5

64 0 0
                                    


Kellisa sedang mengobrol dengan beberapa teman sekelasnya. Sosok Derry muncul di depan kursi Kellisa, membuat Kellisa yang sedang asyik mengobrol terdiam. Menatap Derry dengan tatapan bingung.

Ada apa ini? Kellisa membatin

"Sst, ada Derry!" Bisik Dwi membuyarkan lamunannya.

"Kel. Kita bisa keluar sebentar? Aku mau ngomong."

"Mau ngomong apaan?" Tanya Kelisa cuek. Dia masih mengingat kata-kata Yansen, membuat gadis itu bersikap tidak seperti biasanya di depan Derry.

"Kamu denger semua yang Yansen katakan kemarin?" Derry langsung bertanya.

Kellisa mengangguk mantap, "Nggak ada yang harus diomongin, Der. Semua udah jelas."

Ampun, dah! Sial. Jelas apaan Kel? Kamu aja belum nanya langsung, Kellisa membatin.

"Apanya yang jelas, Kel? Jangan salah paham sama aku. Aku bisa jelasin semua itu ke kamu." Suara Derry terdengar memohon.

Dwi dan Tiara hanya menyimak percakapan Kellisa dan Derry, mereka sama-sama bingung harus melakukan hal apa.

Derry menarik tangan Kellisa, mencengkramnya kuat, hendak membawa Kellisa keluar kelas.

"Ish. Apaan sih, Der!" Kellisa berusaha melepaskan tangannya,tetapi tidak bisa tenaga cowok itu terlalu kuat.

"Jangan main kasar sama cewek! Kalau dia bilang nggak mau, ya jangan dipaksa dong!" Kata seseorang dari pojok kelas. Bagas bangun dari duduknya, tatapannya dingin.

"Nggak usah ikut campur, Gas!"

"Lepasin nggak!" Perintah Bagas kemudian.

Derry tertawa meledek, "Ada apa dengan seorang Bagaskara?"

"Setauku kamu bukan tipe orang yang mau ngurusin urusan orang lain?" tambahnya membuat rahang Bagas mengeras.

"Banyak bacot kamu, Der."

"Aku nggak salahkan?" Balas Derry tak berniat menyudahi adu mulut mereka.

Bagas menarik tangan kiri Kellisa, sedangkan Derry semakin kuat menarik tangan kanan Kellisa. Siswa-siswi yang baru saja masuk ke dalam kelas ikut mengamati mereka bertiga yang kini berdiri didekat meja guru.

"Wah, adegan romansa macam apa ini?" Celetuk Wildan.

"Gas. Gas. Kamu ngapain dah pagi-pagi main tarik-tarikan gitu? Kayak bukan kamu aja, biasanya juga kamu cool." Tambah temannya yang lainnya seakan tidak percaya.

"Enak kali ya, kayak Kellisa direbutin dua cowok populer di sekolah."

"Ih, jadi ngiri sama Si Kelly. Mau juga dong, direbutin gitu!"

"Pokoknya aku tim Bagas!"

"Aku tim Derry. Kita lihat siapa yang menang."

Suara-suara di sekitarnya membuat Bagas menghela napas. "Udah mau bel masuk. Kamu pergi aja mendingan." Suara Bagas terdengar datar.

"Ogah! Kan aku udah bilang aku mau ngomong sama Kellisa."

Kellisa yang sedari tadi diam. Memandang Derry dan Bagas bergantian. "Lepasin aku! Kalian ini kenapa sih?"

Bagas menurunkan tangannya, melepaskan tangan Kellisa. Menatap Kellisa beberapa detik. Lalu, kemudian berjalan santai menuju kursinya.

"Kamu mau sampai kapan megang tanganku,Der?" Tanya Kellisa jengah.

"Sampai kamu mau dengerin penjelasan aku."

Kellisa berpikir sejenak. "Ya udah, jelasin aja ntar di taman belakang sekolah."

KellisaWhere stories live. Discover now