第九集 Episode 9 [Not Trust]

75 14 5
                                    

Now playing: Zhui Guang Zhe by Yoyo Sam

"Mengapa bumi diciptakan bulat?" Ketika waktu makan siang, tiba-tiba Chen Xin menanyakan itu di hadapan Wang Yi sambil menggebrak pinggir mejanya.

Di belakang Chen Xin, ada Xiong Yi yang tampak bingung dengan sikap rekannya itu. Wang Yi semakin bingung dengan apa tujuan Chen Xin. Akhirnya, Wang Yi memutuskan untuk menjawab asal-asalan.

"Supaya setiap pasangan yang berpisah dapat bertemu kembali?" jawabnya.

"Tepat sekali!" ucap Chen Xin gembira, lalu bertepuk tangan beberapa kali.

"Kalian, para wanita, mengapa bisa mengetahui dialog tidak masuk akal seperti itu?" tanya Xiong Yi tak habis pikir.

"Itu kutipan dari ending film You Are My Sunshine," jelas Wang Yi sembari tersenyum. Xiong Yi mengeryitkan kening bingung.

"Oke. Abaikan dia. Jadi, karena setiap pasangan yang berpisah akan bertemu kembali, aku mempunyai rencana bagus untukmu," ucap Chen Xin.

"Pasangan? Aku? Siapa pasanganku?" tanya Wang Yi tak mengerti.

Chen Xin memutar bola matanya, lalu mendekatkan mulut ke telinga Wang Yi. "Tentu saja Bos Li. Jika ia tak mempunyai ketertarikan padamu, ia tidak mungkin menjadi sesensitif sekarang," bisik Chen Xin.

"Astaga, Chen Xin!" Wang Yi berdecak tak sabar. "Aku tak mau tahu soal pradugamu mengenai hal itu. Aku tidak pernah menganggap hubunganku seperti itu. Biarkan aku menyelesaikannya sendiri. Perlahan-lahan, dengan caraku," tegasnya.

Chen Xin pun mengundurkan badan sambil mengerucutkan bibirnya. "Baiklah. Maaf, Wang Yi. Aku hanya berharap masalahmu terselesaikan dengan baik."

"Tidak apa-apa."

"Kalau begitu, aku dan Xiong Yi tidak akan membantumu menyampaikan berkas ke Bos Li, ya," sahut Chen Xin.

"Eh ... apa kau marah padaku?" tanya Wang Yi cemas.

"Tidak, tidak. Tenang saja. Ini satu-satunya cara supaya kau cepat berbaikan dengan Bos Li."

🍒🍒🍒

Sebenarnya, jika kondisi sudah sangat buruk, tidak ada waktu "paling tepat" untuk berbaikan. Setiap saat dapat menimbulkan risiko. Jika membicarakannya sekarang, mungkin orang itu masih sedang marah besar. Jika membicarakannya nanti, mungkin kebencian itu sudah telanjur terpendam terlalu lama. Waktu "paling tepat" hanya masalah peruntungan.

Hari itu, Wang Yi memutuskan untuk memberikan pekerjaannya agak malam, ketika kedua sekretaris Li Cheng sudah pulang. Ia tidak ingin kedua sekretaris itu mengubah suasana seriusnya dengan suasana penuh keisengan.

Wang Yi menghela napas dalam-dalam, lalu mengetuk pintu. Suara derit pintu yang didorong terasa mendominasi. Sekali lagi, Wang Yi menghela napas sembari memejamkan mata, berusaha menguatkan tekad untuk menemui Li Cheng. Baiklah.

"Wang Yi?"

Spontan, suara itu membuat Wang Yi mendongakkan kepalanya tiba-tiba, sehingga pemilik suara pun juga terkejut.

Ya, Tuhan. Bagaimana Li Cheng tiba-tiba bisa muncul? Bukankah tadi tidak ada tanda-tanda pergerakan di sekitar pintu? rutuk Wang Yi dalam hati. Ia menunduk sambil menggigit bibir, berusaha menanggapi sapaan tersebut dengan benar.

"Wang Yi," panggil Li Cheng lagi. Kali ini, suara pria itu terasa lebih dalam dan sedikit serak. "Apa yang kau lakukan di sini?" Pria itu bergerak mendekati Wang Yi.

Wang Yi yang merasa tersudut mundur selangkah. "Aku hanya berniat mengumpulkan berkas terjemahan. Tapi jika Bos Li sudah akan pulang, aku bisa memberikannya besok," ucap Wang Yi cepat-cepat. Ia mengambil langkah mundur sekali lagi, bersiap-siap melarikan diri dari tempat itu. Ternyata, berdua di ruangan yang sama dengan Li Cheng sangat buruk. Siapa sangka gerakan Li Cheng akan mengintimidasi seperti itu?

Vow of Heart [DITERBITKAN]Where stories live. Discover now