P R O L O G

8.1K 864 101
                                    

"Mas."

Sepasang tangan kecil itu terulur, menyentuh permukaan kaos hitam pekat yang dikenakan Hyunjin. Hyunjin tidak melakukan reaksi yang berarti saat Felix beralih mengguncang bahunya kuat-kuat tidak berperikemanusiaan.

"Mas Hyunjin."

Felix menaikkan frekuensi suaranya. Bibirnya mengerut sebal. Wajah manisnya dialiri ekspresi gusar. Tangannya masih menempel pada baju Hyunjin, bergerak brutal menggoyang tubuh Hyunjin yang masih saja mendengkur halus tidak peduli keadaan.

"Mas Hyunjin! Brengsek kamu ya!"

Felix mendengus kesal keras-keras. Tangannya tidak lagi menggoyang tubuh Hyunjin, kini merambat ke pipi mulus sang kakak kandung. Felix mulai menaboki Hyunjin pipi tanpa belas kasih.

"Mas!!"

Hyunjin melenguh sekali. Tubuhnya yang terbalut kulit dingin karena terpapar udara dari AC semalaman itu bergerak pelan. Namun kedua kelereng nya tidak kunjung menampakkan diri, masih terbungkus kelopak mata lentik tanpa ada niatan untuk terbuka.

"Mas Hyunjin, Mas Hyunjin."

Felix memanggil lagi, masih menaboki pipi gembul kakak laki-lakinya. Mukanya kian kalut saja. Sebelah tangannya kembali menggoyang tubuh Hyunjin.

Bulu mata Hyunjin bergetar samar. Sebelah matanya terbuka pelan, menampilkan iris hitam yang memerah karena kantuk.

"Fel?" Suara serak khas bangun tidur membelai gendang telinga si rambut blonde.

"Mas bangun dulu, dong!"

"Kenapa?" Hyunjin masih tidak berminat membuka matanya yang lain. Ia menatap Felix lurus, melempar sorot bertanya. Ia melirik jam weker di atas nakas.

"Masih jam dua. Ayo tidur lagi. Nanti di sekolah ngantuk."

"G-gabisa tidur."

"Kenapa?" Hyunjin menguap. Ia membuka celah di antara tangan dan kakinya kemudian menuding dengan dagunya. "Mau tidur di sini?"

"E-enggak."

Hyunjin berkedip dua kali. Menilik wajah manis adiknya yang terlihat gelisah dan panik. Felix berkeringat deras, membuat piyama hijaunya melekat lembab di kulit putihnya. Mata besarnya bergerak tidak fokus.

Hyunjin membutuhkan beberapa detik hingga benar-benar menyadari apa yang terjadi pada Felix.

Hyunjin menghela nafas sebelum beringsut duduk dari ranjang yang belum sampai tiga jam ia semayami. Ia duduk, mengucek mata sejenak guna menetralkan nyeri di sana sebelum bangkit berdiri.

"Mas?"

Felix memanggil, menatap bingung pada Hyunjin yang melangkah hingga ke ambang pintu. Yang berambut kelam menoleh, tatap balik adiknya yang masih duduk di sisi ranjangnya. Hyunjin menguap lebar.

"Ayo. Kamu mau pipis tapi takut, kan?"

Felix cemberut.

"Jangan pipis di sana. Ayo. Nanti gausah balik ke kamar. Tidur sama Mas."

B R O S H I T

H y u n L i x

M a i n   C a s t s  :

• L e e   F e l i x

• H w a n g   H y u n j i n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H w a n g   H y u n j i n

• H w a n g   H y u n j i n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

here we are-!!!

here we are-!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


note : bxb. hyunlix fanfiction. menggunakan latar tempat lokal. fluff nyerempet cringe.

anyway,

mind to leave a vote or some comments? (❁´◡'❁)

Broshit [HyunLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang