duapuluh

9K 822 23
                                    

Taman di musim semi memang sangat sayang untuk di lewatkan.

Sore itu Taehyung mengajak Bong untuk sekedar berjalan-jalan di sekitar taman. Mereka berjalan pelan sambil mengayun ringan sepasang tangan yang jari-jarinya saling bertaut satu sama lain.

Entah sejak kapan hal seperti itu terjadi, tapi mereka tampak sangat alami seperti pasangan lainnya yang tengah berbahagia menikmati aroma wangi dari bunga-bunga mekar di sekitar.

Taehyung tidak tampak kaku, dan juga tidak tampak tanda-tanda penolakan sedikitpun dari Bong untuk membiarkan jari-jari tangan Taehyung merambat ke sela-sela jarinya.

"Ahjussi, bukannya sore ini harus ke Jeju?" Tanya Bong sembari menoleh ke wajah yang ia tanyai.

Hari ini Taehyung benar-benar tampan dengan rambut kelamnya, ditambah balutan kemeja putih dengan kedua sisi lengan yang sedikit di gulung naik dan tidak lupa jam tangan kulit bermerek yang selalu melingkar di pergelangannya.

"Aku bisa pergi lain kali" Jawab Taehyung yang juga sengaja menoleh, membuat wajah mereka berpapasan satu sama lain sebelum beberapa detik kemudian keduanya juga kompak saling menepiskan wajah masing-masing.
"Ada hal yang jauh lebih penting yang harus aku urus disini" lanjut Taehyung yang kali ini pandangannya tertuju lurus ke depan.

"Apa?"

"Kau..."

"Aku? Kenapa? Kenapa denganku ahjussi?"

Taehyung menarik senyum tipis ditengah pertanyaan Bong yang terdengar panik.

Gadis itu menghentikan langkahnya, lalu dengan sedikit memaksa ia melepaskan tangannya yang sedari tadi terikat dengan Taehyung.
"Ahjussi tidak akan meninggalkanku lagi kan?"
Ya...tentusaja kejadian di menara Seoul malam itu tak akan pernah Bong lupakan, sejak hari itu ia selalu mewanti-wanti jika saja si ahjussi kembali ingin membuangnya.

Kembali Taehyung tersenyum dengan satu dua suara kekehan, lalu memutar tubuhnya ke arah gadis itu.
"Tentusaja tidak, aku tidak lagi punya alasan untuk melakukannya. Lagipula taman ini dekat dari rumah, kau tetap bisa pulang sendiri sekalipun aku meninggalkanmu."

Menolak jadi gelandangan, Taehyung diam-diam berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak lagi akan mengulangi tindakan bodohnya itu.
Yaa...alasan utama pasti karena malam itu Jimin mengancam akan mengambil kembali investasinya yang hampir sebesar 80% dari bar elit juga restoran yang dikelola atas nama Taehyung di pulau Jeju.

Itu satu-satunya sumber kehidupan mewah seorang Kim Taehyung dan Jika saja Jimin benar-benar menarik investasinya, maka usahanya tidak akan lagi bisa berjalan lancar.

"Tapi tetap saja--" gadis itu mencebik sedikit kesal

"Bong-ah..." kembali Taehyung menjangkau tangan Bong, mengaitkan kembali jemari mereka seperti semula, lalu melanjutkan lagi perjalanan yang sempat tertunda, menyusuri jalanan taman yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang tengah mekar.
"Apa kau merindukan keluargamu? Maksudku-, kau ingin bertemu keluargamu bukan?"

Gadis itu menggeleng ringan tanpa ragu, sukses membuat Taehyung mengerutkan dahi tidak percaya akan jawaban yang ia dapat.

"Tidak ahjussi, aku bahkan tidak tahu siapa keluargaku, seperti apa mereka, apa aku benar-benar memiliki keluarga atau tidak. Lalu siapa yang harus aku rindukan?"

"Lalu kau tidak ingin mencari tahu lebih jauh? Siapa keluargamu, darimana kau berasal, siapa namamu yang sebenarnya dan juga bagaimana kau bisa seperti sekarang. Kau tidak ingin tahu?"

Gadis itu mengulas senyum tipis  sembari melempar helaan.
"Aku baik-baik saja ahjussi, bagiku ahjussi sendiri sudah seperti keluarga, jadi aku tidak butuh yang lain lagi, atau--" Bong tiba-tiba saja melirik tajam ke arah Taehyung.
"Apa ahjussi keberatan menampungku di rumah ahjussi?"

"Ahjussi!" || K T H✅Where stories live. Discover now