HeeB - Everything Not Gonna Be Okay

45.1K 1.8K 24
                                    

Semuanya kacau, ibuku tahu jika diriku membolos kursus selama dua minggu terakhir. Telepon yang tadi berdering adalah dari ibuku.

Hal paling bodoh yang aku lakukan adalah tidak membaca nama yang tertera pada kontak. Serta, bumb! Ibuku yang sudah tersulut emosi menjadi meledak-ledak saat tahu aku sedang di luar dengan kebisingan yang luar biasa didengarnya.

Sambil menunggu supir yang telah diinfokan oleh ibuku, aku benar-benar pasrah. Sunoo terdiam cukup lama bahkan hingga mobil yang aku kenal berhenti di depanku.

Tidak ada percakapan yang terjadi antara diriku dengan dia selama perjalanan.  Aku ingin tahu apa yang dipikirkan Sunoo hingga mengunci mulutnya rapat-rapat.

Saat sampai pada kediaman, keluarga Sunoo dan keluarga ku sudah berkumpul di halaman rumah. Aku melihat ayahku berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku.

Menatapku tajam seakan ingin membunuhku saat itu juga. Sunoo seturunya ia dari mobil segera berlari mendahului ku berbicara dengan ibuku.

Terlihat ibuku memgang bahu Sunoo dan menggeleng. Aku tidak dapat mendengar atau menebak pembicaraan mereka.

"Ayah-

"Pergilah ke kamar mu!"

Aku menurut berharap menurunkan amarah ayahku. Namun, sebelum aku berhasil menginjak tangga. Ayahku menarik lengan ku. Aku sudah menduga hal ini. Setelah Ayahku membubarkan keluarga Sunoo, permainannya akan dimulai.

(*)

Kaka perempuan dari Sunoo memisahkan adiknya dari ibu Heeseung. Membawa anak itu untuk pergi meninggalkan kediaman Heeseung.

Usai melihat mereka mulai keluar dari gerbang, Ayah Heeseung melangkah cepat memasuki rumah. Sunoo yang melihat itu sempat tercekat namun kembali dibuat jalan oleh kaka nya.

Sunoo sungguh merasa bersalah karena membawa Heeseung ke dalam kenakalannya. Bahkan karena terlalu besar perasaaan bersalahnya ia tidak dapat berfikir jernih untuk memberitahu jika semua akan baik-baik saja atau sekedar kata maaf yang terucap kepada Heeseung.

Di dalam kediaman keluarga Lee, seorang ayah hampir menampar anaknya, namun ia hanya bisa mengelus rambut sang putra dengan kesal. Ia tak mau menimbulkan luka di bagian tubuh yang sering dilihat orang-orang, itu akan menimbulkan pertanyaan.

"Aku tidak percaya kau membawa Sunoo kedalam tingkahmu."

Heeseung hanya berdiam tanpa menjawab saat Ayahnya mengoceh. Sampai dimana ada beberapa orang yang menurunkan barang dari kamar Heeseung. Kanvas lukisannya, empat karton kopi kaleng, dan beberapa barang kecil lainnya yang disatukan dalam satu box. Melihat headphone menjadi salah satunya, pria itu menghalangi orang yang membawanya.

"Letakan itu!" Titah Heeseung.

Bagaimanapun tegasnya seorang ibu, ia tetaplah seorang wanita yang memiliki hati lembut. Ibu Heeseung menahan anaknya agar tidak bertingkah yang dapat membuat suaminya meledak. Heeseung menatap ibunya, "Biarkan aku tetap memiliki headphone, bu."

Ibunya mendongak menahan air matanya. "Tidak, Heeseung."

"Tapi, aku boleh membelinya lagi besok kan?"

Mendengar percakapan berat tersebut, sang ayah menggunakan suaranya. "Bolos kursus, meminum kopi, menekuni hal di luar pelajaran tanpa persetujuan. Apa lagi hal yang keluar dari aturan? Apakah kamu makan di warung kimbab alih-alih belajar?"

Heebreath | HeeseungWhere stories live. Discover now