0.3

5.1K 730 109
                                    

"Fel, Felix. Mau kubisikin hot nyus, ngga?"

Felix berhenti menggerogoti sempolan hangat panjang dengan gigi-gigi mungilnya. Yang berambut blonde menoleh pada Jisung di sebelah kirinya yang masih menunggu pesanan telur gulungnya matang.

Mereka sudah pulang sekolah lima belas menit yang lalu. Jisung yang kelaparan karena tidak sempat ke kantin sewaktu istirahat pun langsung menyeret Felix ke jejeran penjual kaki lima di depan sekolah mereka. Felix pun tidak menolak karena ia sedang ingin makan cireng.

Dengan ransel di punggung, botol minum gambar Spider-Man dikalungkan di leher, topi warna hitam— untuk melindungi dari sinar matahari yang selalu Hyunjin selipkan di tas— nangkring di kepala, dan plastik cireng beserta sebungkus sempolan pada tangan kiri kanan, Felix menyusuri sisi jalanan yang dipadati murid-murid sekolah mereka.

Atensi Felix yang semula hanya terfokus pada menghabiskan seplastik sempolan di genggaman dan buru-buru ngacir ke gerobak es kopyor di ujung trotoar sana langsung teralihkan ketika Jisung mencolek perutnya dan mengatakan sebaris kalimat sesat.

Jiwa-jiwa pecinta gibah di dalam diri Felix meraung-raung.

"Apa apa apa apa?" Felix memasukkan gagang sempolan kembali ke plastik dan mendekatkan telinganya dengan bibir Jisung, menunggu si tupai kecil memberitahunya topik gibahan terbaru.

"Gatau si ini bener atau engga, aku diberitahu sama Kak Seungmin." Jisung berbisik pelan sembari mengedarkan pandang ke arah lautan manusia berseragam batik hijau di sekelilingnya yang sibuk jajan, memastikan bahwa subjek yang akan dibicarakan tidak terlihat batang hidungnya.

"Loh? Kak Seungmin anak kelas 9B, bukan? Yang katanya backstreet sama anak kuliahan? Kok kamu bisa kenal dia?"

Felix mengerutkan dahi sembari sorot temannya heran. Ia menyempatkan diri untuk menggigit sempolannya lagi.

"Hush, kamu tu sukanya galfok."

Jisung mencebikkan bibir sembari menggeplak pelan bagian belakang kepala Felix. Yang ditabok mengaduh sebentar sebelum balas memukul ubun-ubun Jisung dengan raut wajah sebal.

"Sakit, tauk."

"Ih, Felix! Kamu mukulnya lebih keras!" Jisung tidak terima. Ia mengarahkan telapak tangannya, menggeplak yang berambut blonde untuk kedua kalinya.

"Kamu duluan yang mulai!" Felix makin kesal. Ia menabok batok kepala yang lebih tinggi darinya itu lagi.

"Loh, aku kan mukulnya pelan! Tapi kamu balesnya kuat banget!" Felix dipukul lagi.

"Ya terserah aku dong. Kamu sih memicu api pertengkaran duluan." Felix mengangkat tangan kecilnya lagi, hendak membalas perbuataan Jisung padanya jika saja suara abang penjual telur gulung tidak menginterupsi.

"Dek, ini telur gulungnya jadi dibeli atau enggak?"

"Jadi, Bang." Jisung nyengir sebelum meraih plastik yang disodorkan oleh abang telur gulung dan menukarnya dengan helaian uang seribuan yang sudah lecek. Jisung menoleh kembali pada Felix yang sudah sibuk dengan sempolannya.

"Lix, jadi kuberitahu hot nyus ngga?"

"Jangan tele-tele kamu. Kalau beritahu ya beritahu aja." Felix berucap dengan mulut penuh cireng isi ayam. "Tentang apa si emangnya?"

"Tentang kakakmu." Jisung menggigit telur gulungnya, sedetik setelahnya merintih sembari menjulurkan lidahnya karena masih panas.

Felix mengerutkan dahi, merasa ada yang mengganjal di dalam hati saat Jisung mengucapkan dua kata barusan. Seperti ada yang terlupa? Ah Felix tidak peduli. Gibah lebih penting.

"Kenapa sama kakak aku?"

Hyunjin itu selebgram dengan pengikut nyaris menyentuh angka satu juta. Dikenal di mana-mana atas visualnya yang sulit diterima nalar dan kecerdasannya hingga bisa diterima di UI lewat jalur SNMPTN.

Topik Hyunjin tidak lagi asing di dunia gosip sekolah Felix, bahkan dunia gosip ibukota Indonesia mulai dari anak sekolahan, mahasiswi di jenjang Perguruan tinggi, bahkan ibu-ibu kala berbelanja sayur di pagi hari.

Nama Hyunjin bukan suatu nama yang jarang disebut-sebut tiap harinya dari mulut ke mulut. Didominasi pujaan dan jeritan tertahan tentang begitu sempurnanya tiap inchi dari wajahnya, dan sebagian membicarakan desas-desus yang beredar di dunia maya saat ini.

"Kak Seungmin sudah melakukan riset bertahun-tahun untuk mengetahui fakta mengejutkan ini," Jisung gigit telur gulungnya, "Kakakmu itu homo."

"Kok gitu, sih?" Felix cemberut. Sempolan yang sudah bertengger di bibir gagal dimakan karena perkataan Jisung. "Kok ngefitnah Mas kaya gitu?"

"Soalnya... gimana ya?" Jisung berpikir sembari ketuk dagunya dengan gagang telur gulung. "Kak Hyunjin itu gapernah pacaran. Semua cewek ditolak. Bahkan Kak Isyani Saraswita aja ga diterima tembakannya."

Jisung menyebut satu penyayi pop sukses tanah air yang sedang populer akhir-akhir ini.

"Mas Hyunjin kan cuma belum nemu yang pas aja."

"Feeelll, coba sebutin apa kekurangannya Kak Isyani. Satu aja. Gaada, kan?" Jisung gemas sendiri. "Kekurangannya cuma satu. Kak Isyani itu bukan cowok. Maka dari itu Kak Seungmin bisa tarik kesimpulan kalau Kak Hyunjin itu ga normal."

"Jisung goblok! Mas Hyunjin itu normal!"

"Ga normal! Kak Hyunjin suka cowok!"

"Sini! Kuhajar kamu!"

meanwhile

"Ini Felix salah kasih tahu jam pulang sekolah atau gimana?"

Hyunjin gegoleran di dalam mobil, dengan komuk seperti ingin menangis.

hai

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

hai. chapter ini gaje banget sumpah :(

anyway,

mind to leave a vote or some comments? (❁´◡'❁)

Broshit [HyunLix]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें