15. (Not) Crazy

2.9K 328 12
                                    

Masalahnya bukan hanya di aku saja, tetapi kamu juga.

🍃🌺🍃

Ada satu hal yang paling Nandara benci di dunia ini, yaitu ketika barang-barang tuanya dibuang begitu saja. Baginya, benda-benda tua itu seharusnya tidak dibuang sembarangan atau dimusnahkan. Masalahnya, Papa Ren adalah orang yang paling sulit ditangani. Papanya itu sedikit aneh. Melihat benda-benda aneh sedikit saja langsung dijual ke tukang loak.

Lain dengan sifat sang papa, Nandara memilih untuk menyimpan benda-benda seperti itu. Bahkan ia rela membelinya dari beberapa tukang loak atau toko antik. Tidak heran jika kamarnya bernuansa vintage. Tidak seperti gadis-gadis lain pada umumnya yang menyukai warna cerah, Nandara lebih suka warna-warna yang terkesan kuno.

Seperti biasa, kebiasaan Nandara saat sedang dalam suasana hati yang buruk adalah dengan mendekam di kamar selama berjam-jam. Yang kebih mengerikannya lagi, Nandara menghabiskan waktunya untuk belajar. Dengan tanda kutip 'memaksakan diri'. Ia membaca sebanyak yang ia mau, menghapalnya seperti orang tidak waras, dan terakhir akan tepar di kasur karena pingsan seharian tidak makan.

Sejak kecil, Nandara sulit untuk mengungkapkan isi hatinya pada orang lain. Sehingga tidak heran jika ia memiliki sekardus besar buku harian. Herannya, untuk kedua kalinya Nandara mengungkapkan isi hatinya. Pertama, ia sudah melakukan hal itu pada saat Papa Ren menyuruhnya pergi ke Malaysia. Hingga membuatnya ingin membunuh diri.

Ini yang kedua kalinya. Namun, Nandara tidak pernah sespontan ini. Ia sendiri bahkan kaget dengan ucapannya. Ia bahkan merendahkan dirinya hanya untuk memiliki orang itu.

Yang lebih lucu adalah ketika seorang Nandara yang terkenal dengan kehidupan terlalu mandirinya itu malah menginginkan seseorang untuk tinggal di sisinya. Ia belum telat menyadari perasaan itu. Tapi kenapa Xilon malah membuat Nandara semakin dilema dengan keputusannya?

Nandara ingin berjuang. Tapi ia mulai abu-abu. Tidak menemukan titik terang apakah perjuangannya sampai di sini saja atau tidak. Mungkin ... menyerah saja. Secepat itu?

Mungkin.

"Cari dan temukan."

Nandara tersenyum tipis pada seorang wanita tua yang duduk di meja kasir. Wanita itu membalas senyumannya.

Nandara mulai memasuki lorong-lorong rak yang berisikan benda-benda kuno. Masih sama seperti saat pertama kali ia ke sana. Sayangnya, sama seperti sebelumnya tidak ada yang menarik di mata Nandara.

Nandara tidak tahu sudah berapa lama ia menghabiskan waktu untuk mencari benda-benda unik yang mungkin bisa dikoleksinya. Karena lelah, ia berpikir untuk pulang saja. Namun, hatinya tergerak untuk melakukan beberapa percakapan dengan wanita tua itu.

Nandara menarik sebuah kursi lalu duduk di depan wanita tua yang sedang mengerjakan sesuatu.

"Ib--"

"Madam. Panggil aku Madam," potong wanita tua itu lalu tersenyum.

"Oh, ok. Madam. Sedang mengerjakan apa?" tanya Nandara kepo.

Nandara mencoba menebak apa yang sedang dilakukan wanita itu. Yang ia lihat di atas meja kasir itu adalah sebotol cairan dan kelopak-kelopak bunga kering yang berhamburan. Wanita itu memasukkan segenggam kelopak itu ke dalam tiap-tiap botol.

Jasmine Addict (Tamat)Where stories live. Discover now