1

1.1K 43 3
                                    

"Dia orangnya" tunjuk sosok bertubuh tinggi tegap dengan pakaian sedikit aneh pada lelaki yang sedang melamun sembari melihat kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Sementara sosok lain di sampingnya nampak cemas melihat kondisi orang yang dimaksud.

"H-hei M, kau yakin dia orang yang memiliki aura biru itu? Maksudku... dia hanya lelaki lemah, lihatlah! Dia bahkan tak punya semangat hidup" ejeknya kini melotot terkejut tatkala lelaki yang dibicarakan berjalan menuju ramainya kendaraan dengan tatapan kosong, "Oi oi M, dia bisa mati jika melakukan hal konyol-"

"Maka dari itu, tugasmu adalah melindunginya dari bahaya. Dengan begitu kau akan mendapat hadiah yang paling spesial. Kalau begitu... semoga berhasil, Ren" ia menepuk pundak lelaki bernama Ren sembari tersenyum kecil sebelum akhirnya menghilang begitu saja, "Hei M!! Jangan tinggalkan aku..." Ren sekali lagi melihat kearah lelaki malang tadi dan membuatnya gelagapan sendiri.

"Sial!" Dengan segera ia menggunakan kekuatan teleportasinya untuk mencegah orang yang seharusnya dia lindungi menjauh dari jalan raya.

SRET

"Ha... ha... hei, apa kau bodoh? Kenapa kau ingin membunuh dirimu sendiri, ha? Apa kau tidak ingin hidup lagi?" Tanya Ren menatap geram kearah lelaki yang sekarang berada dalam dekapannya, di sisi lain sosok lelaki tersebut tampak memejamkan mata dan hanya terdiam.

"Ini yang membuatku frustasi, manusia memang selalu menyusahkan saja" dengan kasar, Ren melepas dekapannya dan membiarkan sang lelaki malang itu terjatuh di tanah. Dia mulai menangis menutup wajahnya dengan kedua tangan, tak peduli orang memandangnya aneh.

"Hash... dasar cengeng" karena merasa lelaki itu tanggung jawabnya, ia kembali mendekat lalu menggendongnya dengan gaya bridal style.

"Hiks... h-hei... apa yang kau lakukan? Siapa kau...?" Sahutnya tersadar dan menatap kaget kearah Ren dengan kedua mata yang berair.

"Sudah diam saja, aku bukan orang jahat. Nanti aku akan menjelaskannya" lelaki berparas sangat tampan itu terus berjalan sembari menggendongnya.

***

Disinilah mereka, taman kota dengan beberapa orang yang berada disana. Baik Ren maupun lelaki yang ia tolong hanya saling berdiam diri dan sesekali Ren mencuri pandang melihat kearah lelaki tersebut. Ia tersadar jika wajahnya cukup manis sampai-sampai Ren termenung sejenak...

"Ekhem!" Ren mencoba mencairkan suasana agar tak terlihat canggung, namun tak ada respon dari sang lelaki disampingnya.

"Namaku Ren, kau sia-"

"Jae, Jae Kanawut" jawab lelaki bernama Jae itu sedikit dingin, membuat Ren yang mendengarnya mendengus kesal.

"Haa... menyebalkan! Apa kau tahu... kau itu sangat menyusahkanku. Mengapa kau harus-"

"Jika aku menyusahkanmu, mengapa kau menyelamatkanku? Seharusnya kau biarkan aku mati tadi" tatapan tajam Jae mampu membungkam Ren dan segera memalingkan wajah dengan canggung.

"Y-ya... karena kau kasihan. Itu saja"

"Lalu aku tak membutuhkan belas kasihan darimu, pergilah. Aku tidak akan berterima kasih padamu" Jae pergi meninggalkan Ren yang masih terpatung mendengar perkataan yang cukup menyakitkan darinya.

"Hei kau! Apa sikapmu memang menyebalkan seperti itu? Hah! Harusnya aku membiarkanmu mati tadi" kata Ren meninggikan nada suaranya sembari terus mengikuti Jae di belakang dan masih diacuhkan oleh lelaki itu.

SRET

Sang lelaki yang badannya lebih kecil tersebut terkejut serta mendadak berhenti tatkala lelaki yang menolongnya sudah berada tepat di depan Jae. Dengan tatapan sangat tajam, Ren mencoba untuk mengancamnya...

My Handsome GoblinWhere stories live. Discover now