tigapuluhempat

6.6K 654 26
                                    

"Ini hari terakhir pemakaman ya? Kau akan kesana?" Tanya Jimin yang barusaja lewat di depan kamar Taehyung, pintu kamar itu dibiarkan terbuka begitu saja hingga menampakkan sosok gagah yang tengah merapikan diri di depan cermin.

"Ooh, tapi aku akan ke kantor dulu, ada baberapa urusan yang harus diselesaikan" jawab Taehyung yang barusaja keluar sembari memastikan kembali dasinya terpasang rapi, lalu laki-laki itu beralih ke mini bar tak jauh dari ruangbtengah berniat untuk menyeduh secangkir kopi.
"Haaahhh..." Taehyung menghela berat, "bagaimana kalau aku melakukan kesalahan? Aku tidak tahu apa aku bisa menjalankan perusahaan sebesar itu, apalagi sekarang ketua Song sudah tiada. Aiisshh...seharusnya aku tidak melakukan ini sejak awal."

Jimin tergelak, mengambil posisi nyaman di sudut sofa dengan cangkir hangat yang berisi susu cokelat di dalamnya, ah...Jimin tidak suka kopi, lebih tepatnya ia tidak bisa minum kopi karena memiliki lambung yang sedikit sensitif.
"Anieyo, kau pasti bisa Taehyung-ah, aku sangat mengenalmu dan tidak ada yang tidak bisa kau lakukan" tukasnya sambil melempar salah satu bantal sofa ke arah Jungkook yang tengah melayari alam mimpi.

"AIIISSSHHH HYUNG!!"

"Pindahlah ke kamar, kau bisa masuk angin kalau tidur disini"

"Aiishhhh...Jinjja," Jungkookpun bangun sembari mendengus kesal, memeluk kembali guling miliknya lalu berjalan dengan langkah linglung menuju kamar.
"Tahu begini kenapa tidak membiarkanku tidur di kamar sejak semalam?" Ocehnya pelan setengah sadar sembari menguap. "Lihat saja, kalau aku mendapatkan uangku kembali, aku bersumpah akan pindah dari sini."

"Ciiihh...bocah itu benar-benar..." Jimin tersenyum puas sembari menggeleng pelan setelah mendapati wajah kesal Jungkook yang menurutnya begitu menggemaskan. Begitu juga dengan Taehyung, bagi mereka menggoda Jungkook hampir sama menyenangkannya seperti menggoda seorang gadis.

***

Melelahkan pastinya, Taehyung menghabiskan hampir sepuluh jam waktunya di kantor, mencoba mempelajari sendiri beberapa hal yang berhubungan dengan JB Group.
Dapat dilihat, raut lelah terpancar begitu jelas di wajahnya, ditambah lagi dengan keadaan luka perut yang belum sepenuhnya pulih.

Malam itu, setelah menyantap makan malam seorang diri di sebuah restoran barbeque pinggir jalan, Taehyung rupanya tidak langsung pulang ke apartemen, laki-laki itu memutuskan untuk mengemudi sedikit lebih jauh berbekal dua porsi barbeque yang telah di kemas rapi oleh si pemilik restoran.

Begitu sampai di tempat tujuan, Taehyung keluar dari mobilnya, ia pun sempat menghela nafas sejenak, memandang betapa besar dan megahnya kediaman milik mendiang Song, namun juga betapa sunyi dan pilunya  tinggal seorang diri tanpa didampingi keluarga di mansion mewah ini.

Ah, Song Ji Woo yang malang.

Sekali lagi Taehyung menghela berat lalu memutuskan untuk masuk tanpa mengetuk ataupun memencet bel terlebih dahulu, ia hanya khawatir jika saja Song Ji Woo sedang beristirahat dan akan terganggu dengan kedatangannya.

Tepat saja, Taehyung mendapati bibi Han di sofa ruang tamu, wanita paruh baya dengan paras lembut keibuan itu lantas menautkan jari telunjuknya ke arah bibir, memberi isyarat kepada Taehyung untuk tidak bersuara lalu sejenak bibi Han mengalihkan pandangan ke arah Song Ji Woo yang tengah terlelap di pangkuannya.

"Apa dia barusaja tertidur ahjuma?" Tanya Taehyung setengah berbisik sembari meletakkan beberapa tentengannya  di meja.

"Sekitar setengah jam yang lalu tuan, saya tidak tega membangunkannya." Jawab bibi Han setengah canggung karena tidak bisa berdiri dan menyapa dengan pantas kepada tuannya.

"Ahh..dia pasti lelah..." Taehyung mengambil posisi berlutut di dekat sofa, dan lantas mengulas senyum tipis sembari memandang wajah gadis itu dari dekat. "Aigoo...apa dia menangis seharian? Lihatlah...dia pasti akan begitu membenci matanya yang bengkak saat terbangun besok pagi"

"Ahjussi!" || K T H✅Where stories live. Discover now