❝ 제 1 7 회 ❞

2.6K 397 63
                                    

-ΔΔΔ-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-ΔΔΔ-

" Hoi Sa!  Tau kaga?  Ajaib woi!" Bara merangkul Aksara dengan semangat,  mereka sudah beraktifitas seperti biasa. 

Dengan bersekolah dan juga bertugas sebagai pengurus osis. Sama halnya dengan Aksara,  namun ia merasa ada yang berbeda beberapa hari ini. 

" Ajaib si Kafka gak buat ulah anjir! Semua pakaian yang dia paka lengkap, gak bolos bahkan juga dia gak telat! Widih, kesambet apaan ye dia?  Ato.... " Bara memicingkan mata-nya menatap Aksara.

" Apa liat - liat?  Suka lo sama gue? "

" Idih anjir pede banget Aksara,  udah lo mikirin hubungan lo sama Cila aja kali. Kesian tuh, cewe lo masih uring - uringan dari kemaren. Wah! " Bara menatap Aksara dengan tatapan tak percaya. Seakan - akan ia menemukan rahasia tergelap pemuda itu.

" Apa sih Barata? "

" Apa ada kaitannya nih, antara lo Pradipta sama Cila?  ANJAAAAAY! GOSIP HOT! " Aksara mengela nafas lelah, ia memicingkan tatapannya. Menatap Barata dengan tajam,  si memble ini masih tak bisa membaca suasana sepertinya.

" Berisik, keluar gak lo dari ruangan gue? "

" Ah, gak asik lo Sa! "

" Gak asik bibir lo memble. "

Yah, jangan heran jika cara bicara Aksara sangat berbeda disaat ia bersama dengan para anggota osis dan juga disaat dengan Harsa ataupun Pradipta.

Ia sudah terbiasa dengan gaya bicara dengan mereka, walaupun tak terlalu bisa mengikuti cara bicara mereka seratus persen. Setidaknya seperti tadi saja sudah cukup.

Aksara termenung di ruangannya sendiri, masih memikirkan apa yang sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Terasa sangat rumit, terlebih lagi hubungan antara dirinya, Prisscila dan Pradipta.

Bahkan pemuda bersurai biru itu tak terlihat beberapa hari ini, ia seperti sedang menghindari Aksara entah kenapa.

' Tok - tok! '

" Sa, ini aku. Cila, mau ngembaliin almamater kamu kemaren. Boleh masuk gak? " Baru saja ia memikirkan tentang hubungan mereka,  salah satu orang yang sudah menjadi beban pikirannya dengan ajaib muncul dengan mengetuk pintu ruangannya.

" Masuk aja, La. Gak ku kunci juga. "

" Aksa? Loh kenapa kusut gitu? Lagi gak enak badan? Kamu pucet banget astaga! " Prisscila langsung meraba dahi pemuda itu,  sedangkan Aksara hanya tersenyum kecil menanggapi Prisscila.

HOMOSAPHIENS!Where stories live. Discover now