B{bab 16}

196 56 7
                                    

Hidup terlalu singkat untuk di jadikan landasa pengeluh. Jangan ragu untuk terus berjalan dan tersenyum, ajari mereke setegar dirimu🖤

✍✍✍

"Do"

"Hmm" Valdyo bergumam, dari gerak geriknya, Tamara dapat menyimpulkan bahka dia sedang fokus mendengarkan guru

Mereka sepakat untuk duduk satu bangku, tentunya dengan cekcak cekcok terlebih dahulu. Ayla sahabat satu-satunya Mara berkhianat dan memilih berteman dengan kelompok anggia dkk. Awalnya Tamara sempat marah dan kecewa. Setelah Valdyo hadir beberapa hari lalu, Tamara sadar bahwa sahabat tidak hanya satu. Ia juga merasa B ajah mulai sekarang.

Toh, Tamara udah punya orang-orang baik yang tak mungkin mengkhianatinya lagi. Jadi soal ayla, biarkeun saja. Nantinya bakalan nyesel sendiri kok. Kalian tahu kan siswa populer hanya akan memanfaatkan siswa yang kurang populer. Yah sudah lah. Lupakan soal Ayla. Dia jahat dan kurang baik.

"Ra, kotak dari Alm ayah udah lo buka?"

"Belum"

"Ngapaaa"

"Takut baper gue, mental gue gak tahan dan gak kuat jika kata demi kata bokap gue baca. Secara nih yaa, bokap tuh orangnya bucin tingkat dewa"

"Alay"

"Bodo sih gue"

" Nanti gue temenin buka ya"

"Ngomong aja kalo kepo"

"Gue gak ke .. "

"KALIAN BERDUA BISA DIAM TIDAK" Teriakan Pak Hanung membuat 2 sejoli tersebut tidak berkutik. Tatapan horor dari Pak Hanung serta sorot mata para siswa lainya membuat pipi tamara merona. Ia menahan malu sekaligus menahat tawa karena Valdyo yang biasanya ngebantah diam membisu bak anak TK yg ketahuan pup di celana

"Pfffft, Mmmmbuahahhahahahahhhaa mbuahahahhahaha, Sumpah, sumpah muka lo lucu banget do, pffftttt mbuahahah wahahhah"

"TAMARA AUDRY CANTIKAAA, RIVALDYO MAULANA, keluar kalian dari kelas saya"

Set dah buset, kejam amat bapak Hanung tercintah. Yasudah daripada kena semprot bara api yg membakar hati lebih baik Mara dan Dyo pergi dengan suara gemuruh tepuk tanggan paraa siswa siwwi yang tidak menyukai kedekatan Mara dengan Dyo. Tatapan horor dari anggia Mara abaikan karena terlalu sering dan Mara sudah tidak takut lagi dengan semua ancaman dan amukan sang Anggia macan betina.

🛴🛴🛴

"

lo gila ra, parah gila. Mbhuahahahahaha"

"Heh, yang gila itu lo. Muka lo itu kek anak anak paud yang ketahuan pup di celana tau ngak. Mbhuahahahaha"

"Teros, teros , dan teros. Hina teros. Seakan akan diriku ini penuh dosa sedangkan lo penuh .. Penuh apa yaaa? "

"Penuh pahala dong, secara gini ya. Gue itu anaknya rajin beribadah dan .."

"Rajin ngehina gue"

Saat ini mereka sedang berjalan di lorong sekolah sambil tertawa dan saling menghina. Rencananya mereka akan pergi ke kantin untuk mengisi perut dan mara ingin segera pulang untuk menemui sang adik tercinta.

Setelah di rasa kenyang karena menghabiskn 2 mangkuk bakso yang pastinya di traktir Dyo, Mara bergegas pulang dengan sepedah matic miliknya. Ya, karena usaha dan kerja keras mara sendiri akhirnya bisa kebeli juga ini motor. Pernah waktu itu Dyo membelikan motor yang baru. Namun mara menolaknya mentah mentah. Karena dyo tidak pandai dalam bergelud, akhirnya mara menang dan tidak mau di belikan motor baru.

TamaraWhere stories live. Discover now