Epilog

305 20 3
                                    

4 tahun kemudian...

    Terlihat sosok lelaki berparas tampan dan manis tengah duduk di sebuah taman yang tak jauh dari tempatnya bekerja. Ia sesekali memandang kearah langit sembari menghirup udara segar membuatnya nyaman hingga memejamkan kedua matanya...

'Aku mencintaimu Jae'

     Satu kalimat namun mampu membuat sosok tersebut tersenyum, dia tahu bahwa rasa itu akan selamanya ada di hati. Tak bisa tergantikan.

"Aku juga mencintaimu, Ren..."

"Papa Jae!" Seru seorang anak kecil berlari kearah Jae, lelaki berparas manis yang sedang duduk itu. Ia langsung berdiri dari tempat sembari merentangkan kedua tangan lebar-lebar untuk menyambut anak tersebut.

"Aw Rin... kenapa kamu sendirian kemari? Dimana mamamu?" Tanya Jae tersenyum pada sosok gadis kecil di gendongannya.

"Aku kemari bersama dengan paman Mild dan paman Mark, mama masih sibuk dengan kerjanya" Jawabnya sedikit sedih ketika membicarakan tentang ibunya yang sibuk bekerja.

"Dasar dia, tidak bisa meluangkan waktu sebentar saja. Lalu kemana kedua paman itu, Rin?" Dan muncullah Mild serta Mark yang berjalan berdampingan, yang satunya berusaha menggandeng tangan yang lebih kecil, namun satunya justru menjaga jarak, menghampiri Jae dan anak kecil itu.

"Sudah kubilang jangan pernah lengah! Lihat kan Rin jadi menghilang, dasar bodoh!" Umpat Mild yang terdengar oleh Jae, "Oi Mild, Mark... kalian darimana saja? Kenapa Rin bisa lolos dari pengawasan kalian? Kau tahu kan ini sangat berbahaya?!" Baik Mild maupun Mark nampak merasa bersalah kemudian mencoba membujuk Rin untuk bersama mereka, tetapi ditolak dan justru semakin merangkul erat lelaki berparas manis tersebut.

"Ini semua bukan salahku, dia yang mengajakku ke suatu tempat dan membiarkan Rin pergi menemuimu" Mild memandang tajam sosok flower boy disampingnya, sementara Mark hanya menggaruk leher bagian belakang.

"Hanya sebentar Ai' Mild, lagipula kau juga mengapa tidak membawa Rin denganmu"

"Oi... kenapa kau jadi menyalahkanku, dasar pacar tidak berguna! Sana bujuk Rin agar mau dengan kita lagi, bisa-bisa aku di hajar P' Nam jika Rin tidak bersamaku" Jae hanya bisa melihat dengan heran kekonyolan pasangan di depannya.

"Rin tidak mau sama paman Mild dan paman Mark, Rin maunya sama papa Jae aja"

"Rin... maafkan kami ya, kami tidak akan meninggalkanmu lagi. Percaya sama paman Mark ini, ya mau ya?!" Mohon Mark menampakkan wajah memelasnya pada sosok gadis kecil itu, sementara Jae terkekeh pelan.

"Sudah, sudah. Kalian ini jangan bertengkar di depan anak kecil. Biarkan aku yang membujuknya" Jae membawa Rin duduk sedang dia berjongkok di depan, menatap lembut kearah anak kecil tersebut, "Rin yang cantik... jangan bersikap seperti itu pada kedua paman ini, mereka sudah meminta maaf padamu. Seharusnya Rin bersikap bagaimana jika ada seseorang meminta maaf padamu, hm?!" Jelas Jae bersikap sangat lembut hingga Rin sedikit luluh dengan apa yang ia katakan.

"Rin harus memaafkan orang itu kan, papa?!" Jae mengangguk pelan sembari mengelus rambut hitam Rin, "Bagus, anak pintar. Papa bangga dengan Rin bisa bersikap baik pada paman Mild dan juga paman Mark, sekarang temui dan bilang Rin memaafkan semua kesalahan mereka, mengerti?!" Akhinya Rin menurut lalu berjalan kearah Mild dan Mark, menatap sendu kearah mereka berdua.

"Maafkan Rin ya paman Mild, paman Mark. Rin sudah memaafkan paman kok..." gemas melihat tingkah lucu dari Rin, Mild memeluknya cukup erat. Sedangkan Mark tersenyum lega, begitupun juga dengan Jae.

***

"Sampai kapan kau akan seperti ini, Jae?" Tanya Mild menatap cemas kearah teman dekatnya tersebut saat ia melihat keakraban Rin dengan Mark, pacar Mild, bermain petak umpat. Jae tersenyum kecil tanpa menatap lawan bicaranya.

My Handsome GoblinWhere stories live. Discover now