25. Obat

7K 849 21
                                    

hai
maaf ya kalau revisi nya satu-satu, soalnya aku lagi kelas online dan tugas juga mulai numpuk jadi aku revisi nya satu-satu. maaf ya T_T

Happy reading

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Makasih Renjun, suara lo bagus," ucap gue.

Renjun tersenyum, "Sama-sama,"

"Oh ya, mama gue nggak kesini ya?"

"Gue udah telfon  mama lo kok, katanya pulang kerja nanti langsung kesini." ujarnya, gue mengangguk lega.

klek

SaeRon masuk, dia membawa makanan untuk Renjun. "Nih makan dulu," titahnya.

"Makasih ya." balas Renjun.

Gue memperhatikan interaksi antara Renjun dan Saeron, gue masih gak nyangka kalau mereka berdua itu adik kakak.

"Mau gak, Ra?" Tanya Renjun.

Gue menggeleng. "Lo makan aja," Renjun mengangguk, dan mulai melahap makanannya.

"SaeRon, gimana rasanya punya kakak kaya Renjun? Nyebelin gak?" tanya gue.

Renjun yang denger itu langsung batuk-batuk, keselek. "Lebay lo Jun, hahaha" ucap gue.

Renjun melotot. Mampus gue. "Gue kan nanya sama Saeron Jun, bukan ke lo."

SaeRon ikut tertawa, "Udah udah." dia berjalan dan duduk di kursi dekat Renjun.

"Pertanyaan lo bikin gue keselek," gerutu Renjun.

Gue melotot. "Apa hubungannya!?" Renjun gak menjawab, malah melanjutkan makannya.

"SaeRon, jawab pertanyaan gue sebelumnya dong,"

"Punya kakak kaya Renjun ya? Em, baik sih, perhatian pastinya, dan... GALAK." ucap Saeron lalu melirik Renjun.

"Nah itu iya bener! Fakta! 100%" seru gue.

"Tapi galaknya itu buat kebaikan juga sih, mungkin Renjun niatnya baik buat kita gak lalai dalam melakukan sesuatu. Contohnya .... Mandi, tidur, belajar, makan." ujar SaeRon.

Gue berfikir, ternyata Renjun melakukan itu juga ke SaeRon, bukan hanya ke gue. "Ohh, iya." gue mengangguk. "Kata dokter, gue gak kenapa-kenapa kan?" tambah gue.

Fierce • Renjun [✓]Where stories live. Discover now