B.{bab 14}

192 61 10
                                    

Banyak orang merasa dirinya paling pintar, padahal tidak
Aouthor kece😁

Sudah berjam-jam Tamara dan Valdyo menunggu pemilik rumah membukakan pintu. Namun berjam-jam pula tidak ada sahutan bahkan tanda tanda kehidupan di dalamnya.

Mara selaku anak dari pemilik rumah mwrasa khawatir. Ya, memang Tamara dan Valdyo sedang menunggu orang tua Mara yg dengan begitu tega meninggalkan dan bahkan sama sekali tidak menganggapnya.

Bertahun-tahun sejak mara dalam perut ibunya, ayahnya tidak pernah mengingginkannya. Melihat saja kelihatan engan.

Dan selama bertahun-tahun pula Mara inggin mendekatkan diri kepada sang ayah, namun hasilnya nol besar.

Dulu, Mara pernah menangkap basah adegan intim yang ibu tirinya lakukan. Mara bertindak dengan gegabah, mara ketahuan tanpa memegang bukti yang cukup kuat, Mara pun tak segan memberi tahu ayahnya. Namun ayahnya tak sedikit pun percaya kepada anak kandungnya sendiri.

Sekali dua kali ayahnya tidak begitu memperdulikannya, ibu tirinya pun demikian. Hingga pada suatu hari Tamara melihat dengan mata kepalanya sendiri, ibu tirinya sedang melakukan kegiatan negativ bersama pria tua dan sudah mulai beruban.

Ibu tirinya sangat ketakutan, hinga ibu tiri mara mengajak ayah Tamara pindah dan mulai merantau. Sebelum benar-benar pindah Tamara menasehati ayahnya dan memberi kejadian tersebut hingga ayahnya murka.

Tanpa ba bi bu ayahnya memukulinya dengan bengis dan tragis. Setelah puas mereka pergi pindah entah kemana

Dan alhamdulilah, berkat bantuan Valdyo dan mengintili ibu tirinya , Tamara menemukan rumah ayahnya.

Rumah yang sudah tidak layak di pakai
Reot, kusuh, dan sangat memperihatinkan.
Setelah ibu tirinya pergi dan menutup pintu, Tamara dan Valdyo melancarkan aksinya

Dan yaaa, hinga kini pintu tidak juga terbuka. Tamara dibuatnya khawatir.
Takut dengan semua itu, Valdyo mendobrak pintu yang sebentar lagi akan lapuk

Setelah di telusuri Tamara menemukan sebuah ruangan yang sangat gelap. Tamara merasa ketakutan jika seandainya Valdyo tidak menggengam tangannya erat.

Setelah masuk  ...
Tamara tercengang dan berlari memeluk tubuh kurus dan ringsut milik ayah kandung Tamara yang dulu tega membuang Tamara.

"Ayaaaaaaaaaah, hiks hiks hiks, haaaaaaaa ayaaaaaaaah"

Ayah tamara membuka mata nya yang menghitam, bibirnya tersenyum getir dan ia mulai menitihkan air matanya

"Ayaaaaaaah kenapaa bisi jadi seperti ini, haaaaaa, hiks hiks hiks"

"Ma ra, ma aain aya h. T lon ja g a adik ka u. A ya su ah tau ke lakuan bu su ibu ti ri ka u. I ni ha di a bu a kam u" Ayah Tamara berbicara terbata-bata. Air matanya tak kunjung beringsut. Malah kian semakin menderas

Begitupun dengan Mara, ia tak hampir tidak bisa bernafas melihat keadaan mengenaskan sang ayah

Badan nya kurus bak mayat hidup, rambutnya kusut, wajahnya keriput dan mulai mengendor. Sepertinya ayahnya tidak pernah di beri makan oleh ibu tirinya

Maraaa tak kuasa menahan dengki dan kecewa. Tak seharusnya Mara membiarkan ayahnya pergi bersama wanita kejam seperti ibu tirinya.

TamaraWhere stories live. Discover now