❝ 제 4 회 ❞

4.8K 666 38
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-ΔΔΔ-

         

Pagi hari ini sangat rusuh, pasalnya bendera merah putih yang akan dikibarkan saat upacara bendera yang akan dimulai beberapa menit lagi ini menghilang.


Yang sialnya, anggota osis bertanggung jawab penuh akan bendera itu. Membuat seluruh perangkat osis terlebih lagi Aksara panik bukan kepalang.


Mencari kesana dan kesini, entah siapa dan dimana diletakkan bendera itu.


" Sa, kemaren yang bantu bersihin ruang osis. Anak yang kena detensi. Pasti kerjaan mereka. " Saut gadis yang sedang berkutat dengan lemari khusus peralatan sekolah yang berada di sana.



Detensi? Apa mungkin Pradipta yang melakukannya? Iya salahkan saja Liandra yang selalu curiga kepada pemuda itu. Entah saking bencinya hingga selalu menaruh curiga pada Pradipta yang sedang berjalan menuju kantin. Tak peduli jika bel akan berbunyi, perut nya kosong bung. Lapar.


Aksara yang melihat pemuda itu lantas berlari dan mengangkat kerah almamater Pradipta.


" Apa - apaan anjing?! " Kafka terkejut tiba - tiba kerah almamater nya itu terangkat, itu Liandra. Pemuda mengesalkan yang selalu menggagalkan aksi bolos nya. Kini apa lagi? Ia merasa tak membuat masalah dengan pemuda itu.


" Lo, lo yang nyembunyiin bendera kan?! Ngaku lo! Siapa lagi yang berani ngotak atik ruang osis kalau bukan si bajingan Pradipta? "

Mendengar tuduhan dari pemuda yang lebih kecil, Pradipta dengan kasar menepis tangan Liandra. Apa - apaan menuduh dia begitu? Kafka memang nakal, tapi tak pernah sampai berbuat bodoh menyembunyikan bendera pusaka negara sendiri. Gimana pun, Kafka menghormati para pejuang yang sudah rela berkorban untuk kemerdekaan.


" Lo punya bukti apa buat ngenuduh gue? Hah?! Ck, ternyata ada juga ketos sumbu pendek kaya lo. Jangan cuma karna jabatan lo itu, dengan mudah lo nuduh gue kaya gitu. Bajingan. " Kafka meninggalkan Liandra yang masih menatap nya dengan curiga.


" Kak Aksa! Dipanggil kak Bara, katanya bendera udah ketemu. " Itu adik kelas nya, Vienna putri semesta. Satu kelas dengan adik kesayangannya Farzan biantara.


Aksara Jingga Liandra, jangan heran jika terkadang ia dipanggil dengan Liandra ataupun Aksa. Yang baru kenal dengan dirinya memang memanggilnya dengan sebutan Aksara. Beda lagi saat dirumah dan teman - temannya yang memanggil Aksa dengan panggilan Liandra, atau Lia.



Liandra berjalan menuju ruang osis, sudah ada Bara yang menunggu nya.


" Ada apa Bar? Dimana ketemu bendera? "


" Itu... Gak sengaja diletakin sama anak humas ke meja mpk. "



Ok, sebentar. Jika itu tak sengaja di letakkan oleh mereka. Berarti tuduhan Aksara kepada Pradipta salah dong? Pemuda itu menepuk dahi nya pelan, bagaimana bisa ia menuduh tanpa alasan begitu?


Aksara yang akan mengejar Kafka terhenti saat pengumuman upacara akan dimulai. Ia mengurungkan niat nya dan langsung menuju lapangan. Pokok nya ia harus minta maaf.


                              -ΔΔΔ-


" Liaaa! Kenapa buru - buru? Katanya abis ini mau temenin Harsa belanja? " Harsa, pemuda itu merenggut marah menatap teman nya ini. Pasalnya baru saja upacara di bubarkan, Liandra menarik lengannya dan mengajak Harsa menuju kelas 12 IPS 2.


" Duh, bentar. Bantuin aku mau minta maaf... " Liandra menatap Harsa dengan memelas, membuat jiwa dom nya menjadi meningkat melihat Aksa yang begitu.


Menurut Harsa, Aksa itu bayi besar yang cengeng. Bahkan dibandingkan dengan Cila pacar dari Aksara, pemuda itu berpuluh lebih manis. Heran, apa Cila tak merasa terkalahkan ya dari Liandra?


" Loh? Aksara? Tumben kesini, cari siapa? " Kakak kelas cantik yang menjadi senior nya di organisas, Nasyiffa larasati. Tersenyum sambil menepuk pundak nya.


" Kak syiffa! Em- ada kak Kafka? "


" Oh? Adip? Di uks tuh tadi dianterin Juna, katanya magh nya kambuh. Udah check UKS? "


" A-ah begitu... Yaudah thanks ya kak? "


Harsa total curiga, kenapa Aksara mencari Kafka? Ingin meminta maaf? Apa yang tidak ia ketahui?

" Li, nyariin kak Kafka buat apa? Minta maaf kenapa? "  Aksara bingung bagaimana cara menjelaskannya kepada Harsa. Ia hanya terkekeh dan menggaruk bagian belakang kepala nya.


" Em- nanti, nanti aku jelasin. Duluan ya? Ppai ppai! "


  -ΔΔΔ-

_______________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________

[] Laperrr, bentar lagi aku mau hiatus. Soalnya udah banyak try out sama persiapan untuk un :D gila, un maret. Belum lagi utbk, mana cuma sekali kesempatan buat utbk. Ingin mengumpat kepada bapak menteri pendidikan terhormat. Jangan lupa, nanti spp bayar nya pakai gopay aja sekalian pak.

HOMOSAPHIENS!Where stories live. Discover now