9

69 2 1
                                    

"Kamu nggak papa?" tanya Bagas yang melihat Kellisa mengangkat wajahnya.

"Hm. Aku mau ke kelas, Gas." Kellisa berdiri. Hendak berjalan, tetapi kemudian berbalik menengok kepada Bagas.

"Aku nggak tau kenapa, ini udah kesekian kalinya kamu bantuin aku, Gas. Makasih ya!" lanjut Kellisa.

"Iya, sama-sama." Bagas tersenyum tipis dan mengangguk.

Kellisa melambaikan tangannya.

"Kapan sih kamu sadar, Kel?" Bagas bergumam pada dirinya sendiri. "Aku harus gimana coba?"

***

Derry sedang berada di kantin. Kantin sangat ramai. Membuatnya harus menelusuri pandang, mencari kursi yang kosong.

"Ayo, Na." Derry menarik Diana yang sedang membawakan makanan.

Diana mengikuti langkah Derry. Mereka berdua duduk di depan Yansen dan Wildan.

"Kalian beneran pacaran?"

"Iya." Jawab Diana sambil tersenyum ceria.

Yansen dan Wildan saling pandang, Yansen mengerdikkan bahunya. 

"Gas?" Yansen menyapa Bagas yang tiba-tiba sudah ada di belakang Derry dan Diana.

"Hm?" Jawab Bagas dengan raut wajah dinginnya.

"Ngapain? Sini dulu. Makan disini aja, duduk aja sama kami?"

"Aku mau ngomong sama Derry."

"Hah?"

"Eh?"

Derry menoleh. Pandangan mereka bertemu. Mendadak suasana di sekitar mereka jadi aneh.

"Kalian kenapa sih?"

"Mau ngomong sama Derry." Kata Bagas penuh penekanan di setiap katanya, membuat yang lain ikut merinding ngeri. Mereka bisa merasakan tanduk Bagas mulai terlihat.

"Soal apa?" Derry menimpali. Dia beranjak dari duduknya dan berhadapan dengan Bagas.

"Penting."

"Ngomong disini aja." Sahut Derry ketus.

"Jangan disini."

"Sepenting apa sih?" Derry seakan menantang Bagas.

"Jangan disini. Mumpung aku masih sabar sama kamu."

"Kenapa? Kamu marah sama aku, Gas?"

"Hm? Kamu udah nyakitin anak orang masih bisa ketawa-ketawa disini. Kamu punya hati nggak sih, Der? Perasaan dulu kamu nggak begini amat."

"Maksud kamu siapa?"

"Kellisa."

"Terserah akulah. Emang kamu siapanya dia? Nggak usah sok jadi pahlawan deh, Gas." Derry mendorong kasar tubuh Bagas ke belakang.

Bagas menghela napas, "Aku mau ngomong baik-baik, Der."

***

Kellisa menaruh kepalanya diatas meja. Dia sama sekali tidak semangat. Jam istirahat kedua dia hanya duduk diam di kursinya.

Dwi dan Tiara tidak berani mengusiknya. Mereka tau suasana hati Kellisa sedang buruk.

"Kel. Ayo ke kantin."

"Ngapain sih?" Kellisa mengerucutkan bibirnya, tanpa menoleh sama sekali. "aku nggak nafsu makan."

"Derry sama Bagas mau kelahi."

"Hm? Hah? Kelahi? Siapa?" Tanya Kellisa panik.

Kellisa menoleh, menatap Dwi dengan tatapan terkejut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KellisaWhere stories live. Discover now