Challenge komentar pake emot, yuk! Bisa gak lu??? 😛
—
“Sesekali curiga, takut kehilangan, posesif, itu hal yang wajar, kok. Karena di antara kita ada cinta, bukan sekadar ingin memiliki.”
🐻
Kayra tertidur setelah menunaikan ibadah salat Isya. Bahkan, ia tertidur masih dengan mukena di tubuh. Sepertinya, kantuk terlalu bersemangat menerpa si kedua mata.
Melipat setelah melepasnya, Kayra lalu menaruh mukena itu di atas kasur, sebelum beranjak mencabut ponsel yang ia tinggal untuk mengisi daya di meja sana. Salah satu kebiasaan buruk, yang sulit gadis itu hilangkan sejak SMA.
Beberapa pesan dari Rama terpampang jelas di layar. Bahkan panggilan dari laki-laki itu pun juga turut berbaris rapi di barisan notifikasinya.
Rama : Kay? Udah salat Isya?
Rama : Mau makan bareng di luar?
Rama : Kay?
Missed voice call at 19:31
Rama : Kay? Aku ke apartemen kamu, ya?
Missed voice call at 19:40
Missed voice call at 20:00
Missed voice call at 20:12
Rama : Kamu tidur?
Missed voice call at 21:23
Kayra menilik jam di bagian tengah atas ponselnya. Pukul 22:06.
Astaga, ternyata ia tertidur sudah lumayan lama. Pantas saja Rama begitu runtut menanyakan dirinya.
"Apa gue langsung ke apartemen Rama aja, ya?"
Biasanya, Rama tidur disekitar jam sebelas malam sampai jam satu pagi. Hal yang membuat Kayra berpikir untuk mengunjungi laki-laki itu mengingat jam masih berada pada pukul sepuluh malam.
Gadis itu mencoba berpikir ulang. Apakah keputusannya benar atau tidak. Namun di beberapa detik kemudian kepalanya mengangguk yakin. Rupanya, ia sudah memutuskan untuk mengunjungi sang kekasih untuk menjelaskan secara langsung.
Dengan baju tidur motif kucing berwarna kuning mustard serba panjang, Kayra berdiri di depan cermin lemari. Kemudian meraih sisir untuk merapihkan sedikit rambutnya yang acak-acakan sehabis tidur.
Mengenakan sandal yang sengaja dibawanya dari rumah, Kayra lalu melangkah keluar dengan keadaan tangan memegang ponsel. Berjalan beberapa langkah, dan sampailah ia di depan sebuah kamar dengan nomor 36 yang terukir di pintu.
Kayra terdiam sesaat, mencoba mengingat perkataan Rama yang menyuruhnya untuk masuk bila ingin berkunjung. Jari-jemarinya kemudian mulai menekan angka '143520' yang menjadi password apartemen.
Begitu berbunyi, Kayra membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya tersendat ketika mendengar sebuah tawa.
Bukan.
Itu bukan hanya tawa Rama.
Ada tawa lain yang mengalun seiring langkah Kayra semakin memasuki apartemen.
Tawa seorang perempuan.
Pikiran negatif mulai membanjiri otak Kayra. Ia mencoba mengusirnya, namun, semakin keras ia mencoba, semakin sulit untuk pergi.
Raga Rama sudah terlihat di mata. Laki-laki itu tengah menaruh tangannya di atas si kepala lawan bicara, kemudian mengacaknya lembut, dan merangkul bahu si perempuan dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polar Bear • (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction#VERNANDOSERIES 3 🤴🏻 Bagi Kayra, Rama itu ibarat beruang kutub. Orang-orang akan menilai hewan itu lucu dan menggemaskan. Tapi pada kenyataannya, beruang kutub termasuk salah satu kelompok hewan buas pemakan daging yang membahayakan. Seperti halny...