🐻 Polar Bear • 54

43.2K 4.6K 466
                                    

Maaf karena udah lama gak update PB ya :( dan makasih udah mau nungguin cerita kak fi 🙆🖤

So here we go!

"Kak Rama, aku kangen deh, sama kak Kayra."

Rama yang tengah mengerjakan tesis di kursi belajar sana berdeham. "Besok mau main?"

"Maunya, sih, tapi gak dibolehin nenek. Katanya, aku masih kurang fit buat keluar rumah. Padahal, sebenernya aku udah baik-baik aja sekarang."

Keras kepala dan tak ingin omongannya dibantah, tipikal sang nenek. Rama mendengus geli, "yaudah, nanti kakak suruh dia ke sini aja besok."

Mata Nada berbinar penuh antusias. "Kak Rama serius?"

Rama memutar tubuh menghadap Nada, sang adik yang tengah berbaring membaca buku di atas kasurnya itu, lalu menganggukkan kepala.

"Asyik!" seru Nada, yang berucap sembari mengepalkan tangan, saking semangatnya.

Ceklek

"Adek-adek tercintakuuuu," seru seorang laki-laki berumur 22 tahun, yang kemarin baru saja menggelar acara pernikahan dengan orang tercinta.

"Kak Juna!" pekik Nada senang, sementara Rama malah berbalik, menganggap kedatangan orang itu seolah angin lalu.

"Woy, es batu dari Antartika!"

Rama berdecak jengah. Padahal, hidupnya selama 4 tahun ini sudah tenang karena tak mendengar sebutan itu. Tapi orang itu malah datang, membuatnya kembali harus mendengarnya.

Bruk!

Arjuna melempar satu bantal di kasur Rama, hingga mengenai kepala laki-laki itu. "Sombong amat lo jadi adek!"

Mungkin, jika orang lain yang mengalami hal itu, mereka cenderung akan melemparkannya balik. Namun tidak dengan Rama.  Dengan tenangnya, ia malah mengambil bantal yang terjatuh itu, lalu menaruhnya di pangkuan.

"Kak Raya mana, Kak?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Nada sukses mengalihkan perhatian Arjuna dari Rama, yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Kak Raya lagi bantuin bunda sama nenek masak buat makan malam. Kamu gak ikutan?" Arjuna begitu lembut ketika berucap dengan Nada. Sangat kontras bila dibandingkan ketika berbicara pada Rama ataupun ketiga sahabat laki-lakinya.

Nada menutup bukunya, lalu mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk menyender pada bahu Arjuna. "Enggak, ah. Nanti nenek ngomel-ngomel lagi. Mirip kayak orang ngerap. Aku kan, jadi pusing dengernya. Mana suaranya lengking kayak mikrofon rusak, lagi."

Arjuna lantas tertawa. Ia tak menyangka Nada bisa memberikan komentar pedas mengenai nenek sihir itu.

Rama taught her well.

"Yaudah, kamu di sini aja sama kakak."

Tepukan lembut mendarat di puncak kepala Nada. Dengan posisi masih menyender, Nada kembali membuka bukunya, dan larut dalam buku non-fiksi berjudul The Da Vinci Code tersebut.

"Lo kapan berangkat honey moon?" tanya Rama, tanpa mengubah arah pandangnya dari laptop.

"Besok agak siangan. Kenapa? Mau ikut?"

"Boleh, sekalian gue ajak Kayra sama Nada. Oh, kalau perlu tiga orang rusuh lo itu sekalian sama pasangannya."

Niat hati ingin mengejek, Arjuna malah tertampar jawaban Rama. "Enggak-enggak. Ntar lo semua malah ngerusak acara berduaan gue sama Raya."

Polar Bear • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang