AKD - 27

375 24 0
                                    

Pagi ini, Vita bangun dengan senyuman ceria. Tampaknya dia mendengarkan saran dari Rean untuk menikmati hari dengan penuh keceriaan.

Gadis itu menuruni tangga. Dia menyapa para pelayan. Melihat nona mereka yang ceria dan semangat di pagi itu, para pelayan tampak senang.

Vita pergi mandi dan sarapan. Dia juga menelepon ayahnya yang sedang di luar kota dan mengingatkan agar pria nomor satu dalam hidupnya itu tidak boleh melupakan sarapan.

Namun, ada yang aneh. Sedari tadi Vita tidak melihat keberadaan pacarnya. Biasanya Rean akan duduk di jendela kamar, atau berdiri di sudut kamar, atau tidur di sampingnya.

Kemana pacarku yang tampan itu? Apa dia tidak lapar?

Vita sudah mencari di seluruh ruangan di rumahnya. Pria itu menghilang seperti ditelan bumi.

"Rean, kau di mana, sih? Awas saja kalau ketemu. Aku akan diam padanya."

Ketika Vita berbalik, dia terkejut saat kegelapan memenuhi ruangan. Gadis itu menelan saliva karena ketakutan.

Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba jadi gelap?

Tiba-tiba muncul cahaya dari dua buah lilin di depannya. Vita terkejut, ternyata itu adalah Rean yang membawa kue dengan lilin di atasnya berbentuk angka 18.

"Selamat ulang tahun," ucap Rean dengan lembut.

Kedua mata bulat milik gadis itu berbinar-binar. Dia meniup lilinnya dan ruangan pun menjadi terang kembali.

"Kau ingat hari ulang tahunku?" Tanya Vita yang merasa terharu.

Rean tertawa. "Tentu saja, mana mungkin aku lupa. Aku sudah bilang, kalau aku tahu semuanya tentangmu."

Vita tesenyum sendu. "Aku sendiri melupakan hari ulang tahunku. Untuk pertama kalinya setelah 10 tahun perayaan ulang tahunku, ada seseorang yang mengucapkannya lagi dan memberikan kue."

Rean mengecup kening Vita. "Mulai sekarang, aku yang akan mengucapkan selamat ulang tahun padamu setiap tahunnya."

"Terima kasih. By the way, siapa yang membeli kue ini? Kau tidak mengambilnya tanpa bilang-bilang, kan?" Tanya Vita curiga.

Rean tampak berpikir. "Sebenarnya aku meminta bantuan beberapa orang."

Vita mengerutkan dahinya. "Maksudmu? Kau meminta bantuan siapa?"

"Selamat ulang, Nona La Prasega!" Beberapa pelayan tiba-tiba muncul dari tempat persembunyian mereka dan serempak mengucapkan kalimat itu pada Vita.

Gadis itu terkejut. "Kalian? Kau?"

Vita tidak menyangka, Rean akan menunjukkan dirinya pada para pelayan dan meminta bantuan pada mereka.

Rean berkata pelan, "Maafkan aku, tapi aku membutuhkan bantuan mereka. Jadi, aku meminta bantuan pada mereka."

Vita tersenyum. "Tidak apa-apa, aku senang sekali."

Para pelayan membungkuk kemudian memberikan privasi pada mereka berdua dan kembali bekerja.

Rean menunjukkan kotak beludru berwarna hitam. "Aku ingin memberikan ini sebagai hadiah di hari ulang tahunmu."

"Waaah." Vita terpukau saat Rean membuka kotak tersebut.

Isinya adalah sebuah kalung dengan batu amethyst berbentuk hati sebagai hiasannya.

Rean memakaikan kalung itu ke leher jenjang Vita. "Aku harap, kau menyukainya."

"Aku sangat menyukainya. Ini cantik sekali, terima kasih."

Rean tersenyum tampan.

"Ayo, makan kuenya." Vita menyodorkan sendok yang berisikan kue ulang tahunnya.

Rean tampak berpikir. "Tidak, tidak, aku sedang diet. Makanan di dunia manusia megandung banyak lemak. Kemarin aku kehilangan abs milikku."

Vita cemberut. "Ini hari ulang tahunku, kau tidak mau memakan kue ulang tahunku? Satu suap saja."

Rean tersenyum kaku sambil mengibaskan kedua tangannya.

"Aku akan tetap mencintaimu, meskipun kau tidak punya eightpack. Kau juga pernah bilang, kau tetap mencintaiku, meskipun aku bau ketek."

Rean berpura-pura tidak mendengar. Dia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kau memilih abs milikmu, atau aku?" Tanya Vita dengan nada penuh ancaman.

Rean segera memegang kedua lengan gadis itu. "Tentu saja aku memilihmu, Sayang."

"Aaaa." Vita menyuapi Rean. Dengan terpaksa, pria itu menerimanya.

"Hehe, anak pintar." Vita mengusap sisa kue di sudut bibir pria itu.

Rean mengintip perutnya dari kerah baju. Melihat apa yang dilakukan Rean, Vita tertawa.

Gadis itu bertanya, "Apa perut kotak-kotakmu menghilang?"

"Masih ada, tapi tidak menonjol seperti dulu," jawab Rean.

"Mana kulihat?" Ujar Vita dengan polosnya.

Rean mengankat kemejanya tinggi. Vita melongo dan tak berkedip saat melihat perut Rean yang memiliki 8 tonjolan seksi.

Melihat ekspresi Vita, Rean segera menutup kembali perutnya.

"Kenapa ditutupi? Aku belum melihatnya," gerutu Vita.

"Kau sudah melihatnya terlalu lama."

-

8.32 : 6 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang