3.2K 451 40
                                    

- We're a mess,
You and I
But the truth is,
You captivate me in ways
No soul ever will -

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

Changbin tertawa kelewat kencang setelah mendengar cerita Mino tentang Felix

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Changbin tertawa kelewat kencang setelah mendengar cerita Mino tentang Felix.

Felixnya yang takut dan memutuskan untuk berhenti melakukan pendekatan dengan Changbin.

Ah, Felixnya?

Kekehan kembali keluar dari belah bibir Changbin.

"Heh, ngapain lo nyengir-nyengir?" Mino menepuk pundak Changbin, mengembalikan pikiran Changbin yang tadi sempat terlempar memikirkan Felix, kembali lagi ke dalam dunia nyatanya.

Dimana bukan Felix yang saat ini berdiri didepannya, melainkan Mino dengan kerutan di dahi.

"Apasih? Bacot bener, heran!"

Changbin berbalik, memunggungi Mino yang masih sibuk berceloteh tentang lucunya Felix saat lelaki manis itu berkata ingin membatalkan niatnya mendekati Changbin.

Meskipun kelihatannya Changbin mengabaikan Mino, tapi telinga Changbin aktif mendengar rentetan kalimat yang dilontarkan Mino.

Cerita tentang Felixnya.

Felixnya yang lucu dan terlampau polos.

Duh, hati Changbin menghangat.

"BANGSAT, GUE NGEBACOT BEGINI NGGA DIDENGERIN SAMA SEKALI?"

•_•

Bibir merah muda Felix mengerucut sebal. Matanya menatap nyalang tetesan air hujan yang turun dan membiasi kemeja putihnya.

Langit kelabu, dan Jisung pulang terlebih dulu. Menjadi perpaduan menyebalkan yang Felix benci setengah mati.

Felix merapatkan tubuh ke sudut tembok saat angin dingin menerpa dirinya. Tangan mungil Felix saling bertaut, menyalurkan rasa dingin terhadap masing-masing jari.

Puk

Jaket levis yang kebesaran hingga dikepala Felix. Felix mendongak, untuk melihat siapa pelakunya.  Mata Felix membelalak lebar, itu Changbin.

Changbin menatap datar sosok Felix yang mungil. Felix menciut, takut karna mata Changbin yang kelewat pekat seolah hendak bersaing dengan langit malam.

"Udah tau musim hujan, tapi ngga ada persiapan bawa jaket." Ketus Changbin.

Jantung Felix kembali berdebar kencang, meronta hebat saat suara berat dan dalam Changbin terdengar.

"Lupa kak." Changbin mendengus, "Sama jaket aja lupa, apalagi sama gue ya?" Gumamnya.

"Hah? Kakak ngomong apa?"

Tangan Changbin terangkat menarik pipi yang lebih muda hingga terlihat ruam merah dari daerah yang dicubit.

Felix diam, tubuhnya mendadak berhenti bekerja.

Changbin,

Changbin baru saja menyentuhnya.

Oh my

"Sakit tau!" Gerutuan terlontar akibat rasa malu yang terlalu pelak. Felix mengerucutkan bibir sebal, menatap nyalang Changbin yang saat ini tengah tertawa.

Ada jeda yang tercipta ketika Felix memutuskan untuk membiarkan Changbin selesai dengan tawanya. Kedua mata Felix berbinar melihat sudut mata Changbin yang berkedut akibat tawa yang ia cipta.

Felix tertegun

Changbin, kenapa setampan ini?

Berikutnya Felix kembali dibuat membeku sewaktu Changbin mengulurkan tangan kanannya yang besar padanya, serta seuntai kalimat perintah yang Demi Tuhan bisa buat Felix mati berdiri dicekik rasa tidak percaya

"Pulang sama gue, ngga nerima penolakan."

Dia bisa apa saat Changbin menarik lembut pergelangan tangannya dan membawanya ke mobil hitam Changbin yang terparkir tak jauh dari tempat dia berteduh tadi?

•_•

TBC
A/N

PART INI DIBUAT ATAS RASA SENANG KARNA KAMBEKNYA ANAK-ANAK

JANGAN LUPA STREAMING LEVANTER WOI

HALCYON || Changlix√ [DISCONTINUE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora