@Rumah Sakit Umum, Bangkok

"Paman Ren" panggil Jin saat Ren tengah sibuk mengupas jeruk untuknya, mendengar namanya dipanggil, lelaki tampan itu segera menatap adik Jae yang kini nampak bahagia, "Oh Jin, ada apa? Kulihat sedari tadi saat aku ada disini, kau banyak tersenyum. Sekarang pun kau masih menampakkan senyummu itu" jawab Ren ikut tersenyum.

"Paman... aku ingin membagikan kabar baik ini pada paman dulu" Ren sedikit terkejut tatkala Jin mengatakan kepadanya terlebih dahulu tentang kabar baik, bukan pada sang kakak kandungnya.

"Mengapa kau tidak memberitahukan Jae terlebih dulu? Aku yakin dia pasti sangat bahagia jika mendengarnya"

"Aku ingin memberikan surprise pada kakak, apa paman tahu jika minggu depan aku akan sehat kembali?"

"Maksudmu?" Tanyanya bingung dengan apa yang dibicarakan Jin barusan.

"Dokter Earth bilang ada seseorang yang ingin mendonorkan ginjalnya untukku dan operasinya akan dilakukan dua minggu lagi paman" jawab Jin semangat saat memberitahunya pada Ren, tanpa sadar ia juga ikut senang mendengar kabar bahagia tersebut. Tiba-tiba gadis remaja itu menggenggam tangan sang goblin tampan yang kini sedikit kaget akan sikap Jin, "Paman, berjanjilah padaku untuk tidak memberitahukan ini pada kakak Jae, biar aku yang akan memberitahukan sendiri kelak jika aku sembuh. Kumohon paman, hm?!" Ren tersenyum sembari mengusap lembut rambut adik dari Jae tersebut.

"Sebisa mungkin paman akan merahasiakannya, tapi ingatlah, kau juga harus tetap semangat untuk sembuh"

"Aku janji, paman Ren. Terima kasih selama ini paman sudah menjagaku dan kakak, kuharap paman bisa selamanya menjaga kami" peluknya membuat Ren mau tak mau menerima pelukan dari Jin, namun jauh di lubuk hatinya ia sedikit merasa resah. Entah mengapa perkataan gadis itu menurutnya aneh.

'Mungkin hanya perasaanku saja' gumam Ren dalam hati dan cepat-cepat dia tepis.

       Di tempat lain tepatnya di kafe milik Jae, tampak lelaki berwajah manis itu lagi-lagi melamun dengan duduk sendiri di sebuah ruangan restroom kafe.

"Untung saja para pelanggan hari ini tidak begitu banyak, jadi aku tak perlu kerepotan. Mana si Mark juga tidak masuk kerja, tambah double lah pekerjaanku. Hei Jae, kau kenapa sih akhir-akhir ini? Kurang bersemangat saat bekerja?!" Omel Mild yang datang menghampiri Jae saat para pelanggan tidak banyak datang ke kafe, sesaat Jae sadar kemudian melihat sekilas kearah teman dekatnya itu.

"Tidak ada, jangan berspekulasi yang aneh-aneh, Mild. Aku hanya kecapekan saja" kata Jae sekali lagi menutupi, sebenarnya dia masih memikirkan perkataan seseorang yang sempat membuat Jae berdebar. Perkataan yang baru pertama kali ia dengar selama ini dan itulah yang membuat lelaki imut tersebut kebingungan sendiri, "Lagi-lagi kau mengelak Jae dan kesabaranku untuk tidak tahu sudah habis. Sekarang coba kau ceritakan apa yang mengganggu pikiranmu selama ini, aku janji akan menjaga rahasiamu" Mild langsung duduk di sebelahnya dengan wajah serius, Jae yang melihatnya mendadak gugup.

"S-sudah kubilang aku hanya kecapekan, sana pergilah!"

"Apa kau sedang jatuh cinta?"

DEG

"B-bisa-bisanya kau berbicara seperti itu, Ai' Mild. Siapa juga yang jatuh cinta, aku tidak punya waktu untuk semua itu" Jae mengalihkan pandangannya agar tidak ketahuan Mild, namun bukan Mild namanya jika menyerah begitu saja. Dia semakin gencar bertanya pada Jae.

"Mengaku sajalah jika kau itu sedang jatuh cinta, haha. Tenang, aku akan siap membantumu jika perlu, kau tahu, aku ini dokter cinta paling terkenal-"

"Kalau begitu, bagaimana sikapmu jika ada seseorang yang mengatakan 'Apa kau menyukaiku?'" Akunya membuat Mild terdiam sesaat mendengar pernyataan Jae barusan, "A-apa? Belum apa-apa kau sudah ditembak seseorang? Siapa? Apa dia cantik? Seksi?" Tanya Mild memberondong begitu banyak pertanyaan hingga Jae kesal.

My Handsome GoblinWhere stories live. Discover now