❝ 제 1 8 회 ❞

2.6K 392 69
                                    

-ΔΔΔ-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-ΔΔΔ-


" Aksa Aksa! " Gadis yang semula nya bersurai cokelat kini sudah berganti menjadi hitam legam,  Prisscila tampak sangat manis dan cantik sekarang. Ditambah lagi perhiasan bando pita hitam diatas rambut lurusnya.

Aksara terdiam menatap gadis yang berada dihadapannya,  ia tampak sangat berbeda. Tetapi,  bukan kah seharusnya Aksara merasakan perasaan berdebar seperti disaat ia bersama Pradipta?  Lalu,  mengapa itu tak terasa saat ini?

" Hoooo! Aksa udah sehat ya?  Udah dua hari gak masuk sekolah seharusnya udah sehat ya kan? " Gadis itu tersenyum manis,  matanya menyipit membentuk bulan sabit.

Memang setelah Aksara sakit lalu diantar oleh Pradipta pulang, pemuda itu tidak diperbolehkan untuk masuk sekolah selama dua hari oleh kakak kesayangannya.

Selama itu pula,  ia sangat rindu dengan suasana sekolah,  dengan omelan Harsa,  Barata yang suka membuat rusuh, Dirga dengan sifat menyebalkannya dan juga Pradip—

'Hei! Kenapa jadi mengingat pemuda itu sih?' Aksara menggelengkan kepalanya,  membuat Prisscila heran.

" Sa? Udah gak kenapa - kenapa kan? "

" Oh ya gak apa - apa! Kamu kenapa nunggu didepan kelasku?  Sebentar lagi bel masuk bunyi, apa perlu ku antar ke kelas mu? " Ia meletakkan tas nya di bangku depan,  lalu menggenggam tangan gadis itu.

" Ayo ke kelas? "

' Duh Aksara,  kalau kamu begini. Gimana caranya aku bisa move on dari kamu? Aksara ini benar - benar ya,  tak bisa dilarang. Seenaknya saja masuk dan keluar dari hatiku. '

Prisscila hanya tersenyum tipis,  mereka bersama berjalan menuju kelas-nya. Tanpa memperdulikan tatapan yang diberikan seluruh siswa yang melewati lorong itu. 

" Loh mereka balikan? "

" Jadi ini yang uke siapa dah? "

" Ih romantis! Tuh liat!  Udah dibilang,  Aksara itu normal! "

Sebenarnya Aksara tidak sepenuhnya tidak peduli dengan ucapan mereka,  ia pun juga bingung dengan dirinya. Sebenarnya, dia itu apa?  Mengapa ia tak bisa menolak Prisscila?

Jujur, Aksara merasa dirinya sangat egois.  Membiarkan Prisscila berharap lebih atas dirinya,  dan membiarkan Pradipta tanpa kepastian. Tetapi,  sangat sulit baginya untuk memilih antara mereka berdua.

HOMOSAPHIENS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang