Jalinan asmara

94 64 1
                                    

"Yes, akhirnya dapat tiket buat kursi yang belakang pojok.."

Gue berteriak dalam hati sambil tengok kanan kiri mencari mas Andre. Ternyata dia sudah menunggu di depan pintu masuk, lalu gue pun tersenyum sambil menghampirinya.

Disitu kami masih harus menunggu jam untuk giliran masuk sekitar 5 menitan. Lumayanlah bisa mabar(main bareng) game walau cuma sebentar bersama mas Andre.

Terrnyata tepat perkiraan gue, game selesai tepat waktunya. Akhirnya kami pun masuk menuju kursi sesuai nomor tiketnya.

Singkat cerita di tengah-tengah film suasana kok malah menjadi canggung ya, karena disitu ada adegan romantisnya. Dan baru gue sadari ternyata tangan gue sudah menggenggam erat tangan Mas Andre, jadi tambah gimana gitu. Perlahan gue menoleh ke arahnya, ternyata dia juga ikut menoleh ke arah gue. Entah siapa yang memulai duluan tiba-tiba bibir kami saling bertemu.

"Mmm... Mmm..sruppzz..."

suara ciuman panas terdengar lirih diantara tautan lidah kami. Selang waktu sekitar 7 menitan, akhirnya ciuman berakhir. Kami pun saling menatap mata masing-masing sambil senyum-senyum sendiri dan kembali menikmati film sampai akhir tanpa sepatah kata.

Ending filmnya sad sih, pemeran utama tewas gara-gara melindungi kekasihnya dari tembakan penjahat di saat terakhir.

"Kok melamun mbak..?" tegur mas Andre.

"Eh, maaf.. kebawa suasana film tadi kok, hehehe.." jawab gue kaget.

"Hahaha, iya deh.. Lanjut nanti melamunnya, tuh penonton yang lain dah keluar, sepi.. Apa kita mau nginep sini?" candanya.

"Lohh... Yuuk cuss otw pulang" ajak gue salah tingkah gara-gara malu.

Kami pun lansung melangkahkan kaki ke tempat parkir tanpa mampir kemana-kemana lagi. Baru saja mau masuk mobil, tiba-tiba mas Andre bisikan sebuah kata yang membuat gue merinding dan bergejolak,

"Mbak.. Makasih ya untuk semuanya..".

Gue cuma bisa senyum dan menganggukkan kepala menjawabnya.

Mobil pun melaju perlahan di jalanan ibukota yang super macet. Mungkin karena antara nyaman dan lelah, gue pun tertidur dalam perjalanan.

********************************

Perlahan gue buka mata, mencoba mengumpulkan sisa-sisa nyawa yang sebagian masih di alam mimpi, sambil meraba-raba kanan kiri,

" Lohh kok gue ada di kasur.."

Itu yang ada dalam pikiran saat ini, heran. Setelah kesadaran pulih, gue pun benar-benar memastikan dimana sekarang. Tercium bau khas minyak Mas Andre, dan ternyata gue ada dikamarnya.

"Mas... Loe dimana?"

Teriak gue bingung sambil melangkahkan kaki keluar kamar. Dan belum jauh melangkah tiba-tiba ada handuk melayang ke kepala gue.

"Udah sana mandi dulu, bau asam nih...hehehe."

Canda mas Andre sambil berlalu begitu saja ke arah dapur.

"Ehhh,.. Awas ya nantii..."

Gue teriak lantang sambil tersipu malu lari ke kamar mandi.

Di meja depan kamar mandi sudah tersedia piyama, ternyata Mas Andre sudah menyiapkan buat gue. Tanpa perlu banyak berpikir lagi, lansung saja mulai mandi, karena jujur badan ini sudah lengket sekali rasanya.

"Tok..tok..tok.."

"Mbak.. Nanti lansung ke ruang makan ya kalau sudah selesai mandi"

Teriak Mas Andre sambil mengetuk pintu kamar mandi mengagetkan gue.

"Iya-iya..bawelll..."

Gue pun membalasnya teriak dengan lantang dan nada manja.

Setelah selesai mandi, sesuai permintaannya tadi, gue lansung ke ruang makan. Sampai disana mata ini dibuat terkagum-kagum dan perut ini jadi gak sabar untuk menyantap hidangan istimewa di meja makan. Ada spaghety, ayam goreng crispy, capjay kuah dan segelas softdrink dingin.

"Wahh.. Beli dimana nih?" tanya gue sambil duduk.

"Eits.. Enak aja.. Masak sendirilah..."

Mas Andre menjawab sambil bawa nasi dari dapur, lalu duduk disamping gue.

"Hahaha.. Gak percaya gue.. Weekk.."

Gue mencibir sambil menjulurkan lidah bercanda.

"Ya sudah kalau nggak percaya, yang penting sekarang, mari kita makan.."

Ucapnya sambil balas menjulurkan lidah.

Akhirnya perdebatan pun terhenti sejenak. Gue pun ambilkan sepiring nasi buat Mas Andre duluan, setelah itu gue. Dan gak lupa kami pun berdoa bersama sebelum makan. Mensyukuri segala nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah itu tanpa basa basi gue santap dengan lahap semua yang ada, karena jujur enak sekali lho. Di restoran pun kalah enaknya, ternyata selain baik, Mas Andre pun pintar memasak. Beruntung sekali siapa pun pasangan dia nanti. Dan akhirnya selesailah acara makan kita.

***********************************

Jam menunjukkan pukul 19.15 wib.

"Makasih ya mas buat makanannya.." ucap gue.

"Iya sama-sama kok mbak.." jawabnya.

"Oh ya.. Maaf kalau dah repotin loe daritadi mas.." sambung gue lagi.

"Nggak apa-apa kok mbak, kan gue yang repotin loe juga.." balasnya.

"Hehehe,iya mas, bentar ya, gue mau ganti baju dulu, sudah jam segini kok.." pamit gue.

"Lahh mau kemana mbak?" katanya sambil pegang tangan gue.

"Mau pulang dong.." jawab gue sambil senyum.

"Udah malam mbak, hujan pula.. Kenapa gak nginep aja, mbak boleh tidur dikamar, nanti gue tidur di ruang tamu kok..." pintanya.

Perlahan gue tajamkan pendengaran untuk merasakan beneran hujan apa gak. Dan ternyata benar, terdengar samar-samar tetesan air hujan diluar sana. Setelah sejenak berpikir akhirnya gue putuskan buat menginap.

"Oke deh, saat ini gue nginep sini, tapi awas gak boleh nakal lho..."

Gue menyetujui permintaan mas Andre sambil cubit pipinya. Dan dia pun meringis kesakitan.



(To be continue part 6)

Malaikat tak hanya ada di SurgaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ