Curang

30 3 0
                                    

"Hari-ah! Akhirnya kau menjawab juga! Kamu yang tenang aja ya, semua akan segera selesai,"

Hari hanya melengos, ia menatap Seungwoo yang menyetir di sebelahnya, berharap ia tidak mendengar saat Seungyoun memanggil nama aslinya.

Tapi pria itu tetap fokus pada jalanan dan tidak menghiraukan Hari sama sekali.

"Aku masih di jalan, ngobrolnya nanti saja ya--"

"Kamu sama siapa? Reina barusan bilang kau nggak ada di agensi dan di rumah,"

Hari hanya melengos. "Aku sama temanku. Tenang saja, ini mau pulang,"

"Teman? Kamu nggak pernah cerita kalau punya teman di Korea,"

"Kamu juga nggak pernah bertanya kan," ujar Hari dengan dingin. Seungwoo sampai menengok ke arahnya sambil menatapnya heran.

"Hari-ah--"

"Itu benar kan? Semua yang dikatakan media."

Seungyoun terdiam. Tak mengelak pun tak mengiyakan. Hari menghela napasnya.

"Aku jadi ragu kalau pencapaianku selama ini apakah murni kerja kerasku atau kerja kerasmu melicinkan kesana kemari,"

Seungyoun diam sejenak. Mungkin terlalu kaget mendengar ucapan Hari barusan.

"Diana Lee, bukan begitu--"

"Lebih baik kamu siapkan jawaban atas semua masalah ini, Cho Seungyoun. Kututup,"

Hari menutup teleponnya sambil menghela napas panjang.

"Seungyoun?"

"Iya,"

"Dia pasti punya alasan bukan?"

Hari tidak menengok ke atah Seungwoo. Hanya menatap lurus jalanan. "Iya dan aku harus tahu apa alasannya. Biar aku tahu bagaimana besok harus berjalan di depan orang-orang yang mengkritikku sebagai artis curang,"

"Kau tahu? Karena hal ini aku jadi meragukan kemampuanku sendiri. Selama ini apa benar aku hebat? Apa benar pekerjaanku baik? Apa benar aku berbakat? Jangan-jangan semuanya hanya permainan Seungyoun supaya aku bisa jadi model seperti sekarang," lanjut Hari dengan nada sangat dingin. Hampir berdesis malah.

Mobil mereka kini sedang melintas di pinggir Sungai Han. Seungwoo tiba-tiba meminggirkan mobilnya di salah satu taman. Hari mengernyitkan dahinya sambil menatap Seungwoo.

"Okay, nggak bisa kayak gini terus deh,"

Hari menatap pria itu bingung. Seungwoo malah membuka seatbelt-nya.

"Lebih baik kau keluarkan dulu semua emosi itu. Gimana?"

Hari hanya diam, menghela napasnya. Ia mengangguk perlahan. Seungwoo keluar dari mobil lalu bergegas berjalan memutari mobilnya dan membuka pintu untuk Hari.

"Ayo! Kau butuh udara segar!"

Hari masih bergeming dan menatap Seungwoo yang mengulurkan tangannya. Ia melihat sekitar. Semburat langit senja telah muncul. Tak banyak orang disana.

Hari dengan ragu menyambut tangan Seungwoo lalu mengikuti langkahnya. Seungwoo kemudian mengajaknya menuju sebuah spot yang bisa melihat pemandangan Sungai Han secara luas.

Seungwoo masih menggenggam tangannya, perlahan tersenyum padanya.

"Mau coba teriak?"

"Eh? Teriak disini?"

"Iya. Teriak apapun. Biar lepas,"

Hari memanyunkan bibirnya. Ia takut orang-orang akan sadar mereka berada disitu. Alih-alih melepas stres malah makin stres kalau didatangi orang-orang.

Dilema Diana (Han Seungwoo AU)Where stories live. Discover now