HeeB - Out of Rules

43.5K 1.9K 17
                                    

Pernakah kalian berubah cara pandang setelah melihat beberapa prespektif? Kini akan ku beritahu tentang berubahnya pandanganku terhadap pria bernama Sunoo itu.

Dia memang sedikit... imut, no homo oke? Tapi, sungguh dia terlihat imut ketika tingkahnya menjerumus pada hal bodoh.

Simpelnya, ia adalah pria yang bodoh, bodoh namun mempunyai seribu tiket keberuntungan.

Aku melihat Sunoo melambaikan tangan dari luar ruang kursus yang dikelilingi oleh kaca. Katakanlah no privasi, hingga dapat mengawasi dari luar ataupun dari dalam ruangan.

Konsep desain ruangan yang masih belum aku temukan manfaatnya. Meskipun salah satu murid wanita yang notabenya adalah trainee idol dari agensi terkenal sudah pernah memprotes konsep ruangan tembus pandang tersebut. Mengganggu konsentrasi, itu adalah keluhan yang ia sampaikan.

Memakan sebuah corndog bersama Sunoo sambil menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki. Aku melihat iklan debutnya wanita yang baru saja aku biacarakan pada sebuah papan iklan besar. "Teman satu kelas di kursus mu, bukan?"

"Benar, kau mengenalnya?" Aku menjawab sekaligus bertanya sambil menyebrangi jalan.

"Yep, dia sempat meminta nomorku, ku kira untuk mengajak kencan..."

Aku penasaran dengan apa yang terjadi. "Ya? Selanjutnya apa yang terjadi?"

"Ternyata dia menganggap ku cupu dan benar aku berkencan dengannya, namun itu hanya sebuah bagian dari taruhan."

Otak ku seperti berhenti berfikir seketika. "Ow, dia menang?"

Entah di mana letak kesalahan dari perkataanku. Tapi, yang jelas aku baru saja mendapatkan pukulan renyah di lenganku. Setelahnya tanpa diduga langkah Sunoo sangat cepat seperti sedang menghindariku.

"Hei! Apa yang salah dia menang taruhan karena berhasil mengencani mu??!" Aku langsung menutup mulut karena tahu letak poinnya. "Oh shit! Sunoo, bukan itu maksudku!"

Langkahku terus mencoba untuk mengimbangi pria itu. "Sunoo, baik aku minta maaf."

Tidak ada respon. Sunoo hanya terus berjalan tanpa memperlambat langkahnya. "Aku tidak tahu jika itu buruk," Dia menghela nafas sambil terus berjalan dan melihat kedepan.

"Baiklah, aku bodoh, lamban, dan tidak berperasaan. Aku minta maaf padamu."

Langkahnya yang berhenti mendadak membuatku hendak menabrak nya jika saja diriku tidak cepat tanggap. Sunoo membalikan tubuhnya, menatap diriku dengan perubahan ekspresi yang cepat. Ia tersenyum kemudian disusul dengan kekehan kecilnya. "Itulah dirimu."

Kami kembali berjalan secara normal. Terkadang aku kewalahan jika jalan berdampingan dengannya. Karena ia tidak bisa jalan secara lurus, ia terus menghimpitku hingga aku berjalan miring sampai menabrak tumbuhan pagar, serta banner yang berdiri di depan toko.

Karena cara berjalannya aku memilih untuk memesan taxi, menghindari kemungkinan anjing mengejar kami karena telah membuat kerusuhan di wilayah tuannya.

Sunoo mengajak ku ke sebuah warnet untuk memainkan sebuah permainan daring, dengan pemilik berbadan gendut yang menarik perhatianku. Sebab ruangan admistrasinya terlihat begitu banyak permen karet yang menempel pada dinding. Aku duga berasal dari permen karet yang sedang dia kunyah.

"Dia memenangkan penghargaan sebagai orang pertama yang berhasil meniup permen karet menjadi balon berdiameter 35," Sunoo bercerita setelah kami berhasil mendapatkan seat.

Dahiku berkerut karena memikirkan berapa permen karet untuk balon tersebut? Tidak terlalu penting, kami hanya bertahan bermain selama satu setengah jam, sekitar tiga permainan dan tiga kekalahan. Kemudian memilih pergi ke wisata luar angkasa.

Melihat bintang dari teleskop, serta memberikan pelajaran tentang macam-macam bintang kepada Sunoo. Aku lebih mirip sebagai pemandu wisata karena telah menjelaskan semuanya kepada pria itu. "Bukankah kau harus membayarku untuk ini?"

Sunoo tertawa, "Baiklah tuan pemandu, mari kita makan ttoepokki."

Dia benar-benar membawaku ke warung ttoepokki di sekitar jalan gedung wisata tersebut. Warung terbuka, membuatku melihat dengan jelas penyanyi bergitar yang sedang melakukan pertunjukan kecil di tengah lapang.

Lapangan berlapis rumput yang mengelilingi gedung wisata luar angkasa tersebut memiliki banyak pengunjung daripada wisatanya sendiri.

Sekedar piknik malam dengan pasangan atau dengan teman mereka, kadang ada beberapa berandal pengganggu merokok atau meminum alkohol di sana. Meski berakhir diseret polisi.

Dari mulai kita makan sampai selesai memakan ttoepokki pertunjukan di tengah lapang belum juga berakhir. Membuatku menuntun langkah untuk ikut duduk di sekitarnya, bergabung dengan penonton lain.

"Aku harap ada seorang rekuitmen agensi yang melihat bakatnya," celetuk Sunoo bersama mulutnya yang penuh dengan marhmellow. Aku tidak terlalu mempedulikan harapan mulia teman ku itu.

Melihat pria yang beryanyi aku sadar jika dia adalah orang yang sama seperti yang aku lihat di depan TXT bersama kucing dan satu orang dengan penyanyi bergitar di warung kimbab! Wah, tiga kali bertemu.

"Pasti dia sedang mencari perhatian para musisi untuk merekrutnya."

"Fokus saja dengan makanan mu, Sunoo," Aku memerintah karena tidak mau mendengar ocehannya di tengah nyanyian pria itu. Tanpa sadar kami berpandangan, aku dan Sunoo.

Dia dengan mulutnya yang masih penuh dengan marshmellow dan aku dengan pertanyaan kenapa menatap Sunoo seperti ini.

"Tlwepyon nu bwegeling."

Aku mendekatkan telinga sebab tak tahu Sunoo berbicara apa dengan mulut sepenuh itu. Hingga ia menyerah dan memilih untuk menelan makanannya dan kembali berbicara. "Telepon mu berdering, kak!"

Diriku tersadar dan mulai mengangkat telepon tanpa tahu siapa yang menghubungi.

"Katakan posisimu sekarang, supir ibu sedang berada dalam perjalanan menjemputmu!"

tbc...

Kim Sunoo with his smile

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Sunoo with his smile.

Sunoo ft Heeseung eating ttoepokki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo ft Heeseung eating ttoepokki.

Heebreath | HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang