nothing

2.7K 455 11
                                    

Lisa capek. Capek banget. Pertama karena dia lagi fokus tugas akhir. Kedua karena pacarnya gak jelas. Hubungan mereka gak jelas dan ini berdampak sama fokus Lisa. Nangis? Sampai udah capek dan akhirnya cuma bisa ketawa doang.

Kalau ditanya mau putus atau enggak, Lisa sebenarnya masih bimbang. Hanya saja, ia tak suka digantung seperti ini. Akhirnya hari ini dia bertemu juga dengan pacarnya. Mereka berhadapan, bukan menatap mata tetapi meja.

"Gimana tugas akhirnya?" Tanya Jungkook, membuka pembicaraan.

Lisa memutar sedotan, membiarkan suara es berada dengan cangkir terdengar. "Awalnya lancar."

"Terus?" Tanya Jungkook, penasaran. Meski sedikit banyak ia paham.

Lisa menghela, masih menunduk. "Tapi gara-gara ada yang labil jadi ilang fokus aku." Kali ini ia mendongak, menatap Jungkook langsung. "Jadi, hubungan ini mau gimana? Aku capek putus nyambung."

Jungkook diam. Ia menghela napas, berat. "Aku mau putus."

"Oke. Alasannya?" Tuntut Lisa. Ia menatap Jungkook dengan tangan terlipat di atas meja. "Kasih alasan yang jelas. Kamu bukan anak kecil. Toh bikin tugas akhir pun ada rumusan masalah. Udah gede, hubungan ini juga gak sebentar kok. Kasih aku alasan yang jelas."

Lisa memperhatikan bagaimana Jungkook terlihat resah. Sudah pasti mencari alasan. "Kalau kamu gak bisa, biar aku yang kasih alasan." Gadis itu langsung mengeluarkan amplop dari tasnya dan memberikannya pada Jungkook. "Satu, kamu selingkuh, entah udah berapa kali. Padahal pas balikan katanya mau berubah."

Dengan jelas raut wajah Jungkook berubah. "Dua, kamu gak cuma chat tapi sampe liburan bareng. Enak ya ke Puncak berduaan? Anget?"

"Ya makanya aku ke Puncak buat mencari udara segar dan kehangatan." Menyahut dia akhirnya. Lisa ketawa, dalam hati teriak brengsek.

"Tiga, aku capek. Inget 'kan kemarin aku bilang kalo kita putus dengan alasan yang sama lagi, aku gak akan mau balik. Cukup. Cukup kebodohan aku ngulang selama ini sama kamu." Ujar Lisa, ia menatap Jungkook. Lisa begitu benci pada tatapan tak bersalah itu. Seakan memang itu yang Jungkook tunggu.

Lisa ketawa, menertawai kebodohannya. "Gila sih, bego banget gue ngabisin waktu buat orang kaya lo." Ia berhenti sejenak, menatap Jungkook lama. "Gimana? Alasan gue berterima gak ke lo?"

Ada jeda cukup lama sampai akhirnya Jungkook mengangguk. "Iya, Lis. Maaf."

Lisa langsung menggeleng. "Gak usah karena kata maaf lo gak ada maknanya." Ia mengulurkan tangannya, "makasih udah ngajarin gue kalau kesempatan kedua begitu berharga untuk diberikan ke orang yang bikin terluka. Terutama dengan luka yang sama. Makasih karena udah ngajarin soal percaya."

Jungkook menerima uluran tangan Lisa. "Kali ini gue gak akan jadi cewek bodoh lagi." Setelah itu Lisa berdiri, ia menaruh dua paperback besar dan kotak di atas meja. "Sisanya udah gue kirim ke rumah lo. Itu semua barang lo dan barang yang gue terima dari lo. I owe you nothing."

Lisa tersenyum, kali ini lebih tulus. "Semoga lo bahagia dan berhenti menyebar luka."

Kemudian ia melangkah keluar kafe. Meninggalkan Jungkook yang hanya bisa diam menatap barang di depannya. Rasanya hampa.

💀💀💀

Walk in like a model
Walk out like a queen
Njay
-amel

bittersweetWhere stories live. Discover now