Announcement

27 3 0
                                    

"Jadi keluarga pelaku membiayai pengobatan Hari?"

"Iya, makanya kami ke US karena orang itu yang meminta," ujar Lee Dongjun, ayah Hari yang baru saja bergabung untuk makan dengan Seungwoo dan ayahnya.

Seungwoo menghela napasnya. Selama ini ia juga menyalahkan pelaku kecelakaan yang terjadi padanya dan Hari. Pelaku itu benar-benar tidak menghentikan mobilnya dan justru terus melaju tanpa menoleh pada mereka sedikitpun.

Seungwoo setidaknya lega karena mereka bertanggung jawab untuk Hari.

"Ahjussi ketemu langsung dengan orangnya?"

"Enggak," Ayahnya Hari menggeleng, "Lagipula bantuan itu dihentikan sesudah operasi kakinya Hari. Padahal ia masih harus fisioterapi. Tapi itu saja sudah sangat membantu sih,"

"Aku benar-benar baru tahu. Lalu kenapa kau menolak bantuanku, Hari Appa?" ayahnya Seungwoo ikut iba dan menyesal. Bagaimanapun, anaknya terlibat pada semua kejadian yang menimpa Hari.

"Hyung, aku tidak bisa. Waktu Hari membenci keluarga kalian saja aku tidak bisa membela siapapun. Pikiranku kemelut. Aku juga punya bisnis disana dan lumayan ramai kok. Lagipula, ada seorang anak cowok yang sering datang dan membantu kami,"

"Siapa orang itu, Ahjussi?" tanya Seungwoo.

"Cho Seungyoun. Yang ketemu denganmu di bandara, Seungwoo-ah,"

Oh, pantes dekat banget.

"Dia membantu Hari banyak hal. Bahkan mencarikan Hari pekerjaan di agensinya--"

"Sebentar, ahjussi," Seungwoo memotong pembicaraan, "Jadi maksud ahjussi, Hari kerja di agensi Seungyoun?"

Ayahnya Hari bungkam. Seungwoo masih menatap pria itu dengan penasaran. Yang ditatap justru mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ahjussi,"

"Maaf Seungwoo, tapi hanya itu yang bisa kukatakan,"

"Ahjussi--" Seungwoo memandang ayahnya Hari dengan putus asa. Kalau benar Hari bekerja di agensi Seungyoun, berarti pria itu juga menyembunyikan Hari darinya.

Kalau benar ia berada di agensi Seungyoun, ia bisa mengejarnya bahkan bisa menemuinya kemarin.

Seungwoo masih menatap ayahnya Hari putus asa. Ia begitu ingin menemui Hari. Ayahnya mengusap punggung Seungwoo perlahan, memintanya untuk bersabar.

"Dongjun, tak bisa kau beritahu saja?"

"Hari yang minta. Aku minta maaf, hyung. Lagipula kalian tidak perlu merasa bersalah lagi. Kami sudah baik-baik saja begitupun Hari,"

Ayahnya Hari lantas menyentuh tangan Seungwoo dan mengusapnya perlahan. "Maaf membuatmu tumbuh seperti ini. Tumbuh diliputi rasa bersalah. It's okay, Seungwoo-ah. Lanjutkanlah hidupmu dengan baik. Hari akan mendatangimu ketika ia siap. Percayalah,"

Seungwoo menatap sayu ke arah ayahnya Hari lantas tersenyum kecil. Apalagi yang bisa ia lakukan selain menunggu bukan?

Ponsel Seungwoo bergetar entah untuk keberapa kalinya. Ia sengaja tidak segera melihat ponselnya karena ingin bicara dengan kedua orangtuanya itu. Tapi setelah panggilan kesekian, ia membukanya. Wooseok juga mengirim pesan seakan itu adalah pesan darurat.

 Wooseok juga mengirim pesan seakan itu adalah pesan darurat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang