Dhifa menatap selembar pengumuman
yang tertempel di mading saat ini, membaca dan melihat dengan teliti setiap tulisan dan foto yang ada di sana, lalu pandangannya beralih menatap seorang cowok yang baru saja menaiki tangga lantai dua.Cowok itu, cowok yang baru saja membuat mobilnya lecet lalu berakhir dihukum bersamanya ternyata seorang siswa juara Olimpiade.
Wow, juara Olimpiade yang terkena hukuman karena terlambat masuk sekolah. Menyunggingkan senyum miringnya, Dhifa kembali menatap mading, kali ini pandangannya lebih tertuju pada selembar pengumuman yang tertempel sejajar dengan yang sebelumnya
Disana, selain nama Kavin yang mendapat Juara 1 di bidang Matematika, rupanya ada Bunga di bidang Fisika dan juga Dimas Arsalan di bidang Kimia.
Rupanya banyak orang-orang berprestasi di SMA Cempaka.
“Udah terlambat, terus sekarang ngulur waktu buat masuk kelas.” Dhifa menoleh ke samping saat mendengar ada yang berbicara.
“Ngomong sama gue?” tanya Dhifa dengan tampang juteknya.
“Emang di sini ada orang lain?” cowok itu malah balik bertanya. “Mending lo sekarang masuk kelas, Bu Tuti mantau dari meja piket.”
“Masih?”
“Apanya?”
“Jadi babu sekolah,” ucap Dhifa sarkas. “Gue males banget liat muka lo sama anggota-anggota lo itu.”
“Gak ada yang nyuruh lo buat liatin muka kita,” balas Dimas—si ketua OSIS SMA Cempaka, sekaligus pemenang Olimpiade Nasional bidang Kimia–
Ketua OSIS dengan siswi pembuat onar, tidak akan pernah bisa akur. Dhifa benci Dimas karena pernah menyita sepatunya, Dhifa benci Dimas yang pernah memergokinya bolos kelas dan mengadu pada Bu Tuti, Dhifa benci Dimas saat mengawasinya menjalankan hukuman. Dhifa benci Dimas yang sok baik, sok tegas, sok galak dan caper kepada guru-guru. Dan Dhifa benci Dimas karena ia sepupu dari Raditya, mantan pacarnya dulu.
Memutar bola matanya malas, Dhifa lalu berjalan melewati Dimas. “Cepet-cepet Sertijab deh OSIS, mual gue liat lo jadi ketua OSIS.”
Kalau bukan terlahir sebagai perempuan, mungkin Dimas sudah melayangkan pukulan di kedua pipi Dhifa.
*****
Jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran ketiga di kelas XII IPA 1 adalah bahasa Indonesia.
Harusnya semua murid XII IPA 1 ada di dalam kelas, duduk di tempatnya masing-masing sebelum guru datang dan mulai memberi materi pembelajaran. Tapi Anton—ketua kelas lebih dulu memberitahu kalau ternyata Bu Dewi tidak masuk ke kelas dan hanya memberi tugas untuk memahami kembali materi minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADHIFA
Teen FictionNadhifa Aurelia. Anak tunggal dari pengusaha sukses di Indonesia. Dhifa terkenal karena kecantikan dan juga kesombongannya. Dhifa benci kehilangan, tapi saat umurnya menginjak sebelas tahun, Tuhan mengambil nyawa orang yang paling dicintainya. Yai...