0.2. song hyung jun

420 35 0
                                    

"Wah, cantik banget.."

Kamu melongo ngeliat pemandangan indahnya lautan dari jendela mobil Hyungjun yang kacanya sengaja kamu buka, sekalian menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpamu.

Hyungjun menoleh ke arahmu dan lautan yang terbentang luas disana, "Mau kesana atau danau, nih?"

Kamu sontak menatap Hyungjun, "Dua duanya, boleh?"

"Kalo dua-duanya mau didatangin, keburu gelap karna ini udah kesorean. Emangnya kamu gak papa gelap gelapan? Mungkin kita ke danau dulu, baru laut. Laut kalo malam juga bagus, kok."

Kamu ngepout sambil natap lautan lagi, "Yaudah kita ke danau aja. Yang dibutuhkan dokumentasimu kan danau, bukan laut."

"Kalo kamu pengen banget ke laut, kita bisa kesana besok, sayang. Sambil bakar-bakar, mau?"

Matamu langsung berbinar, "Seriusan?! Mau mau!! Pasti seru banget bakar bakar ikan, ayam, atau jagung.."

Hyungjun tertawa kecil dan mengusak rambutmu pelan, "Nanti sehabis dari danau kita prepare semuanya, ya? Biar besok langsung berangkat."

"Siap!!" jawabmu sambil memasang gerak hormat ke Hyungjun.

Hyungjun pun tiba-tiba nyodorin kamera lensanya ke kamu, "Coba foto lautnya, sayang."

"Tapi kan aku gak pernah bagus kalo ambil foto, Njun.."

"Gak apa-apa, udah foto aja."

Kamu pun akhirnya mengabadikan pemandangan lautan itu dengan kamera lensanya Hyungjun, entah bagus apa justru sangat buruk, hanya Hyungjun yang bisa nilai fotomu.

Dan sampailah kalian di tujuan. Dari sewaktu di mobil, kamu gak berhenti takjub karna selain ini pertama kalinya kamu liat danau, banyak tempat-tempat indah di sekitar danau itu. Begitu turun dari mobil pun, kamu langsung pergi ke segala arah ninggalin Hyungjun yang kewalahan ngikutin kamu.

"Pelan pelan jalannya, dong. Disini banyak bebatuan, kamu gak takut kesandung apa?" gerutu Hyungjun sambil setengah ngos-ngosan.

Kamu yang lagi mau ke rumah pohon di tepi danau itu langsung noleh ke Hyungjun, "Kan bebatuan, bukan kerikil. Cuma orang bodoh yang mau kesandung bebatuan sebesar badanmu, Njun."

"Iya tapi jalannya hati-hati, sayang."

"Boleh naik kesana, gak? Keliatannya kalo liat danau dari atas sana pasti bakal bagus banget. Yuk, Njun."

"Sayang, kamu gak baca papannya? Itu ditulis besar DILARANG NAIK KE ATAS loh, pake cat merah menyala lagi."

"Biarin aja lah, kan gak ada siapa siapa juga disini. Penjaga danaunya pun gak ada. Ayolah, Njun. Aku pengen naik kesana.."

Setelah susah payah membujuk Hyungjun yang sama keras kepalanya denganmu, akhirnya kalian pun berhasil naik ke rumah pohon itu.

Kamu terlalu senang sampai gak sadar Hyungjun diam diam udah jepret kamu pake kamera lensanya. Entah kali keberapa, yang jelas selagi kamu menikmati angin-angin dengan senyuman terbaikmu, Hyungjun pun gak melewatkan profilmu.

"Ih, Hyungjun~ Kok kamu fotoin aku diam diam gitu, sih?"

"Kenapa memangnya? Gak boleh?"

Kamu langsung ngangguk, "Gak boleh kalo belum aku kasih izin."

"Ya makanya kamu jangan cantik-cantik. Masa cuma diem gitu aja cantik,"

Pipimu memerah akibat ucapan Hyungjun, "Terus kamu udah selesai foto danaunya buat dokumentasi?"

"Belum."

"Yaudah foto, lah. Dari sini kan pemandangannya bagus."

Hyungjun melihat jam tangannya, "Bentar lagi matahari terbenam, aku mau ambil pas langitnya warna oranye. Biar lebih aesthetic, hehe.."

"Wah boleh juga tuh. Emm.. Yaudah sini gantian aku yang foto kamu. Biar bisa kamu post di highlight juga."

"Emangnya kamu bisa bikin foto yang jernih? Tadi kamu fotonya burem semua, loh."

Kamu mencebik kesal, "Ya pake kamera hp aja, gak usah kamera lensamu itu. Kok repot."

Hyungjun tertawa dan mengeluarkan hp dari sakunya, "Sini deketan,"

Kamu pun mendekat dan tangan Hyungjun tergerak merangkulmu, ternyata Hyungjun mengajakmu berswafoto.

Selagi kalian sibuk berdebat tentang efek efek lucu di kamera Instagram, suara lonceng es krim membuyarkan perdebatan kalian, matamu langsung berbinar menatap gerobak es krim yang jaraknya terbilang masih jauh.

"Es krim, Njun!!" teriakmu sambil memukul mukul bahu Hyungjun.

"Aduh-duh~ Iya bentar aku turun.." Hyungjun kewalahan dengan pukulanmu yang terlalu semangat itu.

Maka dengan gesit Hyungjun melangkah turun dari rumah pohon, apalagi saat melihat kemana arahnya pergi tukang es krim, yang jelas bukan ke arah kalian.

Bahkan dengan teriakanmu saja gak cukup membuat tukang es krimnya menoleh. Belum lagi drama Hyungjun yang entah tiba tiba menubruk batu besar, yang jelas terpampang nyata batu itu hanya diam di tempat tapi Hyungjun menabraknya.

"Astaga.." kamu dengan cepat menyusul Hyungjun yang udah meringis kesakitan.

"Njun.. Apanya yang sakit? Apa yang sakit?"

Hyungjun memegang erat pergelangan kakinya, "Keseleo.. Aduh.."

Kamu menggeleng pelan dan membuka sepatu High Conversenya Hyungjun, langsung menampilkan pergelangan kaki Hyungjun yang udah membiru, "Emm.. Yaudah kita ke mobil dulu, aku cari rumah sakit terdekat dari sini."

"Ngapain ke rumah sakit, yang.."

"Ya ini gimana kakimu keseleo, loh."

"Udah gak papa.. Es krimnya? Kamu kan pengen es krim. Mana tukang es krimnya? Bentar aku cari dulu-Aw.."

Kamu menatap Hyungjun kesal, "Es krim apanya, sih? Kakimu udah keseleo gini, masih sempet sempetnya mikirin es krim. Lagian gimana ceritanya sih kamu nabrak batu yang sebesar badanmu ini, batunya gaib apa gimana sampe kamu gak liat ada batu besar disini."

"Ayang jangan ngomel dong.. Sakit nih kaki aku.."

Kamu menghela pelan, "Yaudah, sekarang kita pergi ke mobil dulu. Gak mungkin kan kamu mau rebahan disini terus?"

"Terus dokumentasiku gimana, yang?"

Kamu menepuk jidatmu dan matamu langsung mengarah ke danau, "Njun, liat deh."

Hyungjun menoleh dan menganga lebar begitu melihat langit di atas danau yang berwarna oranye keunguan, kalian gak pernah kepikiran ada warna seperti ini tadinya.

Dengan cepat Hyungjun mengambil kamera lensanya dan memotret beberapa kali dengan baik, "Beautiful view.."

Kamu ngangguk ngangguk sambil menoyor pelan Hyungjun, "Fotonya udah, kan? Udah ayo kita ke mobil, sekarang."

"Eits.. Disini aja, sayang. Aku masih pengen nikmati suasana ini,"

Kamu mendecak pelan, "Yah, aku bisa apa.. Aku juga pengen disini sampe mataharinya bener bener ilang."

x1 imagineWhere stories live. Discover now