O7: bang bang

629 74 1
                                    

Yeji termasuk salah satu dari sekian orang yang memiliki sifat tertutup. Ia tidak pandai bersosialisasi dengan orang lain. Dia juga tidak suka menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya. Boro-boro mau berteman, kita ingin berkenalan saja langsung dihadiahi death glare oleh gadis itu. Semua ini terjadi karena orangtuanya yang melarang Yeji untuk keluar. Mereka takut jika putrinya berbuat kesalahan dan membuka identitas mereka sebenarnya.

Jika bisa memilih, Yeji tidak ingin terlahir sebagai seorang ghoul. Ia ingin menjalani kehidupan yang normal layaknya manusia biasa. Tanpa di bawah bayang-bayang ketakutan AGO dan manusia. Dia ingin merasakan masa kecilnya seperti anak-anak lain. Bebas berlarian kesana kemari tanpa rasa takut. Bebas untuk tidak melukai satu sama lain. Merasakan bagaimana rasa makanan manusia yang sebenarnya. Berhenti membunuh orang-orang. Itulah yang dia inginkan.

Menginjak umur 9 tahun, Yeji harus merasakan pahitnya menjadi seorang yatim. Ayahnya terbunuh ketika tengah berburu. Masih jelas diingatannya, bagaimana raut wajah sang ibunda ketika ayahnya pergi. Air wajah sedihnya tercetak jelas di wajahnya yang ayu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa saat itu. Hanya terdiam dan berusaha terlihat tegar di hadapannya.

••••••

Satu tahun setelahnya, ibunda Yeji ditemukan tewas dirumahnya. Kenyataan pahit ini menampar Yeji. Ia menyalahkan dirinya yang begitu lemah hingga tidak bisa melindungi ibunya sendiri. Dia menangis didepan mayat ibunya yang tak lagi utuh. Dia bersumpah saat itu juga. Ia akan menjadi lebih kuat dan membunuh para anggota AGO.

Lima hari setelah kejadian itu, ia memilih untuk meninggalkan rumah. Berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia tidak punya tujuan. Hingga rasa lapar menyerangnya. Dia langsung lari entah kemana. Sampai Yeji menyadari jika dirinya tengah berada di gang sempit. Ia mencoba untuk menahan rasa laparnya. Ia meronta kesakitan dan iris ghoul nya mulai keluar. "Tahan Yeji. Tahan." Ia mengucapkannya berulang kali seperti mantra. Hingga tepukan seseorang di bahunya mengagetkannya.

Yeji menoleh kebelakang dan mendapati seorang wanita cantik tengah tersenyum padanya. "Kau lapar?" Wanita itu masih tersenyum pada Yeji." Gadis itu mengangguk tanpa sadar. "Ikutlah denganku. Aku akan memberikan makanan padamu." Yeji hendak menolak ajakan itu namun wanita itu segera menyelanya. "Aku juga seorang ghoul. Namaku Son Naeun dan kau bisa memanggilku Naeun. Kau bisa mencium bauku kan." Wanita itu terkekeh di akhir. Dia benar. Yeji dapat mencium secara samar bau ghoul yang melekat pada tubuhnya.

"Siapa namamu?" Wanita itu bertanya. Yeji nampak ragu menjawabnya. "Hwang Yeji." Wanita itu tersenyum lembut. "Baiklah kalau begitu. Ayo ikut denganku." Yeji mengangguk dan mulai mengikuti Naeun.

Kelihatannya dia orang yang baik.

••••••

"Ayo masuk." Ajak Naeun sembari mempersilahkan Yeji masuk. Gadis cilik itu masuk dengan mata yang menatap kagum apartemen milik Naeun. Dia mengekori kemana Naeun pergi dan berhenti di depan kulkas. "Kau suka apa? Lengan? Paha? Kaki? Atau leher?" Yeji nampak menimang sebentar sebelum memutuskan. "Aku ingin lengan." Putusnya dan diangguki oleh Naeun. Dia mengambil kotak tupperware besar berlabelkan 'lengan' dan memberikannya kepada Yeji. "Habiskan saja." Yeji menghabiskannya dengan tergesa dan itu membuat Naeun tersenyum gemas. "Hati-hati Yeji. Lihat ini, darahnya belepotan kesana kemari." Naeun mengusap pinggiran pipi Yeji dengan tisu.

"Terima kasih, tante." Naeun tersenyum dan memerhatikan Yeji. "Kenapa kau bisa sampai kelaparan? Kemana orangtuamu?" Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Naeun membuat gadis itu terdiam dan menghentikan acara makannya. "Ayah dan bunda sudah tiada tan." Naeun terjengit kaget mendengar jawaban Yeji. "Tiada? Oleh AGO?" Gadis itu mengangguk dan Naeun merengkuh tubuh ciliknya itu. Naeun dapat merasakan jika bajunya basah.

"Jangan menangis, Ji." Ia berucap ketika mendengar isakan gadis itu yang semakin keras. Mendadak Naeun mengingat masa lalunya. Hal yang dialami Yeji sama persis dengan apa yang ia lalui dulu. Hanya saja, saat itu dia hampir terbunuh. Berbeda dengan keadaannya yang sekarang. "Tenanglah. Mulai sekarang tinggalah bersamaku. Aku akan merawatmu hingga kau menjadi semakin kuat. Aku berjanji padamu, Ji."

••••••

"Aku mau minta izin padamu." Naeun menatap Yeji yang tengah menatap serius kearahnya. "Izin apa?" Terdengar helaan nafas kecil dari Yeji.

"Aku akan tinggal sendiri mulai sekarang. Aku tidak mau merepotkanmu lebih jauh lagi. Cukup sampai di sini saja."

"Kau mau tinggal di mana memangnya?"

"Aku akan menjual rumahku yang dulu dan menyewa salah satu unit apartemen." Naeun terdiam sebentar.

"Baiklah. Aku akan mengizinkanmu. Jika kau butuh sesuatu, datang saja kemari. Tidak perlu sungkan." Yeji mengangguk mengerti.

"Terima kasih, Naeun." Naeun tersenyum kecil sembari mengangguk.

"Akan ku bantu kau mengepak barangmu."

fancy you || hyunjin yeji (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang