HeeB : Fallin in Love

34.9K 1.8K 83
                                    

Persidangan tidak berjalan lancar, baik dari pihak Ibu ataupun pihak Ayah. Sejujurnya kepala keluarga itu sudah sangat yakin akan memenangkan hak asuh atas diriku. Namun, dia lupa jika 100% keputusan ada di siapa. Bukan pada  pengacara, jaksa, ataupun hakim yang merupakan rekan kerjanya, melainkan padaku.

Ayahku mengajukan pengunduran sidang hingga minggu depan. Alasannya karena aku dengan serta merta memberitahu jika hak asuh ku berikan pada Ibu. Sidang sungguh ditunda sesuai keinginan Ayah.

Aku sedang berada  di dalam markas rahasia yang kemarin Jake dan tiga temannya tunjukan padaku. Secara ajaib usai istirahat waktu itu aku dan Jake semakin lengket. Di kelas selanjutnya kami saling mengangkat tangan menjawab pertanyaan dan menyangkal  pendapat guru.

Dia menikmatinya, terlihat senyum yang merekah dengan bangga. Namun, aku? Entahlah aku tidak tahu. Pikiranku begitu kacau, aku terlalu takut menderita. Sehingga untuk mengurangi penderitaan sebaiknya aku jangan bahagia terlalu meluap.

"Heeseung?!"

Ah lupa, aku kemari bukan untuk melamun. Melainkan membahas tentang LCC bersama Jake. Siapa sangka kami akan mewakili sekolah untuk ajang LCC bulan depan.

"Kau bisa pelajari materi phase satu dan tiga, untuk dua dan empat serahkan padaku," jelas Jake memberitahu mana materi yang termasuk phase satu dan tiga.

Aku memperhatikan jemarinya menunjuk daftar isi yang harus dipelajari untuk satu bulan ke depan. "Ini tidak mudah, tapi lakukan saja semampu mu."

Gerakan dia terhenti saat akan meraih tumpukan buku setinggi tiga jengkal orang dewasa. Terlihat dirinya mengacak rambut secara frustasi.

"Aku melupakan buku untuk menunjang materi mu," Jake memasang wajah menyesal. "Maaf, bisakah kamu ke perpustakaan dan cari beberapa buku ini?"

Dia menyerahkanku secarik kertas berwarna kuning. Dengan membaca sekilas aku tahu jika ada 15 buku yang harus diambil. Tidak perlu waktu lama diriku sudah berada di dalam perpustakaan yang sepi seperti terakhir kali aku kemari. Karena markasnya berada tepat di belakang perpustakaan jadi hanya butuh satu menit untuk sampai kemari.

Rak buku  berwarna yang mulai luntur menjadi bukti berapa lama tempat itu berdiri. Meskipun sepi pengunjung, namun penjaganya tidak malas merawat tempat tersebut. Terbukti dengan minimnya debu pada buku dan sudut plafon yang bebas dari sarang.

Suara dengkuran sang penjaga perpustakaan terdengar samar menandakan jika ia kelelahan merawat perpustakaan seorang diri. Aroma buku menelisik hidung saat diriku mulai menjelajah tiap rak di sana. 

Selain wangi buku, secara mengejutkan aku juga mencium aroma lain. Aku menoleh dan mendapati sosok wanita berambut lurus sepinggang. Matanya yang indah dan dia memakai seragam dengan bagian ujung yang sengaja diikat membuat bagian dada nya terlihat jelas. 

Aroma basah dari alam semerbak muncul darinya. Ia baru saja lewat dari belakangku dan sekarang berada di samping untuk menata dua tumpuk buku kembali pada raknya. 

Dia menyadari keberadaanku dan mulai menyapa membuatku tersadar. Sial, aku menatapnya cukup lama. Mengabaikan sapaan darinya aku menjauh dari sana, karena sangat gugup lulutku sempat membentur ujung meja.

Setelah sekitar 10 menit mencari 15 buku yang tanpa aku duga ternyata sudah Jake tumpuk di pojok ruangan. Tempat di mana pertama kali aku singgah bersama Jake. Tumpukan buku yang pertama aku lihat sudah hilang dari pojok sana. Menyisakan 15 buku tertumpuk, kalian pasti tahu  buku apa itu.

Aku memastikan kembali jika buku-buku tersebut tepat dan tidak kurang. Disela-sela fokus mencocokkan daftar dengan judul buku, wangi alam sehabis hujan kembali datang. Diriku menyadari jika jantung ini berdetak lebih cepat.

"Jadi itu milikmu? Aku penasaran siapa yang berminat dengan buku tebal seperti itu," sosoknya duduk di bangku depanku, kini rambutnya sudah terikat.

"Kata Miss ada satu buku yang masih dipinjam murid kelas 11, jadi aku hanya mencari 14."

Tatapan ku  beralih padanya, memastikan kembali apakah perkataannya benar?. "Aku sedang dihukum guru bahasa karena tidak mengerjakan tugas," jelasnya.

Artinya dugaanku perihal buku ini yang ditumpuk oleh Jake telah salah, karena yang mencari dan menumpuknya adalah gadis dengan aroma segar dari tubuhnya. Aku harus berhenti membahas aromanya.

"Terimakasih," sulit  mengatakan ini karena sangat gugup.

"Siapa namamu?"

"Heeseung," jawabku tanpa menatapnya. Aku pura-pura sibuk dengan buku-buku ini.

"Salam kenal aku Kazuha, kau sudah ada pacar?"

Aku mengangguk untuk informasi namanya, tapi saat kalimat terakhir terucap aku langsung menggeleng. Dia terkekeh, pasti karena tingkah bodohku. Setelahnya aku tidak lagi mendengar tanda-tanda keberadaannya.

Untuk memastikan apakah wanita tersebut baik-baik saja, aku menoleh memeriksa. Tubuhku terhempas menjauh saat melihat Kazuha ada di depan wajah ku secara tiba-tiba. Nafasku terdengar jelas karena terkejut.

"Kau mengejutkan ku," ucapku sambil memejamkan mata agar detak jantung ku kembali normal.

"Sepulang sekolah aku ada latihan Cheerleaders untuk tim basket, kalau sempat bisakah kamu melihatku?" Sifat yang terang-terangan mendominasi dirinya.

Mendengar ajakan mendadak dari wanita yang baru dikenal membuatku ragu.  Hening sekian lama hanya untuk mendengar jawaban dariku. Aku memikirkan kesempatan yang dimaksud. 

Ia terlihat canggung saat ajakannya lama tidak ada jawaban. Terlihat dari helaan nafasnya yang menarik nafas belaka tanpa menghembuskannya. Kazuha berdiri dari posisinya bersama senyuman tipis yang kaku.

"Maaf membuatmu tidak nyaman, soal tadi lupakan saja."

"Kazuha!" Panggilku ikut berdiri ketika melihat dia hendak pergi dari tempat. "Aku ada audisi basket sepulang sekolah."

Ekspresinya berubah dengan mudah. Usai mendengar informasi tersebut, wajahnya dipenuhi oleh senyum bahagia. Kemudian dia mengangguk sopan sebelum akhirnya izin untuk pergi mendahului. Penampilannya yang urak-urakan dan terlalu terbuka tidak mencerminkan perilaku halusnya.

Katakan saja aku gila, sebab sebelumnya sudah ku tolak mentah-mentah  ajakan menjadi bagian dari tim basket. Namun kini, kenapa Kazuha jadi mengontrolku tanpa disadari.

tbc...

Kazuha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kazuha

Heebreath | HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang