0.2. kim woo seok

834 67 0
                                    

"Jadi males~ Batalin aja ya, Seok? Kita pergi jalan-jalan berdua aja, hm?"

Kamu lempar hpmu ke dashboard mobil sambil narik pelan kemeja Wooseok yang menatapmu tenang.

Wooseok beralih natap kafe outdoor itu, matanya fokus ke arah meja besar yang ditempati teman-teman reunimu.

Padahal kamu udah semangat banget dari H-3 pengen ke acara reuni pake dress yang sengaja kamu jahit sendiri. Tapi waktu denger kabar kalo ternyata temen yang paling kamu hindari, Chaewon juga datang,  kamu jadi males dan badmood.

"Seok, udah yuk balik aja. Kita pergi berdua kemanapun, deh. Daripada aku harus disana dengerin bacotan dia yang gak berguna itu."

Wooseok genggam tangan kamu, "Itu kan hanya masa lalu, sayang. Mungkin dia udah banyak berubahnya, siapa yang tau? Masa kamu diundang 13 temenmu, malah gak mau datang karna 1 orang itu?"

Kamu menghela kasar sembari natap kafe outdoor yang udah rame itu.

Wooseok nangkup pipi kamu, "Gak masalah kalo kamu emang gak mau, kita ngedate aja berdua sesuai yang kamu mau. Ada film bioskop yang bagus banget hari ini. Tapi, kalo kamu dicap temen yang sombong, jangan bawa-bawa aku, ya?"

Kamu ngepoutin bibir, "Wooseok ih~"

Setelah berkali-kali mikir, kalian pun nyamperin acara reuni kamu. Kamu udah menguatkan hatimu supaya tidak ada hal yang tidak menyenangkan terjadi disana.

Begitu kamu dateng, semua nyambut kamu senang. Termasuk Chaewon. Beberapa teman-temanmu ada yang bawa pasangan, suami, bahkan anak-anak mereka yang lucu.

Semua berjalan dengan baik, asal kamu gak berkomunikasi sama Chaewon.

Sampai saat selesai makan siang, kamu dan Wooseok ikut bergabung di satu meja besar dengan teman-temanmu yang lain sambil merhatiin live music di panggung mini kafe outdoor itu.

Wooseok sendiri sibuk menyuapkan sepotong buah-buahan ke mulutmu, sambil berbicara santai ke kamu.

"Kak Wooseok ya namanya? Kakak gak mau ikutan nyanyi di panggung? Pasangan pasangan kita yang lain udah ambil giliran, tuh." Mendadak Chaewon buka suara dan menatap kalian berdua.

Kamu yang jawab setelah Wooseok liat kamu bingung, "Harus ya? Suaranya gak sebagus itu, kok. Nanti yang ada gendang telinga kalian pecah."

Disampingmu, Wooseok menatap tak terima.

"Ya gak papa kali. Kan semua laki-laki disini udah nyanyi, giliran dong dia yang nyanyi. Aku punya firasat suaranya bagus."

Kamu memutarkan bola matamu, "Kan gue udah-"

"It's oke. Kalo itu yang kalian mau, saya ke depan." Wooseok bangun dari duduknya sambil natap kamu yang udah geleng geleng kepala, habis itu cium kepalamu sekilas dan pergi ke panggung.

Kamu udah badmood dibuatnya. Ngapain sih Wooseok mau aja?

"Gue perhatiin, cowo lo romatis banget. Iri gue nih. Kapan gue dapat cowo modelan cowo lo?"

"Langgeng langgeng ya kalian. aku tunggu deh undangannya hehehe.."

Kamu cuma bisa senyum manis nanggepin omongan temen temen kamu.

Sementara di depan sana, Wooseok mulai melantunkan Perfect nya Ed Sheeran.

"Aduh, lagunya lagu romantis lagi. Bahagia banget gue kalo jadi lo."

"Pacar lo udah ganteng, jago nyanyi lagi. Bersyukur banyak-banyak lo dapetin modelan macam dia,"

Kamu cuma cengengesan gak tau mau nanggapinnya gimana.

Pas kamu liat ke arah dia, ternyata dia juga natap ke arahmu, dan sempet-sempetnya mengedipkan matanya ke arahmu, bikin temen-temenmu bersorak heboh.

"Darling, you look perfect.. tonight,"

"Gue gak ngerti lagi, beruntung banget sih lo. Lo nemu Wooseok dimana, sih?"

"Gue tanya deh ke kalian semua, siapa sih yang ga iri? Gua kasih penghargaan,"

Lagi-lagi kamu cengengesan gak jelas.

Sewaktu Wooseok selesai dan balik ke meja kalian, kamu minta ijin sama temen temenmu buat ngobrol berdua sama Wooseok.

"Kenapa, yang? Ada yang perlu kamu omongin?"

Kamu langsung ngelipat tangan di dada, "Kamu kenapa sih tadi mau aja disuruh nyanyi? Lagu romantis lagi."

"Tapi suka juga, kan?" Wooseok naikkin alisnya menggodamu.

"Biasa aja tuh. Temen temenku pada naksir sama kamu jadinya."

"Ya biarin, emang gue pikirin?"

Kamu cebik kesal, "Aku digodain terus tau gara-gara kamu nyanyi lagu romantis."

"Lah kan emang niatnya aku mau nyanyiin buat kamu."

Kamu langsung blushing tanpa aba-aba.

"Eh eh, pipinya.. yaampun, sayang. stop deh gemesin gini.."

"Apaan sih, Seok."

Wooseom nangkup pipi kamu, "Yaudah ayo balik lagi. Kita pulang lebih awal, mau? Nonton film? Ngedate di rooftop?"

Kamu sumringah, "Mau!!"

"Semangat banget sih. Yaiyalah semangat kan berduaan sama pacar yang paling romantis dan ganteng."

"Wooseok apaan sih~"

"Bentar deh, ternyata kamu cantik banget ya pake gaun itu.." Wooseok menatapmu dari atas ke bawah sambil terkagum kagum.

Kamu jadi sok pede dan ngibasin rambutmu ke belakang, "Iya, dong. Siapa dulu yang buat gaunnya."

"Tukang jahit."

"Ih, kan idenya dari aku. Tukang jahit cuma bantu dikit doang."

"Dikit darimana, sayang? Kalo gak dijahit mana bisa jadi gaun. Harusnya yang berkontribusi besar itu tukang jahitnya."

"Ah tau deh. Males debat sama kamu."

"Loh emangnya aku salah, ya?"

"Gak tau sana kamu balik aja duluan."

"Kamu mau ngapain disini sendirian?"

"Mau tau aja, sana sana."

"Yaudah." dan Wooseok benar-benar balik badan buat ninggalin kamu sendirian.

"Wooseok ih!"

"Kenapa?" Wooseok menatapmu lagi.

"Kok aku ditinggal?"

"Ya kamu ngusir aku tadi."

"Kan pura pura.." rengekmu sambil menghentakkan kaki di tanah.

Wooseok tertawa kecil, "Iya udah sini.."

Kamu berjalan ke arah Wooseok dan gandeng tangan Wooseok yang udah ancang-ancang lebih dulu.

x1 imagineWhere stories live. Discover now