10: fancy

650 55 4
                                    

Hening menyelimuti mereka bertiga. Sebelum kekehan Yunseong memecahnya. Membuat Yeji dan Hyunjin menatap kearahnya dengan pandangan bingung.

"Dia? Manusia ini kekasihmu? Aku tidak habis pikir bagaimana bisa kau menyukai seorang manusia seperti dia." Hyunjin yang mendengar dirinya di rendahkan langsung bergerak maju kearah Yunseong. Lelaki itu menatap tajam kearah Yunseong.

"Aku memang seoarang manusia namun aku masih bisa menjaga diri Yeji dari ghoul sepertimu." Yunseong menghentikan kekehannya. Lelaki itu tersinggung akan ucapan Hyunjin. Dia menarik kerah baju Hyunjin dan menatapnya nyalang.

"Apa maksudmu? Kau mau cari mati, heuh?" Hyunjin tidak takut dengan gertakan itu. Ia menatap angkuh kearah Yunseong sembari menyunggingkan senyum miringnya. "Aku tidak takut padamu."

Yunseong hendak memukul Hyunjin namun Yeji segera menahan pergerakannya. "Jangan coba-coba melukai dirinya atau aku akan membunuhmu duluan." Yeji menghentakkan tangan Yunseong. Yeji segera menarik Hyunjin untuk mendekat kearahnya.

"Kutegaskan sekali lagi Yunseong. Di antara kita sudah tidak ada apa-apa lagi. Hubungan kita sudah berakhir sejak lama. Sekarang Hyunjin adalah kekasihku dan jangan sekali-kali kau mencoba untuk menganggunya atau aku akan membunuhmu saat itu juga." Sebelum pergi, Yeji menyempatkan untuk mengecup pelan bibir milik Hyunjin. Membuat kedua lelaki di sana kaget bukan mainnya.

"I fancy him."

••••••

Suasana hening menyelimuti apartemen Yeji. Tidak ada yang membuka percakapan sepulangnya dari sekolah. Mungkin masih terlalu canggung akibat hal yang dilakukan oleh Yeji tadi. Yeji sendiri tidak habis pikir dengan tindakannya itu. Ia berjalan kearah ruang makan. Hendak menemui Hyunjin yang tengah makan malam sendirian.

"Jin." Panggilan itu membuat Hyunjin mengalihkan perhatiannya. Ia menatap Yeji yang berdiri tidak jauh darinya. Salah satu alisnya terangkat dengan penuh tanda tanya. Membuat Yeji mengusap tengkuknya canggung. "Maafkan aku untuk kejadian tadi sore." Hyunjin terlihat bingung dengan ucapan Yeji. Gadis Hwang itu menyadarinya dan buru-buru menjelaskan.

"Yang tadi sore, Jin. Maafkan aku." Hyunjin ber-oh ria sembari tersenyum. "Tidak apa-apa, Ji. Santai saja." Yeji menghela nafas lega mendengarnya. "Oh ya, kau sudah makan belum?" Pertanyaan dari Hyunjin itu hanya Yeji balas dengan sebuah cengiran lebar. Gadis Hwang menggelengkan kepalanya pelan. "Selesai makan, aku akan menemani dirimu berburu. Tidak ada penolakan."

••••••

Lelaki tua itu sudah pasrah ketika Yeji dengan brutalnya memisahkan kakinya. Ia menatap takut kearah gadis itu yang kini tengah sibuk menikmati tungkai itu. Hyunjin sendiri hanya menatap datar kearah pria malang itu. Dia mengalihkan pandangannya kearah Yeji yang masih sibuk menyantap tungkai mentah itu. Hyunjin berjalan mendekat kearah Yeji dan berhenti tepat di depannya.

Sebuah kekehan mengalun keluar dari mulut Hyunjin. Membuat Yeji menatap penuh tanya kearahnya. "Ada apa? Apa ada yang salah denganku?" Maniknya mengerjap polos ketika Hyunjin mendekatkan wajahnya. Lelaki Hwang itu menjulurkan lidahnya dan membersihkan sekitar permukaan pipi Yeji yang terkena cipratan darah itu tanpa rasa jijik. "Kau ini sudah dewasa tapi sikapmu masih saja seperti bocah.." Yeji mematung di tempat. Sikap Hyunjin tadi sangat tidak mencerminkan dirinya. "..namun, kau terlihat menggoda dengan darah di wajahmu tadi, Ji." Lanjutnya. Yeji merasakan kedua pipinya menghangat. Hyunjin sengaja mengusap surai hitam Yeji sembari tersenyum.

"What you gonna do if you know i fancy you?"

••••••

fancy you || hyunjin yeji (revisi)Where stories live. Discover now