10 (END?)

402 18 0
                                    

"Selamat pagi, Ai' Jae" sapa Ren yang sudah berpakaian sangat tampan dengan setelan jas abu-abu dan rambut disisir rapi membuat sosok manis yang kini di hadapannya memandang penuh kagum.

"Jae, apa kau baik-baik saja? Kenapa diam saja?" Ren segera menghampiri Jae yang terdiam mematung memandangnya. Saat tangan kekarnya hendak memegang kening lelaki itu, ia cepat-cepat tersadar lalu menepis lembut tangan Ren.

"A-aku baik-bik saja. Dan kau... mengapa berpakaian formal dan rapi seperti itu? Apa kau ada pertemuan dengan goblin-goblin lain?" Tanya Jae cukup konyol bagi Ren, dia terkekeh pelan kemudian menyeretnya agar berdekatan satu sama lain, "O-oi... apa yang kau lakukan?"

"Aku ingin mengajakmu berkencan seharian ini, bolehkah?" Tatapan lembut namun sedikit sensual dari Ren sedikit memacu jantung Jae kembali berdegup kencang.

"J-jangan konyol, aku sibuk bekerja di kafe dan kau juga harus menjaga Jin di rumah sakit"

"Ck! Untuk urusan itu aku sudah membuat kesepakatan pada mereka, Jae. Ayolah, aku ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu, apa susahnya sih!!" Ren mulai kesal dengan sikap kekasih manusianya tersebut, ia segera melepas rangkulannya dari Jae dan menampakkan wajah masam.

"Haa... baik, baiklah. Kali ini aku mengalah, lalu... kita mau kencan kemana?"

"Benarkah kau mau kencan denganku?"

"Uum... dan jangan pinta aku untuk mengulanginya lagi, paham?!" Dengan cepat goblin tampan itu mengangguk sembari memeluk erat Jae.

"Oke, aku mengerti. Kau memang terbaik, Jae... aku mencintaimu" tanpa Ren sadari, Jae tersenyum saat ia mengucapkan kalimat terakhir tadi, "Kalau begitu lepaskan aku, kau membuatku sesak napas" pintanya yang dituruti oleh Ren.

CUP

Tiba-tiba Jae mencium pipi Ren lalu bergegas ke kamar untuk berganti baju, namun sebelum ke kamar ia berhenti dan menatap penuh cinta padanya.

"Aku juga mencintaimu, goblin bodoh" dan kembali berjalan kearah kamarnya, meninggalkan Ren yang memerah seperti kepiting rebus dengan perlakuan tiba-tiba dari lelaki manis tersebut.

"Aiih... kau membuatku semakin menyukaimu, Jae..."

Setelah Jae mengganti baju dengan lebih santai dan berbeda dari apa yang dipakai Ren, mereka akhirnya pergi menuju ke suatu tempat yang sang goblin yakini tempat itu mampu membuat sosok manis tersebut senang akan kejutannya.

"Ren, apa kau masih membaca pikiranku? Mengapa kau tahu jika aku memang ingin pergi kesini?" Tanyanya menatap penuh curiga pada kekasihnya.

"Jangan sembarangan kalau berbicara, aku membawamu kemari karena Jin yang memberitahuku sebelumnya jika kau memang ingin sekali disini. Tempat dimana ayah dan ibumu berada" jawab Ren tersenyum yang dibalas sebuah senyum kecil dari Jae.

"Hm... kau benar. Tempat terindah untuk mereka berdua, terima kasih sudah membawaku kemari, Ren. Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kalinya kesini..." senyum kecil yang menghiasi wajah manis Jae terganti dengan sebuah senyuman getir sembari berdo'a di pusara kedua orang tuanya, menutup mata agar do'anya lebih khusyuk yang hanya ditatap iba oleh Ren. Baru pertama kali goblin tampan tersebut melihat senyuman seperti itu di wajah Jae.

"Kau tahu Ren, mereka adalah orang tua terhebat yang pernah aku miliki. Namun semua kebahagiaan itu harus lenyap begitu saja dan membuatku serta Jin harus bertahan hidup satu sama lain tanpa mereka sampai sekarang, pernah suatu hari aku sangat terpuruk dengan kehidupan yang kujalani... ditambah aku mengetahui jika adik yang kusayangi sakit. Waktu terpuruk aku melakukan semua hal konyol yang hampir merenggut nyawaku sendiri karena tak tahan akan kejamnya dunia ini padaku... bukankah semua cerita dalam hidupku sangat menyedihkan?!" Jelasnya lagi-lagi dengan senyuman getir membuat Ren semakin merasa iba, ia merangkul erat tubuh Jae dan mengelus lembut rambutnya.

My Handsome GoblinWhere stories live. Discover now