- Selingan -

3.5K 343 2
                                    

🕊 ' ::  Yah tau, udah lama sekali
            gak update :( lagi gak ada
            ide, so aku buat oneshoot
            untuk kali ini. Ah ya, aku
            terinspirasi dari fmv
            TaeKook " Why you
            choose to die. " Wah gila
            sih keren banget fmv nya.

                           -ΔΔΔ-


Percayakah kalian dengan takdir? Bagaimana dua insan yang tak sempurna bersatu untuk nelengkapi kekurangan masing - masing?

Itu terjadi, pada Irisha Choi. Pemuda manis berperawakan tinggi, dengan iris mata indah nya dan lesung pipit di kedua sisi pipi nya. Hari itu, entah kebetulan atau memang takdir. Ia bertemu dengan pemuda tampan yang termenung menatap derasnya hujan di dalam kafe didepannya. Pemuda itu bernama Daniel— Daniel Choi.

Lelaki dengan mata sipit dengan single eye lid, kaca mata yang bertengger indah pada hidung mancung nya. Daniel tersenyum saat tak sengaja netra mereka bertubrukan. Berawal sangat canggung, tapi tak beberapa lama mereka tampak akrab.

Bertukar tawa sambil menunggu hujan reda, dengan segelas susu almond hangat yang baru ia pesan.

" Namamu memang Irisha? Tak ada nama korea? " Irisha memikirkan kembali tentang nama nya dalam korea, pasalnya sudah lama sekali semenjak ia kembali ke tanah kelahiran nya— korea — dan menggunakan nama aslinya.

" Ada, Soobin. But, i don't like this name. So, just call me Irish. " Lelaki itu menoleh, nama nya indah. Mengapa ia tak suka? Tetapi akan tidak bagus jika ia bertanya mengapa Irish tak suka dengan nama ' Soobin ' miliknya. Daniel hanya mengangguk saja.

" I have too, saya Yeonjun. Sepertinya kamu lebih muda dari saya kan? Panggil saja dengan hyung. "

" Daniel hyung? Sounds good on you. " Mereka kembali bercerita hingga hujan mereda, menyisakan pelangi yang indah setelah hujan. Hari sedikit dingin karena habis turun hujan, Daniel memasangkan jaket tebal nya pada pundak sempit Irish.

Pemuda berlesung pipit itu tersentak, ia menoleh melihat Daniel yang sedang tersenyum dengannya.

" Yo can call me later, jika ingin membalikan jaket. "

"But, i don't have your number... " Irish mengeluarkan ponselnya dan memberi Daniel agar ia menuliskan kontaknya pada ponsel putih miliknya.

Tentu disambut baik oleh lelaki itu, ia menyimpan nomornya pada ponsel Irish. Berawal dari jaket membuat mereka semakin dekat, hingga setelah dua bulan kedekatan mereka. Daniel sadar akan perasaannya, ia sudah tak menganggap Irish sebagai adik kecil lagi. Dari bagaimana ia perhatian dengan pemuda itu, bagaimana detak jantungnya kian memburu setiap melihat Irish tersenyum.

Manis dan memabukkan, ia juga suka harum pemuda itu, sangat bayi sekali. Tak jarang juga mereka berjalan - jalan menghabiskan waktu berdua.

Seperti kini, langkah senang dua insan yang sedang berjalan masuk ke dalam taman hiburan. Bagaimana yang muda memakai sweater bewarna baby blue dan juga topi berbentuk kelinci pada puncak kepalanya. Tersenyum hingga matanya menyipit, dan lesung pipit manis nya tampak sangat indah. Memang sudah sepantasnya Daniel menyimpan perasaan lebih kepada pemuda didepannya ini bukan?

" Rish, sudah jangan berlarian. Nanti jatuh. " Irisha menggeleng lucu, ia menarik tangan Daniel memasuki ruangan photobot. Mengajak nya berfoto lucu drngan berbagai macam gaya.

HOMOSAPHIENS!Where stories live. Discover now