B.{bab 24}

303 13 13
                                    

Jalan pikir kita berbeda. Jangan samakan jalan pikirku dengan jalan pikirnya. Bodoh tidak nya saya, tergantung siapa yang mengatakannya!

🙏🙏🙏

Tok tok tok

Pintu kontrakan Tamara di ketok seseorang. Tamara yang tertidur pulas mengerjapkan kelopak matanya. Tamara di buat kaget, heran tak takut.

Pasalnya, saat ini jam menunjukan pukul 01.23. Pikirannya berkecamuk menahan keringat dingin. Apakah di depan sana ada seorang maling. Lalu, mengapa maling mengetok pintu dulu sebelum mencuri. Apakah mereka akan meminta sang tuan rumah untuk mrngambil barang sang tuan rumah. Ah, Tamara benci dengan pikirannya sendiiri.

Masa iya ada maling yang meminta izin sebelum mrncuri. Penjara penuh dong?
Lantas siapa seseorang di depan?

Tok tok tok

Pintu di ketok untuk srkian kalinnya. Karena penasaran dan ingin tahu. Tamara memberanikan diri untuk mengecek siapa orang yang mengetok pintu nya tenggah malam. Gak ada kerjaan banget.

Sebelum benar-benar sampai di belakang pintu, Tamara berdo'a terlebih dahulu. Karena ruang ini memang benar-benar kontrakan. Tidak ada namanya fentilasi udara kecuali di belakang dan di kamar. Jadi, Tamara segera membuka pintu dengan hati-hati.

1

2

3

4

5

Daannn

"HAPPY BIRTHDAY TAMARA AUDRY CANTIKA"

Tamara kaget, bahagia dan sangat bahagia. Ia tak menyangka. Dyo datang tenggah malam dan memberikan surprise yang sangat-sangat romantis untuk seorang sahabat.

Dyo adalah sahabat Tamara. Dyo adalah prnganti Sepa. Dyo adalah malaikat untuk Tamara. Ia tak akan tahu, jika Dyo tak datang waktu itu.

Tamara menangis bahagia. Sangat bahagia, bagaimana dirinya sendiri lupa dengan hari menetasnya. Rasanya malu sekali. Di tenggah rasa bahagianya, ia pun mengingat. Tamara masih marah dan kesal dengan Dyo.

Tapi Dyo malah memberikan Tamara surprise. Dyo datang tenggah malam sendirian. Dengan baju tidur alakadarnya. Tanggannya memegang brownis berukuran sedang. Di atas nya banyak sekali coklat dan keju kesukaan Tamara.

Tapi, bukan itu yang membuat Tamara terharu. Tamara menangis terharu karena bibir Dyo tak pernah menunjukan rasa marah dan apapun sebagainya. Bibirnya melengkun dengan indah.

"Happy birthday Ara, happy birthday ara, happy birthday, happy birthday, happy birtday Araa"

"Tiup lilinnya, tiup lilinny, tiup lilinnya sekarang juga. Sekarang juga, sekarang juga"

Tamara melengok-lengokan kepala mengikuti irama yang di nyanyikan Dyo. Dan sebelum meniup lilin. Dyo menahan Tamara untuk sesaat

"Make a wish dulu. Kita doa sama-sama yah" Ucap Dyo lemah lembut

Tamara tersrnyum dan menganguk. Menarik napas, menutup mata dan meminta kepada Tuhan. Hanya Tamara dan Tuhan yang tahu apa isi hati, dan doa yang Tamara ucapkan.

Setelah selesai Tamara menuip lilin dan memeluk Dyo dengan erat.

"Sory" Dyo mrminta maaf bak anak kecil.

"Iya. Gue juga mimta maaf ya. Makasih" Sahut Tamara tulus

"Bahagia ngak?" Tanya Dyo

"Bahagiaa banget. Emmm, tapi boleh ngak besok ke rumah Sepa" Ajak Tamara

Memang Dyo tidak pernah keberatan akan hal tersebut. Menurut Dyo. Sepa adalah kakak Tamara dan orang tua Tamara. Dyo menghormati dan menghargai itu semua.

"Pasti" Jawab Dyo pasti

"Yaudah, yuk masuk" Ajak Tamara melepas pelukannya

"Tunggu dulu ra "

"Ada apa?" Tanya Tamara binggung

"Gue ada satu kejutan lagi buat lo"

"Apa'an?" Tamara menyengrit

"Bang" Kata Dyo

Tiba-tiba datanglah seseorang berbadan tegap gagah perkasa dan sangat tampan. Kulitnya hitam manis. Mataanya memancarkan kerinduan dan senyumannya menghipnotis setiap insan.

Bukan hanya kaget dan syok. Tamara mrmbeku di tempat.

"Happy birthday ara, happy birthday ara, happy birthday, happy birthday, happy birthday adik abang"

"Abaaaang" Tamara memeluk abangnya dengan lepas landas

Ia terheran-heran. Bagaimana bisa abangnya datang di tenggah malam dengan hadiah yang mengejutkan dan membahagiakan. Bertahun-tahun tidak bertukan kabar.

"Maafin abang ya ra. Abang minta maaf" Kata abang sembari mengusap air mata

Yang di peluk pun hanya mengangguk-angguk dengan napas yang memburu. Tanggisnya sangat dalam

Hingga mereka melepaskan pelukan tersebut. Tamara sangat bahagia. Di hari menetasnnya ia di hadiahi oleh dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya.

"Abang dari mana aja" Tanya Tamara dengan suara bergetar

"Masuk aja yuk ra, bang. Gak enak di denger banyak orang" Dyo menenggahi

Dan mereka pun masuk ke dalam kontrakan. Mereka bercengkrama, bercerita, bercanda dan berceloteh. Menjelaskan semua unek-unek dan kejadiaan yang di alami abang Tamara dan surprisr Dyo yang berhasil membiat Tamara menangis dan tersenyum secara bersamaan.

🙏🙏🙏

Pagi datang menghampiri. Cahayanya menyinari. Mengangu tidur nyenyak seorang putri.

Mimpi, apakah semua ini mimpi?
Berhayalkah ia semalam?
Jika memang benar, mengapa ia harus bangun. Tak inginkah Tuhan mempertemukan hubungan antara kakak dan adik?

Lamunanya hilang setelah mendengar suara gaduh di depan. Segera Tamara bangkit dan menghampiri asal sumber suara.

"Udah bangun Ra?''

" Jadi Ara ngak mimpi?"

"Mimpi?" Tanya Dyo

🙏🙏🙏

Udah segitu dulu ya😊🙏

TamaraWhere stories live. Discover now