memasukki lapangan indoor, sebuah bola terlempar ke arahnya. Dan dengan sigap, Tsukishima menangkapnya.

Haikyuu!! Character × ReaderWhere stories live. Discover now