HeeB - Blank

45.8K 2K 208
                                    

Siang itu adalah jam istirahat. Siswa pada umumnya akan pergi untuk makan di kantin ataupun membawanya ke dalam kelas. Namun, sebagian dari kelas 11-2 memilih untuk menyantap makan siangnya di dalam kelas.

Begitu pula dengan Heeseung yang masih sibuk menatap kotak bekalnya yang kini terbuka secara gamblang. Terlihat rebusan sayur dan dua buah telur yang direbus juga.

"Sangat suka sayur ya?" Sunghoon tetiba saja muncul dari belakang, kemudian duduk di depan Heeseung. Berhasil menyadarkan pria tersebut dari lamunannya untuk mulai memakan bekalnya.

"Favoritku," ucap Heeseung meski lawan bicaranya sudah sangat paham tentang dirinya yang maniak sayuran. Heeseung menyantap makanan tersebut dengan kehambaran yang memenuhi mulutnya.

Baru saja melahap habis sebutir telur, pria tersebut menghentikan makannya. Mencerna apa yang sedang terjadi pada dirinya kala ini. Pasalnya ia merasakan jika perasaannya mengkhawatirkan sesuatu hal yang Heeseung tidak tahu apa itu.

Sunghoon menatap kawannya yang tiba-tiba mematung sambil menggigit kulit di sekitar jarinya. "Hei, cepat habiskan makan mu, pelajaran dimulai tujuh menit lagi."

Sekali lagi Heeseung tersadar untuk kembali memakan makan siangnya. Meski terlihat keganjalan, Sunghoon terlalu malu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Sebab kebanyakan lelaki tidak peka terhadap hal seperti itu. Namun, terkecuali Sunghoon yang sebenarnya tahu ada yang tidak beres tetapi rasa penasarannya terpatahkan oleh "standar lelaki berperilaku" di dalam otaknya.

Tentang "seharusnya" lelaki tidak terlalu banyak bertanya dan "seharusnya" lain yang mengendalikan Sunghoon menanggapi.

Ini adalah sebuah fakta yang Heeseung sendiri tidak mengetahuinya. Perihal segala hal yang sudah terbiasa pria itu sembunyikan hingga ia tidak dapat membedakan mana yang menjadi kesenangannya ataupun bukan. Berilah satu pertanyaan sederhana seperti "Apa kau baik-baik saja?"

"Apa maksudmu?" Itulah jawaban yang keluar ketika teman wanita Heeseung menanyakan hal tersebut karena melihatnya terdiam duduk di bawah pohon sekitar 10 menit lalu sambari menggigti jari.

Tepatnya lima menit usai bel pulang berbunyi. Melihat dari jawaban Heeseung tersebut, dapat ditebak jika pria itupun tidak dapat menjawab pertanyaan semacam Apa hobi mu?

Sang wanita yang sudah menjadi temannya selain Sunghoon sejak tahun lalu tersebut melirik jemari Heeseung yang kini ada beberapa yang berdarah.

Heeseung yang sadar jika temannya tersebut memperhatikan segera menyembunyikan jari-jarinya. "Sepertinya aku menggigitnya terlalu dalam."

"Jangan terlalu sering menggigit jari hingga berdarah," Wanita tersebut menjejeri Heeseung duduk. "Kau tahu ada beberapa kasus orang yang meninggal dunia gara-gara menggigit jari?"

Heeseung menunduk menatap jemarinya yang kini ada bercak darah yang mengering. Ia merenung, bukan pasal perkataan temannya itu, namun karena perasaan siang tadi kembali muncul.

Heeseung mengkhawatirkan sesuatu, jika ditanya iapun tidak tahu sedang mencemaskan apa. Jantungnya berdetak tidak karuan.

Bukan pula karena dirinya menyukai wanita yang menjadi teman baiknya satu tahun terakhir itu. Tetap saja Heeseung tak akan bisa memberikan sebuah jawaban.

Waktu seakan berjalan begitu cepat. Heeseung yang saat ini sedang berada di meja belajarnya melirik kalender yang sudah semakin dekat dengan bulatan merah sebagai penanda tanggal mulainya ujian kenaikan kelas.

Pria tersebut meremas rambutnya sendiri ketika pikirannya tidak bisa fokus dengan buku yang sedari tadi berada di hadapannya.

Ia merasa jika pikirannya tidak terisi dengan materi yang diajarkan oleh guru di sekolah maupun di tempat kursus. Heeseung memilih untuk mengulang materi yang sudah diajarkan dalam tiga bulan terakhir di sebuah video bimbingan Online.

Heebreath | HeeseungWhere stories live. Discover now