3.1K 430 16
                                    

- I know everything happens for a reason, but sometimes I wish I knew what the reason was -

•_•

Felix selalu benci seseorang yang ia rasa memiliki kekuatan lebih dari dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Felix selalu benci seseorang yang ia rasa memiliki kekuatan lebih dari dirinya.

Dia tidak suka merasakan efek 'tertekan'.

Tapi ini Changbin,

Lelaki yang berhasil mencuri perhatiannya, bahkan di awal mereka bertemu.

Sosok yang berhasil membuat Felix tidak bisa berkutik lantas melempar protes,

Karna pancaran 'dominan' nya.

Felix merasa kecil. Tapi anehnya dia suka. Aura dominasi Changbin sama sekali tak membuatnya resah. Malah dia ingin lagi, lagi, dan lagi.

Changbin begitu kuat.

Sampai-sampai jantung Felix tidak mampu menahan debarannya sendiri. Dia bersumpah, seumur hidupnya, baru kali ini Felix merasa nyaman dengan aura mendominasi dari seseorang.

Dan orang itu Changbin.

---

Mobil yang dikendarai Changbin melaju dengan kecepatan sedang. Didalam, kedua insan yang secara biologisnya jantan, terpekur menikmati alunan lembut dari music player yang sengaja Changbin pilihkan lagu mellow kesukaannya.

Disebelah Changbin, Felix duduk tegang. Rona wajahnya pucat, tapi bukan karena sakit.

Melainkan takut salah bertindak dan membuat Changbin risih.

"Lix, u okay?" Changbin bertanya sembari melirik Felix lewat sudut mata.

Felix gagap, terkejut sebentar sebelum menjawab, "Iya kak, Felix baik."

Changbin mengangguk. Kembali fokus pada jalanan sore yang terasa kosong. Hal itu dimanfaatkan Felix untuk meredam degupan jantungnya yang melaju secepat roket setelah ia mendengar suara berat Changbin.

Tangannya bertaut gelisah, pertanda si Tuan sedang kalut luar biasa.

Changbin tau Felix gugup. Tapi dia terlalu bodoh untuk memulai cakap-cakap. Maka dari itu dia berusaha keras memutar akal, guna temukan topik yang ia rasa dapat meredakan atmosfir canggung yang ada.

"Lo udah lama temenan sama Jisung?"

Yang ditanya menoleh takut-takut, dahinya sedikit berkerut, "Ngga juga sih, kami baru ketemu di SMA."

Kepala Changbin terangguk, "Tapi lo udah kenal sama Mino kan? Pacar Jisung."

"Kenal, tapi ngga terlalu dekat. Kita cuma ngobrol kalo lagi makan di kantin doang. Selebihnya paling sebatas nyapa."

"Lo tau ngga Mino sohib gue dari orok?"

"Ngg-"

Wait, what?

Mino sahabat Changbin?

L-loh, apa iya Mino udah bilang ke Changbin kalau dia yang minta biodata Changbin dan berniat untuk ngedeketin Changbin?

Pipi Felix kontan bersemu merah.

Perutnya mendadak mulas mengingat tadi siang dia berkata jujur pada Mino bahwa dia ingin melakukan pendekatan dengan Changbin.

Tapi kan Felix ngga tau Mino sahabat Changbin.

Jisung juga ngga cerita.

Felix minta bantuan Mino buat nyariin biodata Changbin karna Mino anak osis. Jadi Felix pikir Mino pasti kenal banyak orang.

Arghhh, gimana ini?

"Felix? Ngelamunin apa sih?" Changbin mengarahkan lambaian tangannya yang bebas ke depan wajah Felix.

Felix tersenyum dipaksakan, menatap Changbin lamat-lamat, lalu membuang pandangan.

"Ngga ada kak, hehe. Oh iya, nanti didepan ketemu rumah warna gading, itu rumah Felix kak." Ujar Felix mengalihkan pembicaraan.

Changbin iya-iya saja, dan obrolan berhenti disana.

Mobil Changbin akhirnya tiba di depan rumah yang Felix maksud. Lajunya perlahan berhenti, tepat digerbang rumah.

Felix buru-buru melepas seatbelt yang melingkari tubuhnya. Meraih ransel, dan melihat ke arah Changbin.

"Makasih ya kak, udah mau nebengin Felix balik. Felix keluar dulu ya?" Felix, tanpa menunggu balasan Changbin, membuka pintu mobil serta membantingnya cukup keras.

Tubuh mungil Felix seolah melayang saat ia berlari. Felix membuka gerbang rumahnya, lalu menutup asal-asalan.

Itu semua tidak luput dari perhatian Changbin.

Kerutan samar terukir di dahinya, bingung atas sikap Felix yang mendadak seperti orang yang sengaja menghindari sesuatu.

Terlalu mencolok dan terburu-buru.

Di lain tempat, Felix memegangi dadanya yang berdebar kencang sekali. Nafasnya ngos-ngosan, bersandar pada salah satu tiang putih penyangga rumah.

"Sial, jangan-jangan alasan Kak Changbin nganterin Felix pulang karena dia udah tau rahasia Felix. Kak Mino pasti udah cerita ke Kak Changbin kalo Felix suka sama dia. Aduh, gimana ini?"

HALCYON

•_•

TBC
A/N

Apdet uy,

Kali ini tepat waktu, wkwkwk

HALCYON || Changlix√ [DISCONTINUE]Where stories live. Discover now