Duapuluh

8.1K 1K 297
                                    

"Rengoku-san, kita mau kemana?"

"Bagaimana kalau ke tempat kesukaanku?"

"Ide yang bagus, a-ayo."

(y/n) POV on.

Rengoku-san mengajakku ke suatu tempat, dan sekarang kami sudah sampai, padang rumput luas dengan satu pohon besar disebelah kanan kami, yah tempat yang cocok untuk kencan, ups.

Aku melihat kearah Rengoku-san, dia menyilangkan kedua tangannya didada dan membiarkan angin menerpa surai mencoloknya itu.

Aku melihat kearah Rengoku-san, dia menyilangkan kedua tangannya didada dan membiarkan angin menerpa surai mencoloknya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sepertinya kau menikmati saat angin menerpa wajahmu dan juga rambutmu yah." Ucapku membuka suara, entah kenapa kegugupan ini menghilang.

"Ya, angin ini seakan membawa masalahku terbang bersama dengannya." Ucapnya sambil tersenyum kearahku, dan lagi-lagi kurasakan pipiku memanas.

"Hei, ayo kita ke pohon itu." Lanjutnya sambil menarik tanganku.

Kami berada di bawah pohon sekarang, dia duduk beralaskan rerumputan hijau, menepuk-nepuk tempat sebelahnya, menyuruhku untuk duduk disampingnya, aku tak keberatan.

Aku melirik kearah Rengoku-san, ia sedang menatapku!

"A-apa ada yang aneh dengan mukaku?" Tanyaku padanya sambil menunjuk mukaku sendiri.

Ia menggeleng, kini tangan kanannya ia gerakan perlahan menuju ke arahku, dan akhirnya tangan kekar itu menyentuh pipiku.

"Kau sangat cantik." Ucapan tersebut membuatku merona, sudah berapa kali aku merona karnanya astaga.

Aku memberanikan diri memegang tangan Rengoku-san yang berada di pipiku, saat tanganku sudah menyentuh tangannya, aku lihat wajah Rengoku-san merona juga.

Kami akhirnya melepaskan tangan masing-masing, kembali pada posisi awal, menghadap kedepan.

"Nee, (y/n)-san kenapa kau menerima ajakan Oyakata-sama untuk bergabung dengan pemburu iblis?" Ucap Rengoku-san membuka obrolan denganku.

Aku terdiam sejenak.

"Kurasa kar--" Ucapan ku terpotong saat kurasakan air dipipiku.

Aku memandang keatas, awannya sudah gelap, kemungkinan hujan akan turun, waktu tadi cerah-cerah saja, apa kau sengaja menurunkan hujan saat aku berduan dengan Rengoku-san?:<

JDERR.

Petir itu mengagetkan ku, dan aku refleks mendekat ke tempat Rengoku-san.

"Sebaiknya kita pergi (y/n)-san, hujan akan turun." Ucapnya.

"Ya, aku juga akan pergi tanpa kau suruh jika hujan datang." Ucapku sambil berdiri dari posisi dudukku tadi.

Tapi terlambat, hujan itu sudah turun membasahi tanah di bumi, aku dengan cepat menghalangi kepalaku dari hujan menggunakan tanganku.

Kimetsu no Yaiba x Reader [✓]Where stories live. Discover now