Michelle sampai di sekolah. Sekarang dirinya Sedang berada di lorong sekolah menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan, Michelle selalu mendengar bisik bisik tentang seseorang yang bernama Clara. Siapa Clara? Ah, Michelle juga tidak tau siapa dia. Yang dia dengar dari bisikan mereka, dia adalah ratu bully, most wanted girl, dan anaknya kepala sekolah, yang dipastikan dia adalah anaknya dari pak Xelen.
"Ratu bully sama tukang korupsi? Sungguh keluarga yang harmonis" gumam Michelle sambil tersenyum sinis.
Saat Michelle ingin duduk di bangkunya, ada Dhita yang baru datang.
"Lo sakit dhit?" Tanya Michelle. Lihat saja, Dhita memakai bandana yang dipasangkan di kepalanya, syal yang di lingkarkan di lehernya, serta dia memakai kacamata. Michelle kenal barang barang yang Dhita pakai.
"Hello everybody, lihat nih gue pake bandana nya dari Zeze, syalnya dari Bian, dan kacamata gue dari Nopan. Gimana keren kan gue" teriak Dhita di dalam kelas.
"Dhit Lo kesambet apaan pake bandana, kacamata sama syal?" Tanya Reno, teman sekelasnya.
"Diem Lo kutil badak" ketus Dhita kepada Reno.
"Wihh, Dhita kok Lo bisa dapet barang barang mereka sih?" Tanya Vina
"Bisa dong" sombong Dhita.
"Hei, ada apa ini? Cepat kalian ke lapangan! Upacara mau dimulai!" Tegas Fero, sang ketua OSIS.
Seketika semua murid yang ada di dalam kelas berhamburan pergi ke lapangan begitu juga Michelle dan Dhita.
***Hari ini hari Senin, matahari bersinar sangat terang. Siswa siswi yang sedang melakukan upacara sedari tadi terus saja berceloteh kepanasan, begitu juga Dhita yang sedari tadi protes kepanasan Tapi di sampingnya, Michelle hanya diam.
"Chell, Lo gak panas?" Tanya Dhita kepada Michelle.
"Gak" ucap Michelle singkat, karena sedari tadi dia menahan pusingnya. Tiba tiba saja darah keluar dari hidungnya.
Kenapa sih harus di keadaan kayak gini. Batin Michelle.
Michelle pun segera merogoh saputangan yang ada di sakunya dan segera menutup hidungnya.
"Chell, Lo gak papa kan?" Tanya Dhita khawatir karena Michelle terus saja menutup hidungnya dan memegangi kepalanya.
Brukk
Akhirnya Michelle tumbang karena tidak bisa menahan pusingnya. Para murid langsung mengerubungi Michelle, para PMR sibuk membawa tandu.
Leon yang penasaran siapa yang pingsan, dia pun mendekati kerumunan para murid. Ternyata yang pingsan adalah Michelle, ada banyak darah di hidungnya.
"Chell bangun Chell, Lo harus bangun. PMR mana sih, woyy PMR kok lelet banget sih" teriak Leon kepada PMR. Karena PMR tak kunjung datang, Leon pun menggendong Michelle didalam pangkuannya.
Banyak siswi yang teriak histeris karena seorang most wanted nya menggendong seorang perempuan, begitu juga Dhita.
"Gue juga mau dong digendong sama Leon"
"Kalo si Clara liat bisa langsung di siram tu bocah"
"Gue pingsan aja deh biar digendong Leon"
***Upacara telah dibubarkan sejak 15 menit yang lalu. Dokter yang sedang memeriksa Michelle pun tak kunjung keluar dari ruangan. Leon dari tadi terus saja mondar-mandir didepan pintu ruang UKS yang membuat teman temannya pusing melihatnya.
"Yon, lu diem Napa pusing gue lihatnya" protes Dhita yang juga ada di situ.
Akhirnya dokter keluar dari ruangan itu, mereka langsung mengerubungi dokter itu termasuk Leon.
"Dok, gimana keadaan Michelle" tanya Leon
"Dia cuma kecapean" ucap dokter itu.
"Boleh kita masuk" ucap Leon sopan.
"Boleh, tapi jangan berisik ya" ucap dokter itu lalu pergi dari sana.
Merekapun masuk ke dalam ruang UKS. Dilihatnya Michelle masih enggan untuk membuka matanya.
"Chell, Lo bangun Napa. Gue gak ada temen ngobrol nih" rengek Dhita kepada Michelle yang masih pingsan.
"Lebay Lo" sindir Rio kepada Dhita yang merengek layaknya anak kecil yang ingin permen.
"Biarin" ketus Dhita.
"Kalian masuk kelas aja, biar gue yang jaga" ucap Leon. Seketika teman temannya melongo atas ucapan Leon.
Seorang leonnard yang notabenenya tidak mau dekat dengan wanita, kini dia ingin menjaga seorang Michelle di UKS seorang diri.
"Gue gak bakal ngapa ngapain, elah gak percaya banget" ucap Leon kepada teman temannya.
"Ya udah Yon, kita tinggal ya. Ntar istirahat kita tunggu di kantin" ucap Verrel.
Leon hanya mengacungkan jempolnya. Merekapun keluar dari UKS meninggalkan Leon dan Michelle.
"Dasar cewek aneh. Lo ngapain sih pake pingsan sama mimisan segala." Gumam Leon sambil memainkan rambut Michelle.
Tiba tiba ponsel seseorang berbunyi, dering itu bukanlah ponsel milik Leon. Ternyata itu ponsel milik Michelle yang tergeletak di atas meja.
"Gue angkat kali ya? Tapi, siapa Rendi? Perasaan di sekolah gak ada yang namanya Rendi. Tau ah, mending gue angkat dulu" Leon pun memencet tombol hijau.
Suara seseorang di sebrang sana terdengar sangat panik.
"Halo, Chell Lo gak upacara kan? Awas aja kalo upacara ntar Lo bisa pingsan lagi. Lo udah minum obatnya kan? Minum dulu obatnya, kalo nggak gue tambahin lagi obatnya." Karena Rendi merasa tidak ada jawaban diseberang sana Rendi merasa bingung, sepertinya ini bukan Michelle yang mengangkatnya karena Michelle sering marah marah kepada Rendi apabila dia menambahkan obat lagi kepadanya.
"Halo ini siapa ya? Lo gak mungkin Michelle"
"Gue Leon, Michelle pingsan.Obat? Maksudnya Michelle telat makan obat? Terus apa hubungannya Michelle gak boleh upacara? Lo siapanya Michelle?"
"Michelle pingsan lagi? Tuh anak gak bisa di bilangin. Oh iya, nama Lo Leon kan? Lo bisa ambil obat Michelle yang ada di ranselnya? Yang bentuknya kayak tabung kecil"
"Emangnya Michelle punya penyakit apaan?"
"Kepo banget sih Lo. Cepetan ambil obatnya terus kasih ke si Michelle biar di minum. Kalo nggak Michelle nantinya bakal tambah parah"
Tut Tut.
Panggilan diputuskan oleh sepihak. Leon pun pergi ke kelas Michelle untuk mengambil ransel milik Michelle.
***Tok tok tok
"Permisi Bu" ucap Leon kepada Bu Anggi yang sedang mengajar di kelas Michelle.
"Ya Leon, ada apa?" Tanya Bu Anggi
"Saya mau ngambil ranselnya Michelle" ucap Leon.
"Dhita, tolong bawakan ransel milik Michelle" perintah Bu Anggi kepada Dhita. Dhita pun mengambil ransel Michelle terus memberikannya kepada Leon.
"Leon, gimana keadaan si Michelle" bisik Dhita.
"Belom sadar" bisik Leon. Dhita pun mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya.
"Ya udah Bu, saya permisi dulu" ucap Leon sopan seraya tersenyum bahkan semua orang yang ada didalam ikut tersenyum.
***Sepanjang perjalanan menuju UKS, Leon mencari tabung obat yang dimaksud oleh Rendi.
"Ini kali ya" gumam Leon sambil melihat tabung obat milik Michelle.
Saat Leon hendak membuka pintunya, didalam ruangan itu tampaknya banyak orang. Saat Leon ingin membuka pintunya...
🍁🍁🍁
Jangan lupa vote
Maaf kemarin gak up soalnya banyak pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Leader (END)
Teen FictionIni kisah Michelle dengan kehidupan yang banyak rahasia dan bakat yang tidak semua orang tau. Tidak semua orang tau tentang kehidupannya, hanya orang tertentu saja yang mengenalnya lebih dalam. Mau tau apa saja rahasia yang dimiliki Michelle? Di did...