🐻 Polar Bear • 61

37.8K 4.1K 313
                                    

Tadi sore sempet kehapus 500 kata :( tapi alhamdulillah masih bisa sempet up malem ini 😊

Dan maaf banget kalau banyak nemuin typo, karena kak fi belum sempet ngecek lagi. Atau kalau boleh, dikasih tahu aja, biar bisa langsung direvisi. Matur nuwun 💜

-

Happy Reading!

🐻

"Jelasin ke gue. Apa bener lo dijodohin sama Jane?" Reza, orang yang beberapa menit lalu terus menekan bel apartemennya bertanya tanpa sabaran.

"Dia kasih tahu lo?"

Reza mengangguk singkat. "Dan gue pengen denger dari mulut lo langsung."

Rama yang perasaannya masih berat, hanya bisa menghela napas, lalu mengangguk. Tangannya bergerak mengacak-acak surai legamnya, menunjukkan betapa beratnya masalah yang tengah ia hadapi.

"Gue gak mau salah paham. Jadi, bisa lo ceritain ke gue secara detail? Lo tahu, meskipun Kayra adek kandung gue, dan gue sebagai abang tentu aja gak terima kalau adek gue sakit hati nantinya, tapi gue gak boleh memandang dari satu sisi aja. Makanya gue ke sini, karena gue mau denger tentang perjodohan itu versi lo."

Rama mengangguk paham, lalu perlahan mulai menjelaskan kejadian tempo hari. Semuanya, tanpa ada satu pun yang kurang.

"Gue ada di titik di mana gue berdiri di ambang jurang. Dengan sebuah batu besar yang siap menggelinding di belakang gue, dan ratusan ular di bawah sana yang siap bunuh gue." Rama menghela napas. "Yang mana, apapun pilihan yang gue ambil, gue akan tetep jatuh ke jurang sana."

Reza memijit pangkal hidungnya, akibat pening yang ia rasakan secara mendadak. Ia, benar-benar tidak tahu jika keluarganya memiliki masa lalu yang begitu pelik dengan Vernando.

Kemudian tangan Reza berlabuh di pundak Rama, dan menepuknya dua kali. "Gue ngerti posisi lo. Dan gue gak akan nyalahin lo mengenai masalah ini. Bagaimana pun, posisi lo serba salah."

"Makasih, Bang."

Reza hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang, gue gak tahu harus gimana. Keluarga Elbrensa tetep kekeh buat ngadain perjodohan ini. Mereka gak peduli gue udah nolak."

"Mereka udah menetapkan tanggal?"

Anggukan Rama semakin membuat perasaan Reza menjadi kalut. "Satu minggu dari sekarang."

Pupil Reza membulat. "Di Jerman atau-"

"Di Jakarta."

Rama tahu apa yang sekarang Reza rasakan, karena tentunya, tak berbeda jauh dari apa yang ia rasakan sejak kemarin.

"Bang, jujur, gue buntu. Gue gak tahu harus gimana." Rama mengusap wajahnya kasar, sementara kedua maniknya bergerak gelisah.

Reza terdiam untuk membantu memikirkan hal ini. Membuat ruang tamu itu hening, dengan jarum jam sebagai satu-satunya benda yang bersuara di sana.

"Untuk saat ini, mending lo ikutin dulu aja permainan nenek lo. Abis itu kita cari tahu permasalahan yang terjadi di antara keluarga Farenza dan Vernando."

Mendengar rencana Reza, Rama meragu. Hatinya masih tak kuasa untuk sekadar melaksanakan apa yang neneknya mau. Karena semua yang akan ia lakukan, melibatkan hati seseorang yang teramat ia cintai dari dulu.

"Terus gimana sama Kayra, Bang?"

"Untuk Kayra, gue rasa lo harus ngomong sendiri ke anaknya."

Kalimat itu adalah hal yang paling Rama takutkan. Ia paling tidak bisa melihat raut terluka dari Kayra. Apalagi yang membuat luka itu hadir adalah dirinya sendiri.

Polar Bear • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now