✿7✿

66.7K 5.3K 640
                                    

-Arjuna's P.o.V-

"N-ng-ngapain J-J-Jevan c-cium-cium pipi gue segala?! Gyaaaahhh!!!" gue ngacak-acak rambut gue sambil lari kayak maling celana dalem. Udaj ngga tahu musti gimana, gue mutusin untuk cabut dari sekolah!

Sampai di depan pager rumah, napas udah senen-kemis. Sambil ngos-ngosan gue menyeka keringat kayak iklan P*cari Sw*at, buka pintu pager dan jalan masuk ke rumah. Di garasi depan mobil kak Yudhi masih ada, berarti kak Yudhi nggak ada kuliah hari ini. Mampus aja kalau dia tahu gue cabut.

Sambil berdoa dalam hati, gue buka pintu depan pelan-pelan. Tapi namanya aja pintu depan yang dibuat khusus anti maling, dibuka seberapa pelanpun pasti bunyi.

Sebenernya ada alesan napa bokap dan nyokap pasang pintu beginian. Yang pertama, biar tahu kalo anak-anaknya pulang sebelum jam 10. Iyah, bokap dan nyokap emang nggak suka anaknya kelunyuran malem-malem. Yang paling demen keluyuran itu Kakak cewek gue, Kak Shinta. Suka banget dugem ama temen-temennya. Katanya nggak gha-oo-ll kalau ngga dugem. Gaul apa enggak sih, setiap orang punya kriteria sendiri-sendiri.

Alasan yang kedua, supaya gue nggak cabut dari sekolah. Jujur, gue bukan murid teladan, yang ada gue suka banget cabut. Apalagi kalau udah jatah tes matematika. Pasti gue langsung cabut dan nggak balik lagi. Alhasil, guru BK telpon nyokap. Setiap ditanya sih, gue jawabnya, "Mami, Juna lagi nggak enak badan kok!" atau, "Mii, hari ini semua guru rapat!" tapi begitu guru BK telpon, mampus lah gue. Diomeli dari A-Z.

Akhirnya dibelilah pintu anti-maling, kalau dibuka bunyinya, "Ngeeeekkkkk", kalau ditutup, "Je'deeeerrr!"

Apesnya lagi, begitu gue buka pintu, Kak Yudhi lagi benerin sepatu di ruang tamu.

"Loh? Kok jam segini udah pulang?" tanya kak Yudhi, "Iya, nggak ada pelajaran lagi. Juna juga nggak enak badan" jawab gue, terus cepet-cepet kabur masuk kamar.

"Kamu sakit? Panas lagi? Jangan jajan es dong" ujar kak Yudhi dari depan pintu.

"Siapa lagi yang jajan es?! Dikira anak SD apa?!" protes gue sebel.

"Lha nggak enak badannya kenapa?" tanya kak Yudhi lagi.

"Di hukum guru BK suruh bersihin WC! Capeeek! Udah ah!" bales gue dan langsung membungkus diri dengan selimut. Gue nggak bohong, emang rasanya aneh banget badan gue. Kayak kena panas dalem tapi juga bukan panas dalem.

Anjiirrr! Ini semua gara-gara Jevan main peluk dan cium-cium gue segala! Jadi ill-feel kan sekarang...

Dalam hati gue masih terus berdebat, ndebatin pikiran ama hati gue yang nggak sinkron.

"Kenapa Jevan pake acara peluk dan cium pipi gue?" gumam gue, sambil mandang ke langit-langit kamar gue, gue mikir alesan dia.

Apa karena gue unyu banget? Kalau unyu sih emang iya.

Imut? Bingiitss~ Arjuna gitu.

Atau karena wajah gue bilang gue minta dicipok?

Gue gelengin kepala histeris! Nggak lah! Mana mungkin gue bikin wajah kek begitu...

Nggak lama setelah itu kak Yudhi masuk kamar gue. "Nih, kakak bawain makan siang. Kamu belum makan kan?" tanya kak Yudhi. Kak Yudhi duduk di kasur gue dan nyodorin nampan makan siang.

Gue bangun dari kasur dan duduk senderan di papan kasur.

"Kak"

"Hm?"

"Tanya boleh?"

"Apa?"

"Juna imut nggak?"

"Imut dong~"

My Darling Arjuna [ 1 ]Where stories live. Discover now