7. Musik

10.3K 1.5K 115
                                    

Setelah kejadian kemarin malam, gue langsung tidur. Soalnya yang lain juga udah pada tidur. Kecuali Renjun, dia katanya mau begadang. Gue gak tau mau ngapain.

Pagi ini, hari dimana gue dibagi raport semester 1. Sebelum lulus, gue harus Ranking pokoknya. Kalau gak, siap-siap aja di ceramahin. Kayak tahun kemarin.

"Ra, nih raport lo." Kata kak Doyoung, lalu dia menyodorkan raport nya ke gue.

Soalnya Raport nya harus dibawa sama orangtua, tapi karena mama gue sibuk jadi sama kak Doyoung.

"Bagus gak nilai rara?" tanya gue.

"Liat aja sendiri. Anjlok nilai lo." ketusnya.

Gue menghela nafas. Terus buka raport nya, Gila sih. Nilai gue kebanyakan B. Sisanya C. Dan parahnya A cuma 1.

Gue cengengesan. "Seneng gue segini juga, hehe."

Kak Doyoung terkekeh. "Gue mau tahu reaksi Renjun gimana."

"Lha, jangan kasih tau ya kak. Renjun susah-susah ajarin gue pelajaran matematika, ekonomi, dan yang lainnya, tapi gue ngecewain dia." ujar gue.

"Oh iya kak. Btw, gue ranking berapa?" tambah gue.

"Lo ngarep banget dek, lo gak masuk 10 besar. Contoh tuh Ryujin, dia masuk 5 besar. Lha lo? malah ranking 13." ucapnya.

Sudah kuduga. Anak orang lain bakal dijadiin sasaran ceramah buat gue. Di puji lagi. Apalah daya gue yang cuma diam diceramahi.

"Hm."

"Kakak ke atas dulu."

"Hm." Sumpah gue jadi bt banget sama kak Doyoung.

Kak Doyoung pergi ke kamarnya, gue masih mematung disini. Pengen banget main tapi gak punya temen di daerah sini, huhu. Renjun dari tadi juga gak keliatan batang hidungnya. Gue samperin aja deh ke kamarnya.

"Jun.."

Tok tok tok

Gak ada jawaban, jadi gue masuk aja ke kamarnya. Gue masuk juga sepi.
Ternyata Renjun lagi di balkonnya sambil mainin gitarnya. Gue terpana melihat dia. Gue diem diambang pintu kamarnya mendengar dia nyanyi.

Ada hati yang termanis dan penuh cinta
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi
Tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu

"Ra, ngapain disitu?" tanyanya yang menyadari keberadaan gue.

Shit, gue ketauan.

Gue cengengesan. Terus nyamperin Renjun dan ngambil kursi buat duduk di sampingnya —di balkon.

"Kok udahan sih nyanyinya? Enak tau, suara lo bagus." ujar gue.

"Gimana kalau gue yang main gitarnya, lo yang nyanyi nya,"

Gue menolak mentah-mentah. "Suara gue jelek, ntar kaca di rumah lo pada pecah Jun."

Renjun tertawa, terus geleng-geleng kepala. "Coba aja dulu, mau lagu apa?"

"Jika?"

Renjun mengangguk. Dia mulai memetik gitarnya, dan gue juga mulai menyanyi. Gue menikmati setiap petikan gitarnya.

Jika teringat tentang dikau
Jauh dimata dekat dihati
Sempat terfikir tuk kembali
Walau beda akan kujalani
Tak ada niat untuk selamanya pergi
Jika teringat tentang dikau
Jauh dimata dekat dihati
Apakah sama yang ku rasa
Ingin jumpa walau ada segan
Tak ada niat untuk berpisah denganmu...

Fierce • Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang