Mad

26 3 0
                                    

Minggu lalu jam segini cuma bisa mandangin foto Seungwoo di kamar dengan hati hancur. Kata-kata yang membuat kita selalu bersih-bersih clear search itu benar-benar kejadian di minggu awal tahun 2020.

Rasanya kayak hampa, kosong, ditambah tiba-tiba Seungwoo jadi sasaran empuk haters yang entah kenapa karena suatu rumor dan foto langsung berbalik nyerang dia dan ngatain dia egois.

Perlahan Seungwoo mulai bangkit sepertinya. Terima kasih sudah mau update di instagram!

***

Seungyoun menggeret kopernya perlahan. Dohyon hanya menatapnya sambil menyendokkan sereal kesukaannya. Abangnya sudah tidak tidur 2 hari. Kantong matanya sudah hampir sebesar kue dorayaki di hadapannya sekarang

"So, Jeju?"

"Yapp,"

"Walau kemungkinan besar ketemu mereka disana?"

Pandangan Seungyoun hanya menerawang ke arah jendela besar apartemennya. Lalu mengangguk perlahan.

Dohyon beranjak dari kursinya, lalu perlahan memeluk Seungyoun dengan erat.

"Ini salah hyung. Hari harusnya bertemu pria baik,"

Dohyon menepuk-nepuk punggungnya menenangkan. "Kau cuma manusia biasa. Pasti pernah melakukan kesalahan. Temui dia, hyung. Kau pasti bisa,"

Seungyoun mengeratkan pelukannya. Adiknya, support system nomor satunya, memeluknya dengan tulus dan penuh cinta.

"Aku akan meminta maaf dengan baik-baik. Sudah semestinya kan begitu?"

Dohyon hanya mengangguk sambil tersenyum. Matanya sampai tenggelam dibalik  pipinya yang tembam. Ia melonggarkan pelukannya lalu menatap mata abangnya lekat-lekat.

"Aku nanti menyusul. Semangat ya hyung!"

***

Seungwoo membuka pintu kamarnya dan mendapati Wooseok sedang memindah-mindah channel tv diatas kasurnya. Pria itu duduk, sikat giginya menggantung di mulutnya lalu menatap sebal ke arah Seungwoo.

"Hadeuh yang kencan sampai gak ingat waktu,"

"Sorry," Seungwoo hanya terkekeh sambil ikut duduk di kasurnya.

Dia memiringkan kepalanya sambil mencerna kata-kata Wooseok barusan.

"Kencan? Enggak ya. Yang ada kaosku penuh bekas tangisan nih lihat basah kan?" ia menunjukkan kausnya yang lembab karena menjadi tumpuan air mata wanita itu tadi.

Wooseok hanya melihatnya tidak peduli sambil terus mencari saluran tv yang ia minati. Seungwoo menepuk-nepuk sakunya untuk mengambil ponsel namun baru sadar kalau kedua kantongnya penuh. Ia menepuk dahinya.

"Ponsel Diana. Kebawa tadi lupa pas dia nitip. Aku keluar lagi ya, nganter sebentar,"

Seungwoo bergegas keluar lagi, kakinya merangsek tergesa-gesa dengan sandalnya lalu membuka pintu. Kamar wanita itu berada di pojok kanan setelah ada persimpangan. Ia baru saja akan berbelok ketika ia melihat beberapa orang ada di lorong. Ada Diana, ada Lee Dongjun ayahnya Lee Hari, ada Reina. Seungwoo mengurungkan niatnya untuk mendekatinya, ia memutuskan menunggu di balik persimpangan.

Lah kok aku menguping? batinnya bingung.

Di satu sisi ia ingin balik ke kamar dan menunggu sedikit lama untuk menemui wanita itu. Tapi di satu sisi ia ingin berada disitu. Entah kenapa.

Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Where stories live. Discover now