🌁 35. Manusia berencana, Tuhan menentukan

2.8K 577 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










“Pa! Papa jawab yang jujur dong Mama ke mana! Ini udah lima bulan lebih Mama nggak di rumah!” Hangyul ngamuk sejadi-jadinya, dia kesal karena setiap dia nanya Mamanya ke mana pasti Seungyoun selalu jawab dengan kalimat yang nggak jelas.

“Bilang, nggak tau lagi! Hangyul minggat dari rumah nih! Kalau perlu aku susulin Mama ke rumah Eyang dan buktiin sendiri kalau Mama beneran di sana!”

“Ya ampun, Bang... Jangan gini dong. Mama kamu masih belum mau balik. Kalau mau video call aja udah, nih, Papa pinjemin hape.” Bujuk Seungyoun mengeluarkan ponsel, menyodorkannya pada si putra kedua.

Hari ini sebenarnya bukan hari libur, tapi karena Hangyul yang tiba-tiba demam, jadi deh ini bocah selentitif izin dulu, Yohan sama adeknya yang paling bontot sih jelas sekolah.

Udah sakit gini si Hangyul bukannya diem malah makin beringas. Gini nih kalau mewarisi 99% keturunan Silvia. Kalau sakit langsung berubah jadi Hulk jadi-jadian.

“Nggak! Hangyul gak butuh hapenya Papa! Hangyul mau Mama! Mamaaaaaaa!”

“Eh, Ya Allah... Kenapa malah nangis sih, Gyul?” Seungyoun jadi puyeng sendiri deh. Punya anak tiga aja udah repot, ini gimana ceritanya kalau dia nambah anak lagi? Bisa-bisa runtuh beneran rumah dan jiwa raga Seungyoun. BERAT.

“Ini nih ayo obatnya diminum dulu.”

“Nggak mau! Hangyul maunya Mama! Bukan obat!”

“Mama nggak di sini, Gyul. Nurut sama Papa sekali aja bisa, kan? Ini obatnya diminum.”

Moh!” Tolak Hangyul merosot, menutup kepalanya dengan selimut.

Bibir Seungyoun komat-kamit, lumayan frustasi dengan kelakuan Hangyul.

“Mama belum bisa pulang ke sini, Gyul.”

“Hangyul mau Mama! Mama! Mama! Mama! Mamaaaaaaa!”

Pintu kamar Hangyul tiba-tiba terbuka lebar, buat Hangyul yang tadinya merengek langsung diam. Bahkan sendok obat yang dipegang Seungyoun pun jadi jatuh, buat sirup obat yang ada di atas sana bercecer di lantai kamar.

“Mamaaaaaaa!” Seru Hangyul melompat turun dari kasurnya, menerjang sosok Silvia yang ada di ambang pintu kamar dengan ekspresi cemasnya.

“Mama kemana aja? Kok Mama tega sih ninggalin aku sama Papa? Papa nyebelin tau, Ma. Tiap aku tanyain Mama di mana pasti Papa jawabnya nggak jelas.”

Silvia balas memeluk putranya, sebelah tangan naik menyentuh dahi Hangyul. “Kamu demam, Bang?”

Seungyoun, dia yang masih di atas kasur itu malah tampak konsen dengan satu titik. Bukan wajah Silvia, tapi ke perutnya.







- sᴏɴ ɪɴ ʟᴀᴡ -







“Abang tidur, ya? Biar cepet sembuh.” Titah Silvia, mengusap puncak kepala putranya.

Hangyul mengangguk, lalu perlahan memejamkan matanya, menuruti perintah sang Mama.

Silvia mengecup sayang kening putranya, kemudian bangkit dari tepi ranjang dan keluar kamar.

Baru saja dia keluar dari kamar si kembar, Seungyoun malah langsung membawa Silvia agak menjauh dari kamar anak mereka.

“K-kamu kok pulang?”

“...”

“Perut kamu... Perut kamu..”

“...”

“Anak kita?”

Silvia merunduk, tak mampu memandang sang suami. “S-stillbirth..”

Stillbirth??”

“Mereka... Meninggal dalam kandungan..”

“Ha? Kamu bercanda, kan??” Seungyoun mengguncang pundak Silvia.

Kedua tangan Silvia meremat samping bahan rok selututnya. Bahunya bergetar hebat, isakan pelan mulai terdengar dari mulutnya.

“Sil, bilang ke aku kalau kamu cuma bercanda.”

Pundak Silvia bergetar, air matanya jatuh tak sanggup menjawab ucapan suaminya.

“K-kenapa kamu nggak nelpon aku? Kenapa kamu nggak ngasih kabar ke aku?! Aku udah bilang kan dari awal kamu mau nginep di rumah Papa, kalau ada apa-apa sama kamu, atau kamu pendarahan lagi, harusnya kamu nelpon aku. Ngasih kabar ke aku dan bukannya... Bukan... Kamu pulang—” Kedua tangan Seungyoun lepas dari pundak Silvia, air mata yang sedari ia tahan jatuh bersamaan dengan rasa sesak di dadanya.

“Yeji... Minju...” Lirih Seungyoun, terjongkok di lantai, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

───── ◦ ─────

Saturday, December 7, 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saturday, December 7, 2019

NOTE:

The most shortest part in this story.

Kenapa calon anak mereka Yeji dan Minju?

1. Yeji, karena dia mirip Seungyoun.

2. Minju, karena mata dia mirip sama Hangyul, dan ya, dia harusnya mirip sama Silvia.

3. Mereka berdua harusnya kembar fraternal kaya dua abangnya; Yohan Hangyul.

Yang nggak tau stillbirth;

Yang nggak tau stillbirth;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SON-IN-LAW ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang